Ghinarahmatika.com – Sebagai seorang muslimah, menstruasi itu rasanya seperti memberi jeda ibadah. Aku yakin ada banyak perempuan yang merasakan hal yang sama dengan kondisi ini. Dengan adanya titik jeda tersebut, rasanya saat menstrusi itu waktu terasa longgar banget. Padahal kan kita cuma skip sholat dan ngaji aja? Iya nggak sih?
Apalagi saat musim panas di Belanda ini, ya Allah rasanya saat perkiraan menstruasi sudah sebentar lagi itu rasanya sudah tidak sabar. Inginku saat mens datang untuk balas dendam untuk membalas jam tidur yang biasanya hanya 5-6 saja setiap harinya.
Aku memang senang sekali saat mens datang. Senang sekaligus lega, haha. Meski proses menuju mens sendiri bukan perjalanan yang mudah, ya. Selain menghadapi PMS yang rasanya nggak karuan, kadang momen menuju haid itu kita bahkan lagi rajin-rajinnya ibadah, ya kan.
Jadi rasanya tuh sulit banget untuk diungkapkan. Kita sendiri sedang di momen mood yang nggak jelas, tapi lagi pengen rajin-rajinnya ibadah, eh terus terjeda oleh datangnya menstruasi. Senang, tapi sedih, tapi senang. Haha
Eits, tapi ini bukan berarti bahwa kita terbebani dengan berbagai ritual ibadah tersebut ya. Hanya saja, memang sebagai perempuan Allah sudah mengatur bahwa kita memang perlu istirahat dulu karena memang tubuh kita didesain untuk melepaskan jaringan yang tidak lagi dibutuhkannya melalui proses menstruasi yang rutin setiap bulannya.
Menstruasi sebagai Titik Jeda Laku Spiritual?
Sebagai seorang muslimah, mengalami menstruasi itu rasa-rasanya memang kayak punya waktu untuk istirahat yang lebih luang. Kenapa ya, padahal cuma skip sholat dan ngaji doank kan? Padahal tentu saja kita masih bisa melakukan ibadah lainnya seperti baca dzikir, sholawat, sedekah, dan lainnya.
Ghina’s Journal juga menulis tentang : Tetap Berpahala Saat Menstruasi
Iya memang kita nggak boleh sholat dan ngaji. Tapi skip sholat dan ngaji itu nggak sekadar CUMA sih. Apalagi bagi perempuan muslimah, karena ada banyak hal yang perlu diperhatikan saat melakukan sholat sekalipun.
Kita perlu memperhatikan kesucian diri, pakaian, dan tempat kita sholat, bagi perempuan, masalah kesucian itu adalah hal perlu sekali diperhatikan, apalagi berhubungan dengan keputihan, flek-flek merah, dan hutang sholat yang ada. Sebagaimana ada hadits yang bilang bahwa sisa kencing pun menjadi penyebab banyaknya orang masuk neraka. Hal tersebut karena jika tidak suci berarti tidak sah sholatnya, sementara sholat adalah rukun islam yang wajib dilakukan sepanjang hayatnya, kecuali dalam keadaan haid ini.
Dan faktanya dua kegiatan tersebut bisa berpengaruh banget sama keseharian kita. Sebagaimana metode time blocking management, maka sholat bagai waktu istirahat yang tepat bagi kaum muslim, sementara mengaji Al-Qur’an adalah bagai mengisi ulang kesadaran spiritual kita dari bisingnya dunia.
Maka lewat menstruasi itu kita seperti belajar memahami kehilangan sementara untuk hal-hal yang sudah menginternalisasi dalam keseharian. Namun di sisi lain menjadi bagian yang perlu disyukuri, karena jika kita merasa kehilangan momen sholat dan ngaji misalnya, bisa jadi Allah berikan kita nikmat dari ibadah-ibadah tersebut sehingga kita merasa ringan untuk mengerjakannya dan ada yang hilang saat melewatkannya. Juga perlu bersyukur karena menstruasi juga memberikan sinyal kondisi tubuh yang sehat dan diminta untuk lebih banyak istirahat.
Karena sholat dan mengaji itu lagi-lagi bukan sekadar CUMA, kegiatan tersebut juga membutuhkan fokus, selain masalah thaharoh, fokus itu membutuhkan otak untuk bekerja lebih keras. Sementara saat menstruasi kita akan lebih ayem karena menjeda dua kegiatan tersebut.
Makanya kita sering merasa lebih santai saat waktu subuh terutama, karena bisa bangun agak siang dari biasanya. Saat waktu malam bisa tidur lelap tanpa perlu terbangun untuk sholat malam misalnya, dan sebagainya.
Justru kalau kamu tidak merasa longgar dan merasa biasa saja saat mens datang, kamu perlu mempertanyakan pada diri sendiri : apakah ibadahku sudah terinternalisasi selama ini?
Cara Menyeimbangkan Fokus Saat Menstruasi
Selama masa menstruasi berjalan, kadang kita merasa hari-hari terasa hampa. Tapi tidak boleh sholat dan ngaji kan, jadi bagaimana mengisi hari-hari agar fokus kita tetap seimbang dan tetap bisa beribadah?
Nah, hal unik yang saya dapati di lingkungan pondok dulu, bahkan saat menstruasi pun kita tetap diminta eling (sadar) dengan memperbanyak dzikir. Saat di Krapyak dulu, saya dan teman-teman yang sedang menstruasi akan diminta untuk tetap turun ngumpul di ruang ngaji, namun tidak ngaji tapi baca doa-doa kumpulan dzikir (dalailul khoirot).
Baca juga tulisan Ghina yang ini : Religious Coping Perempuan Menjelang Menstruasi (PMS)
Selain itu bisa juga untuk teman-teman yang menghapal Al-Qur’an dan takut hapalannya hilang, boleh muroja’ah. Ingat ya, muroja’ah tapi, yang berati kita mengaji Al-Qur’an tanpa melihat Al-Qur’an, karena kan posisinya penghapal Al-Qur’an berarti sudah hapal di luar kepala.
Selain cara-cara di atas, kita tentu saja bisa membaca dzikir-dzikir yang lain maupun membaca sholawat. Pahala tentu saja tidak terputus meski kita sedang menstruasi, karena kegiatan sehari pun jika diniatkan untuk ibadah maka akan berpahala juga.
Toh hidup itu bukan mengejar pahala semata. Tapi menciptakan diri kita agar senantiasa menjaga koneksi spritual dengan Allah dengan fokus pada hal-hal yang baik dan positif, dan tentunya sebagai seorang hamba agar tetap bisa mempersembahkan ibadah yang baik seperti lewat amalan-amalan sehari-hari kita dan niatnya.
