Senyum dan bahagia saat mendapatkan apa yang kita harapkan, apa yang kita inginkan tercapai, apa yang kita impikan terwujud itu sudah menjadi lumrah dalam berbagai cerita kehidupan ini. ada banyak cerita yang mengukiran senyum karena kesuksesan yang diraihnya, menjadi kebanggaan orang-orang yang menyayanginya. hingga kemudian kesuksesan itu menjadi cerita untuk anak cucunya di kemudian hari. kisah-kisah itu tentu melalui proses yang tidak selalu mulus. karena hidup pun tak selamanya di atas, tak selamanya suka, dan tak selamanya bisa bersama apa yang didambakan.
Karena hidup selalu berputar, kadang di atas kadang juga dibawah. Namun kita sering tidak menyadari hal-hal yang menjadikan hal tersebut terjadi. hingga saat terjatuh pun menjadi sangat menyakitkan, dan kita menderu habis-habisan menyesalkan keadaan yang terjadi, menyesalkan langkah salah yang terlanjur diambil, hingga kemudian terjerembab dan jatuh sejatuh-jatuhnya dengan diiringi isak tangis kepedihan sembari memandang kedudukan yang tak lagi diatas, tak lagi membuat kita merasa nyaman dengan keadaan yang ada, tak lagi merasakan bahagia yang fana. Fikirnya mungkin bahagia bisa selalu dengan hal-hal yang membuat kita langsung tersenyum dan senang.
ada tahapan-tahapan dalam hidup yang seharusnya menjadikan kita waspada untuk menghindari saat-saat “terjatuh” itu datang.
Tapi, Bukankah kita memiliki akal? kelebihan yang menjadikan kita berbeda dengan makhluk ciptaanNya yang lain. Akal dengan dibantu oleh pengetahuan yang ada “seharusnya” mampu mengolah dan memilih mana yang baik untuk kita ambil dan mana yang buruk untuk kita jauhi. Namun kadang akal terlalu lemah dan terkalahkan oleh Nafsu. iming-iming bahagia menjadikan langkah nafsu begitu menarik untuk diikuti dan kewaspadaan akal mulai melemah untuk diikuti. hingga akhirnya, terjadilah hal yang tidak diinginkan dan kemudian kita menyesal. jika memang demikian yang terjadi, bisa kita masih berada dalam fikiran yang “bodoh”, karena “tahu namun tidak mau" akan menjadikan akal tersudutkan dan nafsu yang memenangkan.
Jatuh itu memang menyakitkan bukan? tapi itu adalah sebuah pelajaran, lewat terjatuh, dari hal apapun itu, kadang kita mungkin memang perlu mengalaminya untuk menyadari betapa masih bodohnya kita, untuk menyadari betapa lemahnya kita, untuk menyadarkan kita betapa berartinya hidup ketika kita di atas hingga menjadikan kita lebih berhati-hati untuk tidak mengulangi kebodohan itu, dan belajar lebih baik dalam menjalani kehidupan.
Terjatuh dapat membuat kita menjadi pribadi yang tawaduk dan memperluas sudut pandang ya mbak Ghin 🙂