Hello, Dear. Jika gejolak permainan politik semakin gila beradu di media, bahkan dengan soknya kita belaga belagu untuk mengkritisi hal yang terjadi didalamnya padahal kita tidak pernah berada dalam lingkarnya selangkah pun. Namun justeru yang menjadi kekhawatiranku saat ini adalah kasus Emon yang membuat penasaran gegara cerita yang disampaikan oleh Dosen di kelas. Seketika, di siang yang cukup panas ini, hati semakin panas dan shock saat melihat sederet berita tentang Emon menyeruak di permukaan laman Ko#pas. Bahkan ada Headline yang menuliskan bahwa Emon telah melakukan tindakan seksual sebanyak 120 anak, yang sebagian besar merupakan anak dibawah umur.
Jelas ini sangat-sangat mengkhawatirkan, dan harusnya ini yang harus lebih disoroti dibandingkan dengan perpolitikan yang semakin menggila dan jauh dari “Adab ketimuran” sekuranng-kurangnya.
Jelas harus sangat dikhawatirkan dan diperhatikan karena mereka, Anak yang berusia dibawah umur, hingga anak remaja adalah investasi untuk masa depan Bangsa. Ah, hal ini membuatku mengelus-elus dada dan rasanya ingin bertindak atau setidak-tidaknya melakukan upaya kecil untuk dapat membantu mengurangi hal-hal yang menjurus ke dalam situasi yang tidak dikehendaki tersebut.
Hal kecil yang mulai aku sentuh dalam persoalan anak INI aku mulai dari lingkungan terdekatku. Mungkin pola didik orangtua di tempat aku singgahi, dan dengan sedikit mengingat keberadaan keponakan-keponakanku yang masih kanak-kanak.
Kegiatan mereka saat ini tidak jauh dari kegiatan menonton televisi. Hal mungkin telah biasa dijadikan “teman” saat mereka tidak bermain dengan teman sebaya mereka, atau tidak ada pengasuh atau orangtua yang menemani mereka. Padahal, seperti kita ketahui, program televisi saat ini semakin menunjukkan ‘ketidaksenonohannya” dalam setiap program film,bahkan film anak hingga reality show sekalipun. Banyak antek-antek “kotor” yang dimasukkan ke dalam setiap acara mereka.
Jika kita mengamati pada sekian acara televisi, seharusnya kita tahu bahwa hal ini merupakan kebiasaan kecil yang paling dekat yang perlu kita perhatikan. Jika kita tahu bahwa kegiatan televisi saat ini tidaklah begitu baik, atau setidak-tidaknya kurang memberikan tontontan yang berkualitas untuk anak-anak. Hal kecil yang kita harus coba adalah menemani mereka, menerjemahkan maksud dari tontonan mereka, menyaring tontonan mereka, atau memindahkan channel saat acara yang ditonton tersebut tidak sesuai untuk mereka.
Mari bersikap sebagai orangtua yang bijak dengan meluangkan waktu untuk bersama mereka. Hal itulah yang paling penting untuk mereka dapatkan saat mereka menginjak masa kecil. Karena keberadaan orangtua bagi seorang anak sangat berharga.orangtua mencoba memberikan karakter tentang apa dan bagaimana seharusnya dalam bersikap dan bertingkah laku mulai disampaikan oleh orangtua melalui media sederhana. Mari Bersama, Mari Berbicara! 😀
Perpustakaan Kota, 22 Mei 2014. Pukul 13.15 WIB.