‘Mbak enak lho, kehamilannya minim drama. Aku tuh dulu motoran saja sudah lemes, bahkan sempat bedrest dan trimester pertama itu benar-benar hanya kasur dan kamar mandi aja wara-wirinya. Saking nggak kuatnya’. Teman saya mencoba mengungkapkan perasaannya setelah mendengar kedatangan saya jalan kaki ke rumahnya. Jarak tempuhnya lumayan sih, hampir 2 km.
Dulu saat hamil pertama, saya tidak tahu sama sekali kalau ternyata ada kondisi hamil yang sampai harus bedrest dan bahkan untuk ke kamar mandi saja bikin flek. Setelah itu semakin banyak pula saya mendengar cerita teman yang bawa motor Jogja – Magelang pun bahkan bisa bikin keguguran.
Tentu saja, saya benar-benar patut bersyukur dengan kehemailan saya yang minim risiko ini. Tuhan sudah mengatur sedemikian rupa sehingga pengalaman kehamilan tiap perempuan pun ternyata berbeda-beda. Saya sendiri nggak kebayang betapa kepayahannya saya kalau mengalami seperti yang teman saya ceritakan. Dibalik ceritanya tersebut, justru saya pun menyimpan kekaguman, betapa kuat dan dahsyatnya ya kekuatan ibu. Bahkan sedari hamil pun tantangannya sudah sedemikian hebatnya. Kalau kata teman saya, perjalanan kehamilan yang ia rasakan itu sakit yang nikmat katanya.
Yang Menguatkan Kehamilan Kita

Memperhatikan cerita dari beberapa teman saya tersebut, saya pun jadi cukup penasaran dengan kondisi kehamilan seperti apa yang menjadikannya lemah dan menjadikannya kuat. Ya, memang sih tidak dipungkiri kalau kuasaNya bisa menjadikan suatu hal berjalan tak seperti yang kita prediksikan. Tapi, secara ilmiah, beberapa penyebabnya bisa kita kenali.
Seperti teman yang cerita sama saya ini. Beliau bilang, kalau memang ukuran pinggulnya itu kecil. Jadi kemudian menyulitkannya bergerak banyak, mudah sensitif tubuh terhadap kegiatan, serta kesulitan untuk terlahir secara normal karena panggulnya kesempitan.
Ketika kondisi kehamilan sudah menunjukkan tanda-tanda lemah, memang sebaiknya kita sendiri mengantisipasi dan mengenalinya sedari awal, ya. Beberapa hal yang bisa dilakukan seperti makan dan minum yang sehat dan bernutrisi, berkonsultasi dengan dokter kandungan, hindari stres, serta mampu mengendalikan asupan makanan yang dimakan.
Sementara bagi saya yang bisa dibilang cukup menjalani kehamilan cukup kuat, saya merasa banget beberapa hal ini bisa banget berpengaruh terhadap kondisi kehamilan nih. Makanya, sebisa mungkin saya pun mencoba untuk mengendalikannya. Beberapa hal tersebut seperti :
1. Tetap bergerak
Sedari sebelum hamil, semenjak mengikuti grup Tanos Walking Challenge untungnya saya jadi terbiasa jalan kaki berjam-jam. Ternyata ini lumayan berefek di kehamilan kedua saya. Alhamdulillah perjalanan wara-wiri di sini yang lebih banyak jalan kaki pun masih bisa saya tempuh.

Jalan kaki sebenarnya adalah cara lain untuk tetap bergerak. Selain jalan kaki, bumil tetap bisa berolahraga ringan seperti yoga, sepedaan, dan lain sebagainya. Yang terpenting kita tahu porsinya, dan tidak memporsir diri, ya.
Baca jugaa : Bersepeda saat Hamil, Apa Aman?
2. Mengendalikan pikiran
Hal tersulit bagi saya saat hamil justru mengendalikan pikiran kita agar tetap berpikir positif.
Ya gimana, udah mah cewek suka overthinking, ditambah kondisi hamil yang apa-apa katanya harus lebih pure pikirannya, tapi malah jadinya kadang kepikiran berlebihan, jadilah nggak merasa kayak stres tapi ternyata ada efek pada tubuh yang muncul, baik itu flek, mudah capek, susah tidur, dan lainnya.
Agar pikiran saya tetap terkendali maka saya sekarang ini lebih mengurangi penggunaan media sosial, perbanyak nulis di bullet journal, membuat habit baru, nonton yang seru-seru, dan lebih banyak baca buku tentang pengembangan diri.
Baca juga : Hamil Nyaman Tanpa Distraksi, Sibukkan Diri
Benar-benar, harus hati-hati banget kan sama pikiran kita. Bisa nonton suatu hal yang sebenarnya biasa saja, karena kepikiran ini itu jadi malah muncul ketakutan yang kemudian menjadi beban pikiran karena kepikiran janin. Makanya orang-orang tua dulu suka menyarankan sering elus-elus perut ya, biar ingat lagi hamil sambil ngucap amit-amit biar yang kepikiran nggak kejadian. Wallahu a’lam.
3. Menjaga pola makan
Suami saya sih ini yang cukup strick mengingatkan saya soal pola makan. Saya pun jadi terbawa dengan kebiasaannya untuk lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayur. Dia sangat mewanti-wanti agar calon bayinya tidak overwight.
Kenapa?
Ya, soalnya itu kan bisa jadi salah satu penyebab lahiran sesar. Bukannya kenapa-kenapa, tapi biaya lumayan juga kan. Ya mesti kalau memang kehendak Tuhan demikian siapa pula yang bisa menyangkal. Terlahir sehat juga kan patut disyukuri.
Tapi, usaha ini adalah salah satu ikhitar kami agar proses persalinan berjalan lancar. Mengurangi makanan manis-manis meski memang enak akhirnya lebih sering saya kurangi.
4. Menjaga kebersihan area kewanitaan
Saat hamil, area kewanitaan kita ini sedang berada dalam kondisi rentan, lho. Saya sering banget diwanti-wanti sama bidang soal hal ini. Makanya penting banget untuk lebih aware sama kondisi area kewanitaan.
Menggunakan celana dalam yang berbahan katun, menghindari area tersebut jadi lembab, serta memastikan kondisinya lebih bersih dengan cara membersihkan yang tepat sebisa mungkin diusahakan terawat, ya.
5. Perbanyak minum
Minum juga menjadi concern saya pada kehamilan kali ini. Setelah saya melakukan riset kecil-kecilan ala saya, ternyata keputihan yang biasanya saat hamil lebih banyak muncul, dengan minum yang banyak justru bisa mengurangi intensitas keputihan tersebut.
Tentunya nggak suka dan terasa risih kan kalau keputihan jadi banyak gitu?
Nah, makanya minum yang banyak. Yang saya rasakan bukan intensitas pipisnya yang jadi sering kok. Tapi kuantitas saat pipisnya yang jadi lebih banyak. Warna urine pun jadi lebih bersih dan tentunya kotoran jadi terbawa kan saat pipis ini.
6. Tidur cukup
No more begadang, usahakan tidur siang selagi bisa, dan paling penting tidak scrolling handphone saat mau tidur dan bangun tidur itu berpengaruh sekali buat saya untuk menjadikan kualitas tidur lebih baik.
Hamil Itu Berat, Lho

Sekuat-kuatnya perempuan saat hamil, dipastikan perempuan tersebut akan mengalami mood swing, berat badan bertambah, tubuh mudah lelah dan sebagainya. Yup, hamil itu berat, lho.
Jadi pertimbangkan dengan matang saat akan hamil. Suami yang ingin punya anak pun, pertimbangan kondisi dan keinginan istri yang akan menjalani kehamilan.
Belajar dari orangtua yang punya anak banyak, justru saya merasa kasihan pada Ibu saya. Hamil berkali-kali itu bukan hal yang patut dibanggakan lho menurut saya tuh. Entah kan dulu apa ya ada consent antara Bapak dan Ibu saya, bagaimana kondisi ekonomi, dan pertimbangan lainnya. Ya, meski memang patut disyukuri karena Ia sudah memberikan kekuatan sehingga semua bisa terlahir dengan sehat, selamat.
Ya, menurut saya kita adalah pemenang yang sebenarnya saat kita menginginkan sesuatu setelah mempertimbangkan banyak hal. Bukan sekadar keinginan diri sendiri saja, tapi juga kemaslahatan orang lain juga.
maasyaa Allah banyak banget pelajaran dari pengalaman selama hami. semangat ya, bu..
Mba Ghin makasih tipsnya yaaa
Makanan manis nih harus aku kurangin
semangat mba nyi, semoga sehat selalu.. yok sehat kuat kehamilannya.