Kayaknya banyak dari kita sekarang ini yang masih suka bingung mau pakai baju apa saat buka lemari. Padahal jelas ada banyak pakaian yang memenuhi isi lemari. Yang sudah lama nggak kita pakai pun mungkin banyak. Tapi godaan beli baru lebih besar biasanya.
Baca juga : Capsule Wardrobe di Negara Tropis
Situasi ini memang kerap muncul dalam keseharian kita. Saya pun juga masih mengalaminya. Apalagi kalau mau menghadiri suatu acara, yang rasanya ada saja keinginan untuk tampil agak berbeda dan dengan baju yang jarang dipakai. atau nih ya sebagai pengguna media sosial, inginnya kan pakaian yang dikenakan tidak sama dengan pakaian yang kita pakai di postingan sebelumnya. hoho. Ada yang relate nggak nih?
Maksimalkan Pakaian yang Ada untuk Meminimalkan Isi Lemarimu!
Merasa cukup memang menjadi kunci agar kita tidak mudah tergoda untuk membeli pakaian baru. Namun kadang merasa cukup itu bisa terkalahkan oleh iklan, keinginan yang tiba-tiba muncul, atau diri sedang merasa kurang.
Kalau saya sendiri kadang suka mencari-cari alasan agar keinginan saya valid. Tentunya hal itu nggak baik, ya. One in one out juga kadang nggak bisa selalu dibenarkan, karena menjadi pembenar untuk beli lagi setelah declutter misalnya.
Memaksimalkan barang yang sudah ada rasanya menjadi sebaik-baiknya cara untuk memulai minimalis. Bukan tentang pelit atau tidak beli lagi sama sekali. Tapi ini tentang komitmen tentang menghargai apa yang sudah kita miliki. Bisa jadi kita mencintai lagi apa-apa yang sudah kita simpan dan lama tak kita kenakan. Atau mendadak suka dengan style baru lewat pakaian yang tersedia.
Baca juga : Agar Tidak Beli Baju Baru
Cara Maksimalkan Pakaian Yang Ada
Nah, ada banyak solusi tentu saja untuk membuat kita tetap merasa cukup dengan pakaian yang ada, sehingga nggak melulu belanja, tapi merasa selalu ada yang baru di lemari kita. Apa saja itu?
1. Shop your closet
Para minimalis membuat istilah unik untuk mengistilahkan aktivitas membeli pakaian baru tapi dari lemari kita. Tetap bisa merasakan suatu yang baru meski tidak beli baru.
Can it happen?
Meski terdengar cukup aneh, tapi faktanya saya merasakan hal itu.
Beberapa minggu yang lalu saya melewati satu momen unik. ada satu rok yang sengaja saya bawa dari Indonesia dan jarang sekali saya pakai. Saya sengaja membawa rok hitam dan coklat karena warnanya basic dan mudah dipadupadankan dengan berbagai outfit. Cuma karena di sini lebih sering pakai celana, jadi terlupakan.
Nah, kemarin saat saya memakainya, lha kok rasanya kayak baru beli. Jadi deh itu rok menjadi favorit saya hingga saya sering memakainya. Shop your closet is happen, true!
2. Pahami style diri sendiri
Saya meyakini bahwa setiap orang memiliki style yang berbeda-beda. Meskipun ada yang bilang bahwa kita penting untuk punya style polos, tapi tidak salah juga dengan model warna-warni, pola yang ramai, maupun main tabrak warna.
Bagaimana biar paham sama style sendiri?
Belajar color pallete, sering-sering test style-nya sambil berkaca, dan padu padan yang sesuai.
3. Cari ide dari pinterest
Ada nggak sih yang kadang bingung mau pakai pakaian apa padahal isi lemari penuh? Salah satu cara untuk mengatasinya adalah mencari ide lewat pinterest. Hal itu yang sering saya lakukan.
Hal pertama banget memang kita harus punya basic pakaian yang mudah kita padupadankan.
Kerasa banget dari pengalaman saya sendiri belakangan ini. Saya sendiri merasa aman banget rasanya dari godaan beli-beli baju karena adanya pakaian basic ini. Ternyata kerasa banget untuk meminimalisir keinginan untuk beli-beli maupun window shopping. Tapi malah yang ada jadi sering nengokin pinterest untuk jadi ide padu padan.
Apa yang saya dapati setelah mencari ide padu padan di pinterest?
Feeling grateful, alhamdulillah. Ternyata ada banyak style yang bisa kita coba dengan apa yang sudah kita miliki.
4. Belajar personal color pallete
Color pallete adalah hal baru untuk saya sendiri. Ternyata ada ya, haha. Jadi memang tiap orang itu ada kecocokan dan ketidakcocokan dengan warna-warna tertentu.
Warna kulit, mata, dan rambut menjadi rujukan untuk identifikasi warna yang cocok. Hasilnya warna itu akan membuat aura kita terlihat lebih cerah, menyamarkan kekurangan, dan tampilannya lebih selaras.
Ada pakarnya sendiri yang memahaminya dan kita bisa dianalisis padanya. Namun jika nggak kesampaian, kita bisa coba-coba sendiri sembari berkaca untuk mengetahui cocok tidaknya. Ya meskipun hasilnya tentu akan terperinci seperti pakar ya.
5. Percaya diri!
Saya pernah melihat ada orang yang head to toe berwarna pink, sampai rambutnya dicat pink. Ada juga mbah-mbah yang bahkan sudah berkeriput, tapi pakaiannya sangat stylish.
Saya mengagumi bagaimana mereka berani dan percaya diri dan berjalan tanpa mempertimbangkan orang lain. Percaya diri, pakaian sesuai dengan aturan, dan merasa nyaman udah pas banget untuk kita praktikkan!