
Beberapa bulan yang lalu, sebuah foto di facebook mengingatkan tentang kenang-kenangan perjalanan sama dan kedua teman saya ke Semarang. Kami bertiga, saya, halimah, dan syifa, dengan motoran ke Semarang. Niat pertama, mengisi liburan. Niat kedua, ziarah. Yeay, Girls Day Out!
Mengingat kembali kisah ini sebenarnya agak sulit, sudah cukup lama. Sekitar 7 tahun yang lalu. Saya lupa siapa yang merencanakan kegiatan ini pertama kali. Namun, karena kami semua memang suka motoran, jadilah rencana ini mudah terrealisasi.
Dua teman saya, selain tomboy pada masanya, juga senang sekali motoran untuk jarak yang cukup jauh. Bahkan syifa setiap weekend selalu pulang ke Salatiga motoran. Balik senin pagi langsung ke kampus.
Kalau Haliemah, dia mah emang paling tomboy diantara kita. Selalu berpakaian hitam, dan mudah akrab dengan banyak orang. Dia kalau bawa motor pun suka ngebut seringnya.
Kalau saya sendiri, perjalanan paling jauh selama kuliah itu adalah ikut touring ke Purwokerto, Purbalingga, dan sering bolak-balik ke Semarang untuk main ke rumah Mbak pertama. Motoran itu bagi saya sendiri adalah pengalaman mahal. Kalau di rumah, sudah pasti saya dilarang keras oleh orang tua.
Girls Day Out :Kompak dan Banyak Narsisnya
Meski kami semua saat itu statusnya adalah mahasiswa yang juga nyantri di satu pondok yang sama, kami entah mengapa tidak hal motoran untuk jarak jauh itu hal yang tabu bagi perempuan. Bersyukurnya, saat itu punya pak kyai yang sudah mengijinkan kita untuk motoran jarak jauh.
Wisata itu sendiri adalah perjalanan menikmati perjalanan. Karena dalam perjalanan, kita seringkali menemukan hal-hal baru, pengalaman baru, dan tak jarang juga dapat teman baru.
Saya dan kedua teman saya sangat menikmati perjalanan ini. Serasa mendapatkan kebebasan untuk menantang ketakutan, menguji komunikasi, dan asyiknya kita bisa eksis foto-foto di mana pun berada, secara kan cewek semua.
Di situ saya merasakan bahwa perempuan itu kuat, lho. Bisa lho melakukan hal yang banyak orang remehkan. Navigasi lemah? kalau kita mengendarai kita akan lebih ingat kok. Masih nggak ingat? tenang ada google map, nggak nemu jalan juga, nikmati nyasar kadang seru, haha
Kami juga bukan tim cewek rempong, karena itu tadi orang-orangnya cenderung tomboy pada masa itu, jadi bawaan pun cukup satu ransel aja untuk 3 hari 2 malam.
Berwisata dan Ziarah di Semarang dan Demak
Niat awal kami melakukan traveling adalah berwisata dan berziarah. Kebetulan memang daerah yang kami kunjungi ada tempat wisata yang sangat melegenda. Tidak jauh dari sana juga ada beberapa makam para waliyullah.
1. Lawang Sewu
Kalau bukan karena jalan bareng teman-teman ini, kayaknya saya nggak kesampaian untuk bisa masuk ke dalam rumah lawang sewu ini. Iya, soalnya meski bolak -balik Semarang, saya nggak pernah jalan-jalan, langsung ke rumah kakak aja.
Kita ke Semarang hari Jum’at. Nah, pas ke sana itu pas banget orang-orang pada jum’atan, jadi belum bisa masuk. Jadilah kita muter-muter dulu. Kulineran dulu, kalau nggak salah makan soto waktu itu.
Nah, pas kita bisa masuk. Haduh, jiwa penakutku sebenarnya bergidik euy. Yang saya ingat banget, si guide bilang, kita harus berpikir positif selama di dalam. Kalau dibilangin gitu, malah saya jadi kepikiran kemana-mana.
Di setiap sudut, kita diceritakan sejarahnya. Kita juga diantar ke sebuah ruangan yang gede banget. Di sana katanya jadi tempat para tawanan yang ditangkap oleh Belanda.
2. Museum Masjid Agung Demak
Ke Masjid Demak ini merupakan kali kedua buat saya. Sebelumnya ke sini bareng sama teman-teman rombongan yang melakukan ziarah walisongo, jadi agak inget medannya.
Museum ini terbilang cukup modern. Tatanannya sudah cukup rapih dan bersih. Di dalam museum ada banyak sekali makam. Ada makam sultan – sultan Demak dahulu dan makam orang-orang petinggi di jamannya. Dan tentunya ada banyak peziarah juga yang melafalkan berbagai dzikir dan tahlil di sana.
Oh iya, di sana kalau nggak salah ingat dulu ada Qur’an yang ukurannya lumayan besar. Ada juga beberapa ornamen-ornamen khas, Jamaah selalu membludak di setiap makam wali, seperti biasa.
3. Makam Sunan Kalijaga
Memasuki makam Sunan Kalijaga tempatnya agak ke tempat yang sepi. Di sana, kami hanya berdzikir tahlil, dan menyempatkan diri untuk mengobrol dengan penunggu makam tersebut. Sudah sepuh Mbahnya juga.
Di jalan ke luar, kita akan disajikan dengan berbagai macam oleh-oleh khas daerah tersebut. Ruangannya tertutup dan cukup pengap sayangnya.
Tulisan ini sengaja saya tulis kebetulan tema ODOP hari ini adalah traveling. Sekalian juga untuk menyimpan kenangan biar nggak tersimpan di facebook aja.
Saya ingin menampilkan beberapa foto perjalanan kami, namun sayangnya blog saya ini sedang bermasalah dalam lima hari ke depan, jadi fotonya nanti menyusul ya
Seruuuuu. Saya payah nih, nggak bisa naik motor. Tapi jaman kuliah sih, kalau traveling ya pilih naik kereta api.
Semoga blognya lekas baikan biar bisa nampilin gambarnya.
Seruuuuu. Saya payah nih, nggak bisa naik motor. Tapi jaman kuliah sih, kalau traveling ya pilih naik kereta api.
Semoga blognya lekas baikan biar bisa nampilin gambarnya. Semangat.
waktu masih muda dulu udah demen kluyuran ya mbak, sama hahaha
aku ke semarang kayaknya cuman lewat aja itupun jaman waktu masih kecil, jadi ga paham
kalau ke Demak pas roadtrip jawa jaman masih SD, jadi udah inget dikit dikit, sempet mampir masjid demak dan ternyata masjid itu memang historical banget, nggak rugi kalau dulu pernah mampir kesana, ada kenangannya juga
cuma pas kuliah aja mbak, pas sekolah aku nggak berani, karena nggak dibolehin, jadi kayak kucing lepas dari kandang deh. wkwk
Perlu ke Demak lagi nih mbak kapan-kapan, memang bangunannya historical banget, dan beberapa peninggalan jaman dulu masih terawat di sana
Wah seru banget, sepertinya kalau travelling ke Semarang perlu datang ke berbagai tempat itu.
pengalaman paling aku inget waktu ke semarang adalah dadakan pindah lokasi ujian dari jogja ke semarang, lalu pulangnya basah kuyup karena ga ada mantol.