Ghina Hai, saya Ghina. Perempuan pecinta pagi, pendengar setia radio dan podcast, menulis tentang kehidupan perempuan dan hal terkait dengannya.

Sensasi Hidup Nomaden

2 min read

hidup berpindah-pindah atau nomaden penuh dengan sensasi

Berpindah dari satu tempat ke tempat lain atau hidup nomaden adalah hal yang menyenangkan. Kelihatannya begitu ya. Mobilitas tinggi, banyak mengunjungi tempat baru, bisa naik segala macam moda transportasi. Kurang seru apa coba?

Orang yang tinggal berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain biasa disebut Nomaden. Emm, dulu banget aku mendapati kata nomaden itu saat baca koran ketika MI. Waktu itu baca kisah para nenek moyang kita yang hobi sekali berpindah-pindah tempat. Persebaran makhluk hidup memang salah satunya dari hidup berpindah dan menyebar itu. Nenek moyang kita dulu jangan asal-asalnya ada yang keturunan China, India, dan lain-lain. Ya kan siapa tahu kan?

Berpindah-pindah tempat itu adalah gaya hidup tetua kita, dan ternyata itu masih terjadi sampai sekarang. Kami termasuk para pelakunya, hoho. Dengan semakin tingginya mobilitas serta gaya hidup yang semakin komplek, terutama di kota besar, nomaden menjadi gaya hidup tersendiri.

Well, kami bukan termasuk keluarga yang hidup di kota besar, mobilitas kami pun tidak begitu tinggi, tetapi, jalan hidup mengharuskan kami untuk menikmati hidup berpindah-pindah dulu kali ya. Tentu, ada banyak sekali hal-hal enak nggak enak yang kami lalui.

Diterimanya suami untuk melanjutkan kuliah memberikan kami kesempatan untuk menikmati hidup nomaden. Luar kota, luar jawa, bahkan hingga luar benua, akhirnya kami bisa menikmatinya. Muter mulu.

Enak dan Nggak Enaknya Hidup Nomaden

Tentu saja ada banyak hal senang-sedih yang dijalani ya. Untuk hal-hal serunya antara lain:

1. Mengunjungi tempat baru;

ini sih pasti ya, namanya juga nomaden. Hal yang menantang memang bisa mengunjungi tempat baru itu. Ada banyak hal yang dapat kita tahu, tentu ada banyak hal juga yang kits pelajari donk.

2. Mencoba berbagai moda transportasi;

jadi kapan naik pesawat pertama kali? Pas kuliah dibayarin kampus. Hoho. Naik pesawat ini kan termasuk sesuatu yang istimewa dan mahal. Naik kapal juga menantang. Mencoba berbagai moda itu adalah hal yang patut disyukuri banget, tentu nggak semua bisa merasakannya kan. Yang bikin mikir itu kadang kalau ke pelosok tapi udah ada aspal. Dulu gimana orang babat hutan dan ngumpulin berbagai macam materialnya dengan akses yang sangat minim gitu ya.

3. Belajar budaya baru;

ini sih model nekat yang harus dikuasai. Kita tinggal di tempat orang lain tentu kita harus menghargai budayanya, mempelajari bahasanya, dan paham akan do’s and don’t yang perlu kita ketahui. Please, don’t be selfish with yourself.

Baca juga : Metamorfosa Belajar Bahasa

4. Belajar lebih terbuka;

Di mana pun kita memang harus selalu belajar terbuka, apalai di tempat baru.Jangankan berkunjung ke tempat baru, ketemu teman dengan berbagai background aja kita kudu nerapin itu kan. Dengan pikiran yang lebih terbuka, kita akan mencoba lebih mudah menerima dan menghargai segala perbedaan dan hal baru yang kita temukan nih.

Hal yang Tidak Menyenangkan dari Hidup Nomaden

Sementara itu, hal yang nggak menyenangkannya apa ya? Hmm,. Ini dia beberapa yang coba aku sebutan ya:

1. Nomaden itu kadang menyedihkan;

iya sedih banget. Masih kangen sama teman yang lama, kudu farewell pas lagi sayang-sayangnya *eh, bertemu hanya sebentar dengan sanak saudara, meninggalkan banyak kenangan di satu tempat yang udah nyaman dan lingkungan yang menyenangkan, semua harus diakhiri untuk menyongsong tempat baru lagi. Yah, begitulah hidup.

2. Beradaptasi lagi itu melelahkan;

kadang aku berada di satu titik ini sih. Semua dimulai dari awal. Mencari rumah kontrakan, bertemu orang baru lagi, ngenalin diri lagi, belajar memahami orang baru lagi, beradaptasi lagi. Kadang sih kadang ini terjadi. Kalo lagi di fase ini, aku sih lebih milih buat lebih diem aja sih.

3. Hidup harus lebih Minimalis;

hahahaha. Bagaimana tidak, pindah lagi, packing lagi, sortir lagi kan. Jadi, ya bayangin aja kalo barang-barangnya banyak bejibun, yang ada ongkos untuk barang-barang kita lebih mahal daripada buat kita sendiri. Mau nggak mau dan harusnya bisa jadi habit sih, meminimalisir segala hal, baik benda maupun pikiran juga sih.

Baca juga : 3 Langkah Hidup Minimalis bagi Pemula

4. Susah mencari teman bermain;

kita benar-benar harus masuk ke dalam lingkungan mereka. It’s not as easy as I think. Nggak bisa kan kita bodo amat pengen sendiri aja. Buat anak apalagi, pasti bosan seharian sama ibunya terus. Tentu kita butuh berinteraksi dengan sesama, toh. Thanks to social media which facilitates me to keep connected with my favorite group whatsApp : Mahmud. Haha

Sensasi hidup nomaden
hidup merantau penuh dengan sensasi

Menemukan tempat baru berarti menantang kita untuk mengasah kualitas kemanusiaan kita nggak sih?

Ghina Hai, saya Ghina. Perempuan pecinta pagi, pendengar setia radio dan podcast, menulis tentang kehidupan perempuan dan hal terkait dengannya.

5 Replies to “Sensasi Hidup Nomaden”

  1. segala sesuatu emang selalu ada plus minus nya ya mbak, tinggal gimana kita menyikapinya aja. Mau meratapi yang negatifnya atau menikmati yang positif nya ^^

  2. Hallo, Mbak. Salam kenal ya.. baru pindah ke Sekumpul ya? Wah, senang nya nambah teman blogger di Kal-Sel ❤️ saya cukup banyak menemui teman-teman yg hidupnya juga nomaden, memang banyak seni nya ya mbak dibandingkan hidup menetap lama pada suatu tempat, dan mempelajari banyak hal. Semoga selalu berbahagia dan diberikan kesehatan untuk seluruh keluarga ya, mbak 🤗

    1. iya mbak. hanya sampe juni aja insyaAllah.. ini nemenin suami riset aja. abis itu pindah lagi deh.. Mba Shovya sekeluarga juga semoga sehat selalu sekeluarga

  3. Hmm, hidup nomaden ni kayaknya yang paling dekat dalam amalkan apa yang para pendahulu kita bilang: urip iku mung saderma mampir ngombe, ya? Jadi terlatih dan terbiasa untuk melepaskan hal-hal yang bahkan kita sukai dan terus hidupkan husnuzhan pada Allah, bahkan pada sesama. Sukses, terus buat mbak Gina dan keluarga.

    1. Maturnuwun Bu Yuniar.

      Waah tambahan jg nih buat saya, melatih dan membiasakan untuk melepaskan hal2 yg bahkan kita sukai dan terus berhusnudzdzan pada Allah.

      Semoga dimampukan nih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Captcha loading...

error: Content is protected !!