Malam selasa kali ini berbeda dengan malam selasa sebelum-sebelumnya yang sering diisi dengan dzikir bersama. Kali ini tetiba Bapak membuka kitab Attibyan yang biasa dikaji oleh Ustadz Aang.
kemudian Bapak membaca sebuah hadits Nabi yang menjelaskan tentang derajat seorang penghafal Al-Qur’an.
“Barangsiapa yang membaca (hafal) Al Qur’an, maka sungguh dirinya telah menaiki derajat kenabian, hanya saja tidak diwahyukan kepadanya.” (HR. Hakim)
Siapa tak tahu tentang keutamaan yang terdapat dalam Al-Qur’an? kedudukannnya sangat mulia dan tinggi. Karenanya, Orang yang mencintainya dengan senantiasa membaca atau bahkan mencoba untuk menjaga Al-Qur’an dalam tiap-tiap ayatNya derajatnya SEAKAN-AKAN bergerak seperti menuju derajat kenabian. tentu Rasul telah berada di puncak tertinggi derajatnya, sedangkan kita masih merangkak untuk mencoba mengejar tingkatan demi tingkatan derajat tersebut. derajat nabi bukanlah sembarang derajat yang bisa dirangkak oleh siapa saja.
DerajatNya mampu menempatkan kedudukan hambaNya berada dalam setinggi-tingginnya kedudukan sebagai hambaNya yang menjaga ayat-ayatNya. Namun yang perlu dicamkan pula adalah, jatuhnya pun sejatuh-jatuhnya jatuh, sangat sakit dan sangat sangat hina kedudukannya, Na’udzubillah.
Karenanya, Nduuk. Ayo ditata lagi hatinya, dikuatkan dan dijaga lagi niatnya untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai tujuan primer hidupmu, menjadikan Al-Qur’an sebagai pengangkat derajat hidupmu, sebagai penenang hatimu, dan sebagai pedoman hidup di dunia maupun di akhirat.