Ghina Hai, saya Ghina. Perempuan pecinta pagi, pendengar setia radio dan podcast, menulis tentang kehidupan perempuan dan hal terkait dengannya.

Menyambut Desember Di Toko Buku

3 min read

menyambut desember di toko buku
desember : toko buku, self improvement and art healing

Desember akhirnya telah hadir. menyambut desember, aku ingin menikmati awal bulan ini dengan suatu yang baru. Keluar naik motor berdua dengan anak lalu ke toko buku. Hm, nyatanya ini momen yang sangat berharga ya di saat pandemi begini.

Jalan berdua bersama anak motoran lalu hangout ini kayaknya adalah kali pertama deh. Seneng ya, anak udah bisa diajak nongkrong aja. Ah, iya ini juga kali pertama dia akhirnya bebas di toko buku dan nongkrong di kafe berdua sama Ibunya.

Alih-alih ingin merayakan Desember dengan hal kecil yang berharga (part of ikigai values : kegembiraan dari hal-hal kecil) malah di toko buku ini aku menemukan sumber kebahagiaan baru.

Baca juga : Ketika bersih-bersih menjadi terapi

Beli Buku baru? Mmm, mau cuci mata aja sih sebenarnya. Bukan itu yang benar-benar kami cari. Untukku, sengaja mencari toko buku yang agak sepi dan bisa sambil baca buku (buku yang plastiknya udah dibuka itu serasa nemu duit kan) itu udah senang sekali, tapi ternyata bagi Nahla toko buku ini sudah seperti taman bermain.

Hampir tiga jam kami di toko buku. Sedari tokonya masih agak ramai, sampai akhirnya tinggal kami berdua.

Nahla dengan bahagianya akhirnya menemukan buku cican yang selama ini hanya membaca buku dari iPusnas. Yaa, meski agak dilema karena ceritanya mah dikit banget, tapi dua biji buku tidak apa ya.

nemu buku cican sendiri

Kalau saya, justeru melihat banyak tumpukan buku best seller, diskon, hingga PO yang kebanyakan tentang Self Improvement malah jadi bertanya-tanya, sambil ngintip beberapa isinya, kenapa buku-buku bertemakan pengembangan diri lagi hype banget sekarang? Apakah berarti banyak orang yang mentalnya terganggu atau dirinya nggak berkembang?

Buku-Buku Self Improvement yang Hype

Kenapa buku self improvement laris manis?

Iya, saya juga bertanya, kenapa buku pengembangan diri lebih ramai dibanding lainnya?

Saya bertanya-tanya, tapi sebelum saya bisa menjawab pertanyaan tersebut malah saya juga ikut-ikutan membeli buku, mensubscribe video dan bahkan membuat kategori sendiri tentang self improvement tersebut. HAHA

Meski beberapa kali tutor panutan saya bilang ‘ Yang bisa memotivasi kita itu ya diri kita sendiri, karena kita yang tahu penyebabnya. Tapi, kenapa banyak orang suka minta motivasi dari orang lain?’

Jujur saja, motivasi sendiri seringkali tidak cukup. Ah, tidak bukan itu. Mungkin lebih tepatnya kita, eh bukan, aku masih kurang yakin dengan solusi yang kumiliki. Iya, validasi terhadap kemampuan diri sendiri saja kita masih susah ya ternyata.

Karenanya, kita mencari pengalaman orang lain. Agar pernyataan kita lebih valid dan lebih yakin karena sudah ada expert yang menjelaskannya.

Selain itu, banyak yang bilang hal ini menandakan jiwa-jiwa kita ini kering. Makanya kemudian orang mengaitkannya dengan kurang beragama, kurang bersyukur, dan lain sebagainya.

Apa iya kurang? Ada yang iya ada juga yang tidak. Tapi, memang diri ini seringnya up and down kan ya.

Media sosial juga membuat kita kurang menerima diri, kadang kita juga merasa terpicu untuk mengikuti perkembangan yang ada, FOMO, insecure, dan tertinggal. Kata siapa? Kata diri kita.

Aku juga kadang begitu. Ketika sedang merasa malas, menunda-nunda, hilang inspirasi, krisis percaya diri, google to the rescue. Beberapa video atau tulisan yang membahas tentang well being, self imporvement, dan sejenisnya akhirnya menjadi hal yang dibuka.

Beberapa penyebab dari munculnya buku-buku pengembangan diri tentu karena pengalaman manusia juga, jadi solusinya belajar dari orang yang sudah lebih mengalaminya, tahu solusinya, paham teorinya, dan ya siapa tahu solusinya ada yang cocok dan bisa dipraktikkan.

Yang dikhawatirkan dan semoga tidak, semakin laris buku pengembangan diri katanya berarti semakin banyak jiwa-jiwa yang kering dan haus ya.

Namun, dengan buku-buku tersebut semoga justeru mengajak kita untuk lebih sayang sama diri sendiri, lebih percaya pada kemampuan diri, dan menjadi pribadi yang jujur apa adanya. Aneh sih, padahal itu nilai fundamental sebagai manusia ya.

Memang dasarnya manusia itu perlu selalu diingatkan.

Di detik-detik terakhir kunjungan kami ke toko buku tersebut, saya menawarkan Nahla untuk membeli peralatan menggambar dengan cat air dan mengakhirinya dengan berkunjung ke tempat nongkrong yang berada di sebelah toko buku.

art as healing and self improvement

Waw, menggambar ini adalah hal sangat menyenangkan. Selama ini Nahla memang lebih suka menggambar daripada mewarnai. Setelah mengenal cat air ini, malah aku yang ketagihan untuk menggambar.

unik, saya pernah mendengar podcast yang bilang bahwa ketika seseorang sedang ruwet pikirannya, cobalah untuk menggambar. Agak aneh, karena kupikir itu kan buat anak-anak, si orang yang konsultasi juga heran kok malah suruh menggambar lho.

Tapi saat ini, saya merasakan sendiri, betapa menggambar memberikan kebahagiaan juga. Melatih kreativitas diri dan mengolah fokus lebih dalam. Dua hal ini se dang saya butuhkan juga belakangan ini, terutama tentang fokus. Seni bisa menjadi terapi mental juga ya.

Tiba-tiba saya jadi kepikiran, kenapa buku-buku self imporvement atau pengembangan diri belakangan ini banyak diawali dengan kata ‘seni’?. Misalkan bukunya Mark Manson yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berjudul : ‘Sebuah seni untuk bersikap bodo amat’.

Jika ditelaah, secara definitif seni itu sendiri adalah ekspresi perasaan manusia yang memiliki keindahan di dalamnya, dan diungkapkan melalui media nyata.

Ah iya poinnya ada di kata ‘indah’ ya. Hal yang indah dipandang, dilihat, dirasakan, dilakukan dan didengar memang lebih menarik. Maka untuk bersikap juga perlu berseni. Seni yang menurut Thomas Munro akan menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain.

Setiap jaman akan selalu ada tantangannya, tapi juga pasti ada cara untuk menjalaninya. Meletakaan seni untuk menghadapi lika-liku perjalanan hidup ini perlu banget diterapkan. Begitu kira-kira yang dimaksud dengan ‘seni-seni’ yang muncul dalam buku-buku self improvement ya.

Wah, sepertinya tulisanku jadi random banget nih. Sebelum ditutup, aku punya pertanyaan nih, ngomong-ngomong, kamu kapan terakhir menggambar nih?

Ghina Hai, saya Ghina. Perempuan pecinta pagi, pendengar setia radio dan podcast, menulis tentang kehidupan perempuan dan hal terkait dengannya.

26 Replies to “Menyambut Desember Di Toko Buku”

  1. Tulisan yang bagus, Kak Ghina ๐Ÿ˜€
    Aku juga baru ngeh, kok semakin ke sini, buku-buku self improvement jadi semakin banyak dan banyak juga yang best seller. Pikirku sih, berarti banyak orang yang ingin mengembangkan dirinya ke arah yang lebih baik dan juga ingin diingatkan kembali tentang fundamentalnya sebagai manusia di dunia yang perkembangannya semakin cepat ini hahaha. Rasanya kalau habis baca buku self improvement tuh, ada sesuatu yang bangkit dari dalam jiwa ya huahahaha.

    Sepertinya udah lama juga aku nggak menggambar, Kak :'( sebab aku nggak terlalu bagus dalam menggambar jadi jarang ngegambar wkwk
    Tapi aku setuju dengan kata Kak Ghina, menggambar itu bisa membuat menenangkan diri ketika sedang penat hahaha.

    1. Dulu awalnya kukira gt, tp bisa jadi perkembangan teknologi dan banjirnya informasi menjadi kita tanpa sadar jadi merasa ada yg hilang. Emang bener ya itu pdhl fundamental tp kenikmatan instan yg kita akses saat ini membuat hal2 fundamental itu jadi terlupakan yaa.

      Ayo gambar lagi, Li.. Aku nemenin anak gmbr malah aku yg ketagihan nih, ternyata sangat menyenangkan. Dulu karna gambarku terasa jelek jd malas banget gmbr. Pdhl bukan disitu ya inti menggambar itu, tp di prosesnya

  2. Main ke toko buku rasanya memang kaya pergi ke taman bermain yaa.. Pasti Nahla seru banget ya Mba ^^
    Ngomong2 cat air, itu memang seru buat main sama anak. Ga ngebekas lagi di tangan atau di baju. Klo Arkilik di tangan gampanag di bersiin, tp klo udah nempel di baju repot deh. Apalagi anak2 kan suka heboh sampe belepotan kmana2 >.<

    1. Iyaaaa bener bgt mba thessa, dia muterin semua lorong di toko buku itu, untung bgt sepi.. Jadi dia bisa bebas muter-muter mengelilingi toko.

      Ih iya ini aku khawatir bgt emang bakal tercecer, jd sengaja dijarangin mainnya, kmnr udah kena baju untung hitam dan lgsg ketahuan jd tak gosok2 lgsg mba..

  3. Duh mbak, anakku udah merengek siy minta jalan ke toko buku, tapi rasanya kok saya yang belum berani buat jalan. Kangen-sekangen-kangennya main ke book store deh…

    1. Iya mbak, anakku jg kmrn ya udah kita kabulkan sambil nyari toko yg sepi. Untung toko langganan pas sepi dan perempuan buat lari2 dan main hide n seek.. Semoga pandemi segera berakhir ya biar kita bebas buat ke toko buku nih

  4. Dulu waktu kecil, paling senang kalau diajak ortu ke toko buku mba, mungkin Nahla merasakan hal serupa hihihihi ๐Ÿ˜† By the way, saya pun baru-baru ini menyadari kalau buku self improvement memang sedang naik-naiknya, tentu saja setelah membaca review buku dari beberapa teman ๐Ÿ˜

    Menurut saya, kadang membaca buku tersebut bisa membantu kita untuk keep on the right track, atau bahkan memberi jawaban pada beberapa ‘pertanyaan’ yang kita sendiri bingung bagaimana menjawabnya. Jadi seru bisa tau sudut pandang orang lain ketika mengalami hal serupa ๐Ÿ™ˆ Mungkin karena itu, saya hobi baca post teman-teman yang membahas self improvement pula seperti blog mba Ghina salah satunya ๐Ÿ˜

    Eniho, menjawab pertanyaan terakhir, saya sudah lama banget nggak menggambar mba, hihihi kalau corat-coret biasa masih sering, tapi serius gambar kayaknya sudah lama ๐Ÿ˜‚ Mungkin karena saya sadar gambar saya jelek hahahaha.

    Happy weekend mba Ghina ๐Ÿ˜

    1. iya seneng banget ya mbak. dimanapun bisa jadi spot bermain kalau buat anakmh, hihi

      wkwk, kalau aku bikin kategori self imporvement sebenarnya utk mengukur apa sih dari hidupku ini sudah aku kembangin, biar nggak apa adanya kan. Karena kalo lagi nulis gitu, akupun jadi nyari-nyari juga tentang hal yang aku belum tahu. jadi deh malah nemu insight2 baru juga saat nulis, jadi setali tiga uang gitu yaa.

      lah ternyata nggak cuma aku doank nih yg sadar gambarnya jelek lalu nggak pernah gambar lagi. Aku disadarkan oleh annisast nih mbak yg bilang gambar jelek ya menrut kita, bagus juga menurut kita, gimana kalo kita ubah yg jelek itu menjadi bagus, kan pasti akan tmbh bagus kalo latihan terus, gtu katanya, hihi. masih mengumpulkan pede juga nih mbak buat mengakui gambarku agak bagusan dikit. ya agak-agaklah yaa, hihi.

  5. Iya mungkin karena banyak waktu di rumah jadi pengen berbuat sesuatu diantaranya mengembangkan diri, memperbaiki diri sekalian menghimpun semangat yang mulai pudar huhu aku juga sedang suka baca tema ini soalnya ๐Ÿ˜€

    1. Naaah iya nih bisa jadi mbak. Biar waktu nggak terasa terbuang buang, ya mending manfaatin dgn mengembangkan diri, cara jalannya salah satunya lewat buku2 self improvement itu yaa

  6. Mbak Ghiiin, aku sebagai salah satu pecinta buku self-improvement akhir-akhir ini, juga jadi balik bertanya ke diri sendiri๐Ÿ˜‚ kenapa ya seneng banget baca buku begini? Apa yang menarik dari itu, ya? Ternyata memang jawabannya aku butuh validasi atas segala kesemrawutan yang dirasa, terkhusus kalau emosi dan mental sedang tidak stabil. Namanya lagi nggak stabil, kita pasti nggak bisa dengan jernih mendengarkan diri sendiri, makanya memerlukan sesuatu yg bisa mendorong diri kita untuk melakukan hal yang sebetulnya mungkin saja sudah kita tahu sebelumnya. Karena itu setuju bangeet dengan apa yg mbak tulis di atas๐Ÿคง

    Ah, btw aku udah lihat nih gambarยฒ Nahla dan mbak di IG, rupanya habis dari toko buku ini yaaa๐Ÿ˜† aku malah lihat gambarnya duluan daripada baca tulisannya, wkwkw. Nahla makin hari makin ngegemesiin, udah mulai bisa diajak kemana-mana nih sama mamanya๐Ÿ˜

    Oh iya, aku nggak ingat terakhir ngegambar itu kapan๐Ÿคฃ kayaknya dua atau tiga tahun lalu deh. Itupun asal-asalan pake tinta dan kuas buat kaligrafi karena memang lagi gabut dan kangen juga ngegambar. Sekarang jadi kepikiran buat ngegambar lg, tapi gatau mulainya dari mana๐Ÿ˜‚

    1. Hallo Awl.. Lama ga nongol ya nih anak. Gmna skripsi udah kelaar?

      Nah, iya kan bener karena memang kadang butuh validasi dan lbih ngerasa yakin kalo ada validasi dr org lain, meski kadang masukannya sama dengan apa yang kita pikirkan jugaa. Yg pntg kayak ku bilang tadi, semoga bener2 buku selfie improvement ini ngasih efek ke bnyk org yaa buat lebih baik, dan makin bijak di kala gempuran percepatan teknologi dan media sosial yg semakin cepat.

      Iyaa ni Awl, kmrn itu kali pertama jg ajak dia, biasanya dia ga berani naik motoran cma berdua, maunya bertiga. Tapi abis jalan2 kmrn dia ketagihan buat motoran lagi meski hanya berdua doank berani katanya ๐Ÿ˜„

      Self healing emang bisa macam2, kota mgkn lebih terbiasa dengan nulis atau nyanyi2 yaaa. Aku juga baru seneng sama gambar2 blkgn ini. Biasa suka keadaan buat nulis di IG duluan, karena kepanjangan baru deh ditulis di blog, eman kalo ga disimpan, hihi

      Ayo, kapan2 gmbr lagi Awl. Hitung2 self release utk merayakan hari2 yg mendung blkgn ini. Sehat selalu yaa

  7. senangnyaa bisa jalan-jalan sama anak ke tempat paporit.
    tapi, aku bukan orang yang suka mencoba hal baru deh, padahal ya dulu itu rajin banget gambar, sampe pernah jual kertas yang bingkainya itu digambar sendiri, haha.. pernah juga punya buku khusus menggambar semacam gambar anime-anime gitu, tapi entah kenapa setelah SMA, aku beralih ke seni yang lain, ya musik, wkwk..

    ya begitulah mbak, namanya orang beda-beda ya. tapi aku salut nih sama mbak Ghina, yang bisa menularkan aura-aura positif ke anak. hehe..

    1. Iyaa mbak.. Ah masa sih mbak, mba Ki kan bnyk bgt bakatnya, puisi oke, cerpen oke, gambar ada darah seni dr ibu dan bakat, nyanyi jg berpengalaman,hihi pasti udah nular ke banget rasyid nih..

      Ada bakat baru kok yg makin berkembang mbak, bakat ngeblog yg berasal dari hadiah suami kan, hihi

      1. wkwk.. bakat yang mendarah daging palingan tinggal nyanyi doang, yang lain mulai terpendam lagi, hihi..

        Yang nular ke bang Rasyiid apa ya? hhaha..

        sekarang bakat ngeblog lah yang sedang dikembangkan, hehe..

  8. Aku kapan yaa.. Terakhir menggambar? Gambar acakadut buat anakku sih tiap hari kak.. Btw aku udah lama banget loh ga ke toko buku, jadi kangen berburu buku lagi nih.

  9. Baca tulisan ini membuat aku merenungi loh. Bener banget sih. Itupun perasaan yang aku rasakan kenapa suka sama buku self imprmnt. Aku jujur gak suka menggambar. Mungkin karena memang gak hobi dan gak bisa. Yang terlintas hanya sawah dengan rumah hahaha khas anak TK zaman aku. Kalau sekarang sih anak TK gambarnya udah pada bagus.

    1. Ya ampun mbak rin, ternyata menggambar gunung dan sawah itu terjadi pada murid di se Indonesia apa ya? Hihi kirain sekampung ku aja dulu tuh. Skrg mh idenya udah bnyk yaaa

      Moga meski lg hobi baca buku self improvement bikin kita2 bener2 makin berkembang ya mbak rin

  10. Kapan yaa, terakhir kayaknya pas Januari awal tahun lalu. Padahal 2019 aku lumayan rajin nggambar untuk konten instagram hehehe terus lama2 males karena tiap kali nggambar digodain sama bocil haha

  11. Bener kak, aku klo lagi suntuk lagi stuck pikirannya atau lagi butuh refreshment suka nyari buku’suku self improvement/self help , setelah itu suka dapet pencerahan sendiri gtu.

  12. Wah seru nih kencan berdua terus ke toko buku lagi, kalian keren. Anakku kalo di bawa ke toko buku maunya pulang. Kecuali Keenan, dia suka . Klo kolam baru masuk toko aja minta pulang atau beliin dulu mainan ๐Ÿ˜‚ gak semua hobi emak turun ke anak ya walo udah dibiasain baca buku juga

  13. Wah seru nih kencan berdua terus ke toko buku lagi, kalian keren. Anakku kalo di bawa ke toko buku maunya pulang. Kecuali Keenan, dia suka . Klo kolam baru masuk toko aja minta pulang atau beliin dulu mainan ๐Ÿ˜‚ gak semua hobi emak turun ke anak ya walo udah dibiasain baca buku juga

    Asyik nih Nahla di beliin ibu cat air, bagus lagi gambarnya โค๏ธ

    Emang bener teh, menggambar itu bisa jadi stress relief sama dg menulis. That’s why saya suka dua dua nya hehe

    Sejak saya gila buku waktu kuliah dulu, jaman saya dulu juga buku di gramed banyak buku self improvement, tapi kayanya sekarang lebih banyak ya. Klo dulu sih lebih ke novel yang banyak insight self improvement.

    Jaman sekarang nampaknya orang lebih aware dan terbuka soal feel insecure dan depresi, sementara konsul ke psikolog mungkin agak mahal jadi alternatifnya ya cari jawaban dan solusi dari pengalaman orang lain lewat buku

    Saya sih gitu ๐Ÿ˜‚

    1. belum teh, kilan kan masih umur 3 tahunan kan yaa. kalo ada mainan juga nahla pasti pengen dibeliin juga, untungnya kemarin itu nggak ada mainan di toko bukunya.

      aku sebagai pemula di dunia gambar2 gini merasa menyesal sih terlambat, soalnya mesti kebanyakn kayak orang bnyak mikirnya kalo jelek yaudah nggak usah dilanjut. padahal kan bisa bagus itu bisa karena bakat bisa juga karena dilatih terus yaaa,..jadi inget ceritanya Pangeran kecil nggak sih teh?

      dulu aku malah ngga kenal buku self improvement gt, kenalnya buku ceramah2, wkwk. Nah, iya bisa jadi karena sekarang orang lebh peduli dengan kondisi mentalnya jg jadi pengen ngeimprove juga yaa, tapi semoga bisa jadi solusi utk lebih mengembangkan diri ya teh..

      semoga sehat selalu fisik dan mental kita yaa

  14. wah teh ghina kita samaan, aku juga baru ngajak si sulung ke toko buku minggu kemaren buat milih buku. ia milih buku pemadam sama majalah bobo hehe. rasanya beda ya ada experience tersendiri kalau ke toko buku offlien

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Captcha loading...

error: Content is protected !!