Ghina Hai, saya Ghina. Perempuan pecinta pagi, pendengar setia radio dan podcast, menulis tentang kehidupan perempuan dan hal terkait dengannya.

Podcast dan Blog Lebih Menarik

2 min read

IMG 20200805 WA0014

Ada banyak sekali hal yang kita ingin ketahui infonya. Selalu semuanya berujung pada pencarian di laman google. Sampai-sampai orang memanggilnya ‘Simbah/Mbah’, karena biasanya yang lebih tua dianggap lebih tahu. Haha

Kita butuh pengetahuan, mereka sediakan. Kita ingin sesuatu dan cari infonya, mereka bahkan mengiming-imingi terus dengan menghadirkan berbagai iklan yang tetiba muncul di layar yang kita buka. Entah itu di google, youtube, podcast, atau media sosial. Ada yang sampe tergoda nggak saking seringnya tuh iklan muncul?

Baca juga : Let’s Read Menumbuhkan Minat Baca di Era Digital

Saya sempat di masa itu, dan terngiang-ngiang mulu itu produk yang saya incar. Tuhan tolooong. Apa ini yang dinamakan engagement of media. Huhu. Berat-berat.

Preferensi media sosial: Blog dan Podcast

Nah, dari berbagai lini media sosial yang mampu memberikan pengembangan pengetahuan dan enjoy madep mantep di layar gawai dengan nyamannya itu buat saya adalah youtube. Tayangan visual yang menarik menjadi alasan utama. Eh, tapi kok makin ke sini lama-lama malah bukan dapat pengetahuannya, tapi malah dapat kebuang waktunya aja nih. Scrolling sampe bawaaah banget demi nyari yang ingin ditonton, eh udah sekian lama malah nggak yang ada yang ditonton satupun. Udah dapat berapa halaman ini kalu baca buku ya?!

Selama berselancar di YouTube, biasanya karena engagement maka akan muncul hal-hal senada yang berkaitan dengan video yang kita tonton. Tapi, saya menterpaksakan diri untuk menekan tombol delete history di pengaturannya. Jadi, nggak bisa mentracker apa saja tontonan yang sudah saya tonton, saya hanya nonton yang saya subscribe saja, dan saya pun kesal sendiri karena yang saya subscribe jarang mengupdate atau bahasannya lagi nggak relate sama apa yang saya butuhkan dan saya sukai.

Baca juga : Melakukan Decluttering Phone

Well, kenapa susah-susah amat ngelakuin hal tersebut?

Tentu nggak asal donk saya ngelakuin hal tersebut. Jadi begini, waktu saya scrolling instastory, ada adik angkatan lagi ngomongin tentang kemampuan google yang suka ‘nguping’ apa yang kita sukai. Lalu hasilnya, google muncul dengan menghadirkan apa saja yang kita butuhkan. Keselnya lagi, nggak kita tulis aja di pencarian google, iklannya tetap muncul.

Kalo di YouTube sendiri, saya lakukan ini agar nggak melek kelamaan di depan gawai juga, suka keasyikan banget soalnya. Kalo untuk laman pencarian saya pun ganti dengan aplikasi opera yang lebih safe katanya. Kalo untuk instagram, saya sembunyiin banget naruh aplikasinya, jadi seringnya nggak buka.

Enihow, menterpaksakan sesuatu emang berat. Apalagi untuk urusan media sosial yang seringnya membuat FOMO (Fear of Missing Out) dan insecure. Berat yang dibuat sendiri, kesal yang dibuat sendiri pula. Meski, tentu ada efek baiknya juga.

Kenapa lebih memilih Blog dan Podcast?

Tidak dipungkiri, saya masih butuh media sosial, entah untuk mendapatkan informasi maupun tetap keep in touch sama teman-teman. Berdasar pertimbangan lebih hemat kuota, bisa disambi-sambi, lebih ga buang waktu, dan lebih banyak pengetahuan yang bisa saya dapatkan, maka saya memilih untuk lebih sering membaca website kesukaan dan mendengarkan Siniar atau lebih dikenal dengan nama podcast.

Baca juga : Asyiknya Media Audio Ceriakan hariku

Sekarang banyak juga orang yang membuat podcast ya. Saya sih belum keidean ke sana. Nggak pede sama suara sendiri dan belum bisa nih kalo ngomong runut terrencana gitu.

Enaknya dari Siniar ini, saya bisa nyambi sambil melakukan pekerjaan rumah. Selain itu, dari hal yang meminta kita untuk mendengar, melatih kemampuan fokus menangkap dan memahami suatu hal dan berimajinasi tentang suatu hal dari pembahasan atau cerita tertentu tentunya.

Hal kedua selain Siniar adalah website atau blog. Selain mendapatkan informasi, sering membaca tulisan-tulisan orang yang bagus itu membuat kita belajar terus.

Kalau dari tulisan bahasa Indonesia, saya mencoba menangkap pemilihan diksi, penyusunan paragraf, dan perunutan pola rangkaian tulisan.

Kalau dari tulisan bahasa Inggris, dengan bekal kursusan yang tak ingin sia-sia, saya mencoba memikirkan rangkaian clause, sentence, adverb, atau bahkan mempertanyakan kelas kata dari suatu kata. Ribet sih, tapi seru sendiri menikmatinya.

Preferensi dalam bermedia sosial memang kembali kepada personal masing-masing. Tentu, perlu diingat selalu untuk menyelipkan manfaat dari setiap apa yang kita lihat, dengar dan rasakan.

Nah, Kalau media sosial kesayanganmu apa nih?

Ghina Hai, saya Ghina. Perempuan pecinta pagi, pendengar setia radio dan podcast, menulis tentang kehidupan perempuan dan hal terkait dengannya.

23 Replies to “Podcast dan Blog Lebih Menarik”

  1. Huhu saya salah taruh link blog saya dikomen sebelumnya. Maaf kalau jadi brokenlink mba. Tolong dihapus saja komentarnya, mba. Ini saya komentar ulang πŸ™ˆ

    Betul banget mba Ghina, saya sering merasa kalau Google bisa baca pikiran saya hahaha. Entah kenapa barang yang saya mau sering muncul di layar πŸ˜‚ KZL.

    Bicara soal sosmed, nowadays saya lebih banyak gunakan waktu untuk blog compare to other platforms. Podcast pun jarang dengar, hanya sesekali apabila ada bahasan finansial menarik dari beberapa orang yang saya suka kontennya 😁 selain itu paling Youtube meski jarang dan lebih sering digunakan sebagai playlist lagu menemani waktu kerja πŸ˜† hehehehehe.

    Eniwei, permasalahan FOMO ini sudah lama jadi momok dan membuat saya belajar lebih keras untuk fokus pada hal-hal yang memang saya suka dan saya bisa kerjakan serta nggak memaksakan diri saya melebihi batas kemampuan πŸ™ˆ terima kasih banyak untuk tulisan hangatnya, mba Ghina πŸ’•

    1. Kirain aku doank yg merasa begitu kak. Hoho. Aku bahkan sampe kepincut biat beki barangnya gegara dihantui iklan yg berseliweran mulu. Huhu

      Yey, hidup Blogger. Haha. Di Pandemi gini orang2 juga banyak yg beralih ke blog lg ya kak. Podcast utk lagu ini jarang ku dengar soalnya kalo ga berlangganan jd banyak iklannya jg. Jd favorit aku itu ya seringnya buka podcast circle round cerita anak2 gt bisr Nahla terlatih denger sekalianbibunya bljr mencerna jg.hihi yg agak serius ya obrolan di TED.

      Saya suka naik turun jg lho nih kak Eno gegara FOMO ini, paling kerasa itu kalo main sosmed. Yaaa begitulah hidup yaa. Up and down. Hihi

      Terimakasih jg buat supportnya. Tetep semangat dan sehat selalu kak πŸ€—

  2. Kak Ghina, tampilan blognya makin seger 😍 kok aku baru notice sekarang ya! πŸ€¦πŸ»β€β™€οΈ

    Btw, media sosial favoritku saat ini adalah blog πŸ™ˆ
    Soalnya interaksi yang aku dapatkan di blog adalah interaksi terpositif yang pernah aku dapatkan. Artikel-artikel yang teman-teman tulis juga menginspirasi dan menambah wawasanku, nggak ada drama-drama seperti di media sosial lainnya. Lebih menemukan ketenangan dan kenyamanan dalam bermain blog 😁

    Di urutan ke2 ada Youtube, di sana juga sumber inspirasi buatku tapi aku belakangan lebih sering buka blog dibanding Youtube πŸ˜‚

    1. Hallo Lia. Ini bekakanganbaki ngotak ngatik blog mulu. Malah beberapa kali ganti tema, haha macam nak baru main aja yaaa

      Iyaa, aku pun merasa begitu Li. Baca blognya teman-teman itu inspring sekali. Lebih enak drpd baca web berita yg isinya ngutip atau clickbait hehe

      Aku sempat keranjingan Youtube jg kok. Tp ini aku ubah haluan karena itu tadi suka kebablasan to ga ada yg dibuka cima scroll aja nyari judul video yg enakeun. Haha..

  3. Kalau saya pribadi hanya punya blog, instagram, dan quora. Dulu sekali (sebelum negara api menyerang) pernah punya facebook dan twitter. Tapi kemudian saya hapus dan tinggalkan.

    Masing-masing tadi punya tujuan masing-masing sih.
    Blog, untuk sarana melatih menulis. Sampai saat ini masih terus belajar buat bikin tulisan yang memuaskan dan ga asal-asalan.
    Instagram, untuk sarana dokumentasi hasil fotografi yang kadang suka dilakukan.
    Quora, untuk tahu trivia-trian dan informasi random yang kadang susah ditemui dimana-mana. Sekalian jadi tempat menyimak ide dan pendapat orang-orang tentang satu topik, tanpa disertai tendesi ngegas, ngebuzz, atau bau-bau simpatisan.

    Tapi berhubung make Spotify buat dengerin musik, jadinya sering juga nyimak podcast-podcast menarik di sana. Ngomong-ngomong saya baru tahu Podcast itu padanan katanya Siniar. Makasi banyak infonya, Mba Ghina.

    1. Sempet tertarik juga nih sama Quora, saya masih sebatas pembaca aja di Quora mah, kerasa sih selalu dapat insight baru kalo baca-baca di sana.

      Nulis yang nggak asal-asalan ini gimana ya mengartikannya? Saya malah mengartikan bahwa keberadaan blog yang seperti rumah ini malah jadi ingin sesuka hati sendiri mau diisi tulisan macam apa, gaya tulisan kayak mana, ataupun apa saja yang saya ingn tuangkan. Memang, dari blogwalking ini terrasa banget berbagai tipikal penulisan hingga niche itu sangat menunjukkan pribadi pemiliknya. Saya sendiri masih mencari jati diri mau dibawa kemana blog ini, hihi

      Sama-sama Mas. Kemarin keingetan nama Siniar gegara ada teman share jg. Agak asing sih ya dengernya, saking duluan kata podcast yg kita kenal.

  4. Bingung jg sih sbnr nya kalau ditanya medsos kesayangan. Hehehe.. Suka instagra karena saya memang suka liat foto2 bagus. Facebokk saya buka karena sebuah grup yg sangat suka sharing2nya. Blog larena saya suka nulis dan seneng mampir ke tulisan orang2. Youtube cm buat dengerin musik aja. Podcast sampai skrng blm pernah pake 😁 Hampir semuanya saya masih suka pake, belum pernah nyoba kayak Mba Ghina sampai puasa sosmed.. Tp mudah2an kedepannya saya bs lbh bijak juga bersosmed. Soalnya kadang scroll2, tau2 udah abis waktu lama ga kerasa πŸ˜…

    1. Hihi itu mh brti sayanya aja mbak yg masih suka insecure gitu dan kadang cape gt kalo kudu aktif d semua sosmed. Cuma memang media audio ini lebih saya sukai karena dr kecil udah biasa dengerin radio. Podcast ini agak mirip sih, tp lebih enakeun karena lebih bnyk asupan pengetahuannya kalo pintar milih tuh.

      Kadang lelah aja mantengin layar, jd podcast ni solutif kalo buat saya. Next day bisa dicoba mgkn mbaa. πŸ˜€

  5. Hallo mbak,

    Saya baru tau soal Siniar ini. Apakah ini lokal mbak?

    Ngomong ngomong soal podcast, yang saya dengar, Spotify itu bakal dibeli jadi buat podcaster favorite yang udah gede namanya akan ada sistem Abodement.

    Sebelum jaman blog sih sempet puasa medsos hehehe, akses kalau lagi kangen aja.
    FB bahkan ngga disentuh hampir 5 tahun sementara IG posting setahun sekali gitu, kalau emang perlu.

    Dampak positifnya, sekarang sesudah posting, saya tinggal aja, ngga pernah cek2 lagi kecuali emang perlu. Bahkan fb masih belum punya app nya sampai sekarang.

    Anyway clear history itu saya masih belum tega, kayaknya harus mulai dibookmarks yang saya pengen liat lagi semisal artikel. Habis itu continue hapus cache nya.
    Thanks ya tips nya mbak Ghina

    1. Hallo Mbak Ren..

      Siniar itu nama lain dari Podcast, hihi.. Saya baru tau jg makanya saya simpen di sini biar keinget terus istilah bahasa indonesianya. Haha

      Saya pun ga sentuh fb karena engagement di fb saya kurang asyik nih. Mgkn perlu membuat engagement baru dgn temen2 yg sefrekwensi, karena bgmnapun main sosmed kan tergantung temen2nya jg kadang.

      Oh kayak gitu bisa dipraktekin jg nih mbak. Daripada kesal sendri ya kayak saya, hihi. Malah tetep dapat info yg ingin kita dapetin yaa.

  6. Mba Ghiiin, akupun suka kesel sendiri sama algoritma YouTube dan Google yg suka nguping dan taauu aja keinginan kita😭. Padahal yg diinginin itu bukan barang yg dibutuhin, kalau muncul terus kan jadinya bikin cobaan makin bertambah besar ya, huhu.

    Kalau platform/media favoritku akhir-akhir ini lebih ke blog dan yutub, sih. Kurang lebih sama seperti mba Ghina😁 Alasannya karena menurut aku kedua-duanya lebih banyak hal-hal informatif dan edukatif yg aku dapetin. Of course kalau dari blog aku bisa dapet banyak wawasan baru dari banyak blogger2 yg inspiring, termasuk mba😳. Begitupun yutub, berhubung saya hanya subscribe channel-channel dengan tema tertentu aja seperti self-improvement, musik atau channel musikal, jurnalisme, bahasa Jepang, dan channel melukis, jadinya tontonan masih bisa difilter dengan baik dan aman. Walaupun akhir2 ini lg keranjingan sama tontonan berbau musik, paling nggak masih terhindar dari konten2 prank yg entah masih ngetrend atau nggakπŸ˜‚.

    Btw kita sama-sama penikmat podcast menjadi manusia ya mba, aku intip di fotonya hihi. Menjadi Manusia ini salah satu yg menginspirasi aku untuk menulis puisi dan bikin podcastnya. Podcast juga jadi salah satu media favorit yg biasa aku dengerin sambil bersih2 kamar, dll mba hehe. Tapi akhir ini lagi libur dulu karena banyak hal yg harus dikerjakan:’).

    1. wah makasih Awl. Suka jga sama blognya Awl, komentarnya selalu kritis khas anak mudaaa (kata anak tua), haha

      Eh, ini sebenarnya dilematis dan ironi sih yaa, kita nggak suka ada iklan tapi ya kita jg pengen ada iklan di blog biar dapat pemasukan. haha

      Btw, aku jg jadi pendengar setia podcast Awl lho, suaranya terlalu merdu, huhu. Mendengarkan Podcastnya menjadi manusia jg enakeun, kita sama2 suka konten yg bau2 self improvement yaaa. tooos dulu, hihi

  7. wah sama mbak, aku pun suka dengerin podcast apalagi kalau mau tidur siang enak banget berasa mau tidur didongengin dllu, wkwkwk
    tp aku juga blm kepikiran buat bikin podcast, hhihi

    1. Eh dongeng di podcast, jangan-jangan podcastnya Budaya kita ya Mbak? Kmrn aku dengerin jga, suka dengernya soalnya pengisi suaranya artis2 atas kayak reza rajadian, happy salma, chelsea islan dll. hihi

      Nggak bisa dipungkiri media visual emang asyik, tapi podcast ini seakan meminta kita utk mengistirahatkan mata dan membuka lebih lebar telinga agar terbiasa mendengar yaa

  8. aku suka blog sih kak. karena udah ada adsensenya, wkwk.. selain itu, makin banyak punya temen-temen yg suka di dunia yg sama, jadi banyak referensi buat nulis, dan bikin semangat πŸ˜€

    aku juga pengen nih coba podcast, cuma belum ada alatnya aja, huhu.. semoga bisa segera terwujud πŸ˜€

    1. wkwkw, asik nih udah kebal melihat iklan ya Kak Ris. aku masih blm kebal soalnya sama iklan yng sering menggoda nih.. huhu

      Ayo-ayo coba podcast, aku siap jadi pendengarnya nanti. Mayan ngancani aku masak dengerin Mbak cas cis cus, hihi

  9. Saya udah hampir lepas sama sekali dari medsos mbak Gina.

    Saya sudah lebih tenggelam di dunia blog saja. Medsos masih ada tetapi sudah jarang sekali diupdate dan dilihat. Yang lihat malah istri saya.. (dia nggak mau punya akun medsos dan cuma iseng lihat kelakuan orang-orang di medsos lewat akun saha)

  10. Kalo podcast ntah kenapa aku belum bisa enjoy mba . Hanya mendengarkan gitu, kurang begitu cocok buatku. Blog masih tetep favorit sih :). Mungkin juga Krn udah terbiasa dari kecil, membaca selalu lebih menyenangkan daripada hanya mendengar tanpa melihat orangnya :p.

    Medsos yang lain, aku kadang ngerasa FB dan IG itu ga terlalu banyak gunanya. Apalagi selama pandemi ini kdg adaaa aja orang2 yang menyebarkan berita salah ttg pandemi. Bikin yg baca jadi sedih kadang. Tapi kalo disuruh utk deactivate the account , rasanya aku jg belum mau :). Walopun bukan medsos favoritku, tapi masih ada hiburan yang aku dapet dari situ :). Apalagi kalo berkaitan dengan blog temen2 yg baru update :).

    1. Hoho iyaaa mbak selera emang beda2. Saya sedari kecil emang dasarnya suka radio Karena ga punya TV. Jd kebawa deh sampe skrg lebih suka media yg bisa disambi2 kayak podcast gt.

      Saya jg masih merasa ga brni deactivated if dan fb. Meski skeg ya kbnykn jadi silent reader aja sih..

  11. Menarik nih, bener-bener menarik mbak Nin..
    Kadang aku juga kepikiran untuk ngeblog sekaligus ada podcastnya, mungkin sempet terinspirasi sama just Awl juga sih yak, hihi..

    Tapi masih belum bisa terlaksana, karena belom punya mic khususnya, wkwk..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Captcha loading...

error: Content is protected !!