Perjalanan keesokan harinya dimulai agak siang juga. Tapi sayang, cuaca hari itu langit sangat mendung. Bahkan sempat hujan sepagian.
Cek juga cerita hari pertamanya ya : Pergi Ke Amsterdam, Lalu Makan di Restoran Malaysia
Nyata saja, saat tiba di Amsterdam Centraal langit tetap mendung. Perjalanan menuju Vollendam pun gagal. Kita akhirnya hanya menuju ke Zandaam Schane. Huhu, gagal foto pake baju khas Belanda deh.
Untuk menuju ke Zandaam kita perlu naik kapal perahu yang cukup besar dari Amsterdam Central nih. Hanya sebentar kok. Setelah itu lanjut naik bus dengan perjalanan sekitar setengah jam lebih.
Di perjalanan menuju Zandaam, tiba-tiba feeling saya nggak enak. Kok muncul fikiran Nahla muntah. Eh, kok beneran. Nahla muntah setelah makan wafer coklat. Muntahannya langsung saja mengenai jaket saya dan jaket dia.
Baiklah, entah bagaimana perjalanan kali ini terlewati. Jaket jelas hanya membawa 1. Untungnya sih muntahnya bau coklat. Jadi nggak begitu bau yang membuat pusing.
Si Ayah yang memang sudah ‘Ahli Mabok’ ini langsung ikutan lemas juga. Dia kefikiran nggak bawa obat penahan muntah, padahal nanti kalau pulang harus naik bus lagi. Karena takut muntah dan hampir muntah, dia lemas aja gitu sepanjang perjalanan di Zandaam.
Wah, nggak asyik banget ya. Padahal sepanjang perjalanan di Zandaam ini bagus-bagus banget pemandangannya. Iconic belanda banget. Ada banyak Kincir Angin, Toko sepatu handmade dari kayu, Toko Coklat, dan Toko Keju.
dav fbt fbt
Harusnya banyak foto-foto yang Instagramable banget nih. Tapi sayang. Suami lemas dan mual, Nahla juga agak rewel, dan kerudung saya kurang cocok dengan angin yang terus berhembus. Haha, iya sepenting itu ya ternyata, nggak cuma pemandangan doank yang kudu bagus, kostum kita juga emang kudu mendukung. 😆
Ya sudahlah. Perjalanan memang baiknya dinikmati dan dipelajari. Bukan hanya sekedar jepret sana jepret sini.
Sembari mencari tempat untuk duduk-duduk, kami masuk ke Toko Sepatu. Uniknya, sepatu yang dijual berasal dari kayu lho. Selain sepatu kayu, toko ini juga menjual berbagai souvenir khas belanda tentunya.
Saat kami berkunjung, kami pun disuguhkan dengan cara pembuatan sepatu menggunakan mesin. Si Bapak pemilik toko mencontohkan pembuatan sepatu dengan mesin yang hampir jadi dengan waktu cukup 5 menit. Sementara itu, dengan memahat sendiri akan memakan waktu cukup lama. Tapi, pembuatan sepatu ini menggunakan mesin dan juga pahatan. Fleksibel saja kedua alat tersebut saling membantu satu sama lain kok.
Setelah itu, kita jalan-jalan di sepanjang Zandaam schane ini. Ada banyak Kincir Angin di sini. Memang belum sah rasanya jika berkunjung ke Belanda tapi nggak foto di dekat Kincir Angin yaaa.
Lalu, kita masuk ke toko Keju. Ada banyak ragam keju di sini. Dari keju sapi, kambing, maupun domba. Rasanya juga macam-macam, rasa cabe pedas juga ada.
Karena dikasih tester, di sana lamanya ya kita icip-icip terus. Sampe kenyang duluan gegara icip-icip itu. Mau ke luar juga ternyata gerimis ya sudah masuk lagi aja, icip lagi dan beli coklat aja. Keju pada nggak doyan euy.
Perjalanan dicukupkan saja. Kami sudah lumayan pegal. Sepatu pun semakin basah sampai ke dalam. Lagi, salah milih sepatu nih. Udah bocor ternyata.
Ditengah perut keroncong, untungnya Mba Ri sudah membawa bekal makan siang. Makasih banyak lho mbak. Ini jadi teladan banget deh. Memang hemat pangkal kaya dan sehat. Buktinya, makan yang disponsori oleh Mbak Ri benar – benar mengenyangkan, menyehatkan, dan menghemat.
Usai itu, Tiba-tiba di perjalanan mau pulang, Mba Riri bilang nanti ada jalan pulang menggunakan kereta. Eh tahu apa yang terjadi? Si suami langsung cerah, mau makan dan ceria lagi. Gara-gara kereta.
Ya sudah, kita akhirnya menikmati kopi dan coklat dengan segala cerita-cerita seru Bapak-Bapak. Kita yang Ibu-ibu hanya ikut nimbrung saja.
Setelah itu, perjalanan menuju tempat pemberhentian stasiun. Lumayan jauh juga sih jaraknya. Perjalanan pun disertasi dengan rintik-rintik hujan. Sepanjang jalan, untungnya Nahla tidur di stroller punya kak Rizhan. Thanks ya kak.
Traveling memang menyenangkan, tapi nggak prepare well juga membuat perjalanan rada kesal gimana gitu. Seperti perjalanan kali ini, saya sudah mencoba cukup prepare well untuk barang bawaan, tapi ternyata salah milih kerudung dan sepatu. Jadi, mungkin ada beberapa tips yang harus diperhatikan.
- Jika kamu berkerudung, pilihlah kerudung yang mudah diatur dan nggak gampang mlencong. Itulah sebabnya sekarang hits kerudung anti badai. Karena itu membuat penampilan kita cantik menarik meski diterpa angin hujan sekalipun. Atau jika tidak berkerudung, bawalah topi yang membuatmu nyaman dan good looking.
- Cek cuaca yang akan terjadi pada hari itu. Supaya kita sedia payung sebelum hujan, prepare for second plan jika cuaca tidak memungkinkan.
- Pilihlah kostum yang nyaman dan pas. Nyaman dipakai dan sesuai dengan keadaan saat itu. Baik untuk, baju, kerudung, celana/rok serta sepatu. Head to toe pokoknya kudu yang nyaman dan nggak bikin menyesali di akhir.
- Bawa makanan lengkap, dari makan berat sampai cemilannya juga; biasanya jika mau perjalanan agak jauh dan lama, bawa magic com, beras, dan makanan kering lho. Orang Indonesia nggak kenyang emang jika makan roti aja. selain itu, tentu untuk penghematan juga ya.
- Persiapan cadangan untuk keadaan darurat. Kayak di perjalanan saya yang Nahla muntah nih, kudu bawa kresek terus ya, kresek nih multifungsi kok nantinya.
- Selain menikmati pemandangan dan foto-foto baiknya kita sambil belajar tentang latar tempat wisata kita.
- Bawa barang yang memudahkan beban. Jika tidak repot, ya cukup bawa barang di tas backpack. Jika bawa anak, kudu bawa stroller yang bisa dilipat.
bener banget mbak, melakukan traveling gak bisa modal nekat apalagi kalo bawa krucils, minimal makanan, minuman dan baju ganti (pengalaman sendiri siy) hehehe…duh, jadi pengen ke amsterdam euy (loh)
Yup, mau traveling apalagi kalau membawa anak memang butuh persiapan matang. Apalagi bawa anak itu seperti membawa kasur, dapur, dan kamar mandi sekalian, hahaha … Jangankan traveling keluar negeri ya Mbak, ke beda kota aja kalau cuaca di kota tujuan berbeda dengan tempat sehari-hari kami tinggal, anak-anak rewel banget. Dudududu … Semoga suatu hari nanti bisa ke Belanda, yaaa, hihihi …
Di eropa itu meski rasanya ke luar negeri, tapi kalo di indo mh kayak dari jogja ke semarang mobilan mbak waktunya. haha..Aamiiin Mbak Melina, semoga terwujud ya.
jadi penasaran sama keju rasa cabe pedasnya itu mb, asin-asin pedess itu kali ya, hehehe
nggak pedes kok mba. cuma ya rasanya rada aneh aja.,, asin pait gitu