Terbangun dari tidur pada subuh ini, tetiba secara tidak sadar otak langsung menangkap isi ceramah yang sedang disampaikan oleh Pak Kyai di masjid sebelah rumah. Beliau sedang menerangkan tentang keberkahan makanan ternyata. Bapak secara perlahan kemudian menerangkan tentang doa makan yang sehari-hari kita gunakan. Allahumma baariklanaa fimaa razaqtanaa waqinaa ‘adzaa bannar”. Kata Bariklanaa yang artinya “berkahilah kami”, tidak hanya meminta pada keberkahan atas makanan yang kita makan semata, tetapi lebih luasnya bapak menyebutkan bahwa semoga ada keberkahan pada pemasaknya, pada yang memakannya, pada makanannya juga.
Tema Keberkahan dalam makanan kali berlanjut pada acara Arisan yang akan dilaksanakan di rumah ibu pada sore nanti. Akhirnya kita mulai mempersiapkan masakan sedari shubuh, dan baru usai setelah isya datang. Ada kebahagiaan ketika apa yang kita masak menjadi kegemaran yang memakannya. Bahkan hingga masakan tersebut habis. Syukur itu muncul saat kita mampu membuat mereka yang menahan lapar dan dahaga kemudian terbatalkan dengan makanan yang kita buat. Lelah kita seharian masak rasanya sudah terobati dengan kenyangnya mereka makan. Mungkin ini yang dimaksud dengan “keberkahan”. Mampu membuat kita bersyukur, dan merasa bahagia atas apa yang telah kita persembahkan untuk mereka. Alhamdulillah.