siapa yang tak pernah hidupnya terjatuh? ditinggalkan ataupun berpisah oleh orang-orang yang kita sayangi, terperosok dalam pilihan yang tak kita inginkan, hingga menyesal di kemudian hari, atau bahkan sering menyalahkan dii sendiri atas kesalahan yang telah dilakukan sendiri. Dan seringnya kita bertanya-tanya, kenapa harus berpisah jika bisa bersama? kenapa harus jauh jika bisa dekat? kenapa harus mengambil tindakan ini padahal sebenarnya itu salah? kenapa harus diam jika bisa berbicara?
pertanyaan klasik yang seharusnya sudah kita tahu jawabannya.“ mungkin Tuhan memiliki kehendak lain”. meskipun kita tidak menyukai hal-hal seperti : jauh, dan berpisah misalnya. karena memang akan sakit dan mungkin sangat sakit ketika kita pertama kali mengalaminya, atau bahkan sering hingga menjadi trauma mendalam. itu semua adalah peristiwa yang memang harus dialami oleh kita, saat kita hidup, karena kita hidup kita memiliki rasa dan juga dapat merasakan berbagai rasa, sedih dan menangis, menangis sajalah sepuasnyaa, namun jangan pula meratapinya terlalu dalam. saat kita bahagia dengan rasa yang kita rasakan, jangan pula menikmati terlalu dalam. yang patut kita lakukan adalah bersyukur, untuk hal apapun itu.
jika kita bersyukur karena kita diberikan kebahagiaan itu sudah menjadi hal yang biasa, namun kita pula perlu bersyukur atas kesedihan ataupun luka yang telah kita alami. berribu alasan untuk kamu menangisi, meratapi, bersedih karena hal-hal yang terjadi tidak seperti yang kau inginkan. namun percayalah Tuhan memiliki caranya sendiri untuk memberikan bahagia kepada kita lewat jalan lain yang tak pernah bisa kita perkirakan.
karenanya kita harus ikhlas. susah memang. kita harus ikhlas untuk memaafkan orang yang pernah menyakiti, ikhlas untuk ditinggalkan atapun kehilangan orang-orang yang kita sayangi, iikhlas untuk merasakan jauh dari hal yang seharusnya dekat, ikhlas untuk tidak mendapatkan apa yang kita inginkan. iikhlas untuk menerima apa yang yang seharusnya terjadi sekarang, karena ikhlas akan memberikan ketentraman dan ketulusan hingga menghapuskan segala penyakit hati. Karena yang seharusnya kita harapkan tidak selalu seperti yang seharusnya Tuhan takdirkan.
Belajar ikhlas dan memperlapang hati 🙂
iyaap mbak, susah susah gampang ya