Ghina Hai, saya Ghina. Perempuan pecinta pagi, pendengar setia radio dan podcast, menulis tentang kehidupan perempuan dan hal terkait dengannya.

Nama : Sejarah dan Doa

2 min read

Seperti biasa, dalam perjalanan di mobil. kali ini bersama Abah, mimih, dan adikku. Risya. Kali ini Abah bercerita tentang sejarah dan doa yang diharapkan pada nama yang diberikan kepada ketujuh anak-anaknya. secara berruntut dijelaskan sambil menyetir mobil dan memperhatikan jalan-jalan sekitar.

Anak Pertama

Kenapa Abah memberikan Nama Anthin Lathifah? Karena pada saat Mimih mengandung ceu Anthin itu biduk keluarga penuh dengan perjuangan. Benar-benar memulai “keluarga” dari nol. Abah harus mengajar di sekolah yang kalo mau mengajar kesana harus melewati 7 (tujuh) sungai dengan menggunakan sepeda. Alhasil pulang malam. dan terangnya masih menggunakan ‘damar’, kemudian malamnya itu Abah masih mengerjakan tugas buat besoknya dengan menggunakan mesin ketik. Karenanya, perlu “lathifah” kelembutan yang diberikan oleh seorang Istri untuk mendukung segala langkah dan perjuangan sang Suami. dan Doa dari pemberian nama tersebut adalah semoga anak ini menjadi anak yang lemah lembut.

Kenapa Abah memberikan Nama Nur Hidayati? Pada saat itu ditengah desa yang pendidikan tinggi masih sedikit dan bahkan belum ada yang bisa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat perguruan tinggi, Abah keukeuh ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Abah berharap bisa mendapatkan hidayat untuk dapat melanjutkan cita-citanya. Doa dari nama ini juga semoga anak kedua selalu mendapatkan cahaya hidayah supaya hidupnya tidak “Keras hatinya”.

Kenapa Abah memberikan Nama laeliana Shofiati? saat mimpi Abah untuk melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi yang ada di Kabupaten, perjalanan malam menjadi tantangan tersendiri. Karena otomatis Abah harus pulang melewati belantara hutan dengan pekatnya malam. dengan bergemintangnya langit mengiringi perjakanan pulang ke rumah, dan sesampainya dirumah tidur hanya sebentar, terbangun untuk shalat malam menjadi hal yang tidak rela rasanya untuk ditinggalkan, kata Abah sih gitu. Karenanya, Doa abah menyertai anak yang ketiga ini adalah semoga menjadi anak yang rajin mengerjakan shalat malam dan menjadi penguat untuk keluarganya kelak.

Kenapa Abah memberikan nama Farah Halina? Kelahiran anak keempat ini muncul saat abah usai wisuda s2 di uin gunung djati, dan saat itu tepat pula terlaksana pada tanggal 18 agustus. dengan demikian harapan abah dari nama ini adalah sebuah Doa dengan harapan agar anak ini kelak menjadi anak yang mampu memenangi perangai kehidupan.

Kenapa Abah memberikan nama Albab Adib Muhammad? sebagai satu-satunya anak lelaki, kelahiran anak kelima ini melengkapi keluarga ini. Karenanya besar harapan Abah dan Mimih untuk anak lelakinya ini adalah sebuah Doa dari namanya agar semoga akhak dan adabnya mengikuti apa yang dicontohkan oleh Rasulullah, begitupun juga dalam kemampuan berfikirnya, diharapkan menjadi pemikir islam yang mengikuti jejaknya Rasulullah.

Kenapa Abah memberikan nama Ghina Rahmatika? saat kelahiran anak keenam ini Abah dengan nekadnya ingin melanjutkan studi s3-nya. akhirnya tersampaikan juga dengan dilanjutkan di UIN Jogja. padahal keadaan saat itu sangat minim. namun ghina yang dimaksud disini bukanlah kayak karena materi. namun yang diharapkan meskipun dalam keadaan “tidak mampu”, namun kita tetap menjadi orang yang kaya hati, kaya dengan ilmu, dan lapang penuh kasih sayang untuk meraih, menghadapi, dan menjalani mimpi. Untuk Belajar. Karenanya doa dari nama ini tiada lain pula supaya anak yang keenam ini kelak menjadi anak yang kaya hatinya dan kaya akan kasih sayang kepada sesama.

Kenapa Abah memberikan nama Risya Himayatika? sebagai anak bungsu yang lahir masih dalam masa-masa perjuangan Abah melanjutkan studi s3-nya di UIN, dan keadaan ekonomis yang labil, sedangkan keenam anaknya yang sudah lahir beberapa ada yang sudah menginjak bangku sekolah bahkan bangku kuliah. karenanya pemberian nama ini diharapkan meskipun dalam keadaan susahpun hati tetap terikat kepada Allah da tetap terpelihara hingga akhir hayat menjemput.

Cerita pun berhenti saat mobil yang sudah terihat butut dengan suara yang menggemparkan penghuni mobilnya ini meminta untuk diisi energi bensin untuk melanjutkan perjalanan menuju acara Maulid Nabi bersama Habib Luthfi di Pekalongan.

Brebes-Pekalongan, 5 Februari 2014.

21.40 WIB.

Ghina Hai, saya Ghina. Perempuan pecinta pagi, pendengar setia radio dan podcast, menulis tentang kehidupan perempuan dan hal terkait dengannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Captcha loading...

error: Content is protected !!