Rindu tanpa Jeda
Di sini
Masih ku tatap mega
Horison tersenyum rindu
Dan jingga merayapi senja
Masih tentang cerita kita
Yang berpendar mengudara
Tanpa jeda, tanpa suara
Mungkin, detik masih saja iri
Tak pernah dia rela
Melepas pintu waktu
Yang kupegang erat-erat
Dengan rindu penuh harap
Tak pernah aku mengalah
Meski senja berangsur melangkah
Dan detik berlari membawa waktu
Di sini
Masih kutatap mega
Horison menyulam rindu
Dan kabut menyungkup syahdu
Sendu Senja yang Merindu
sepotong senja ini
Kuberikan padamu
Berisi sebubuk rindu
Dan segumpal sendu
Kusampaikan rindu
Agar bening hati kita senantiasa bertaut
Dengan getar sunyi kesendirian
Yang berderap riuh dalam hati kita
Tanpa jeda
Tanpa tanda
Kuberikan sendu
Karena hidup tak selalu indah
Mengharu biru hati kita
Dengan sakit dan lara duka
Tanpa ragu
Tanpa tahu malu
Jika sendu menghampirimu
Maka ingatlah bubuk-bubuk rindu ini
Bahwa masih ada jiwa
Yang berdoa selalu untukmu
Jika rindu memelukmu
Jangan lupakan sendu disebalik hatimu
Agar kerinduan
Bukanlah sendu yang menunda
Bukankah hidup adalah keseimbangan?
Bukankah hidup adalah ketidaktahuan?
Kukirim rindu dan sendu
Sebagai pengingat dan penggembiramu.
Mlangi – Krapyak, 22.56. Selasa. 11 Maret 2014