
Januari datang membawa banyak tantangan. Saya menyambut tantangan kali ini dengan #30haribercerita lagi. Tentu saja harapannya agar tantangan tersebut bisa selesai semua, pasti menyenangkan setelah menyelesaikan tantangan tersebut. Ternyata hal ini berkaitan erat dengan GRIT lho? Ada yang tahu?
Well, kali ini sudah memasuki tanggal 9, yang berarti sudah 9 hari saya mengikuti tantangan menulis setiap hari bersama gerakan #30haribercerita, ODOP ICC, dan juga ODOP ISB. Yeay, meski rada ngoyo, hasilnya lumayanlah. Paling keskip karena ketiduran atau mentok ide, haha
Ada yang suka ikut tantangan tidak? Gimana sih perasaanmu saat ikut tantangan? senang, biasa aja, atau malah kesal karena ternyata merepotkan sekali. Sudahlah harus konsisten, terus jadi mengganggu kegiatan lain pula!
Setelah mengikuti beberapa tantangan saya simpulkan bahwa memang tanpa tantangan itu sungguh kita akan sangat menikmati hidup. Tapi, hidup tanpa tantangan adalah seperti makan tanpa sambal. Nggak huh-hah heboh. Hahaha
Saya punya salah satu pesan yang deep banget buat kita pegang nih dalam menghadapi hidup yang pasti akan selalu ada tantangannya. Pesan ini berasal dari seorang anak ilmuwan yang sayangnya sang Ayah sering menganggap si anak ini kurang jenius. Ialah Angela Duckworth.
Whether you can make deliberate practice as ecstatic as flow, i don’t know, but i think you can try saying to yourself and to other, ‘ that was hard, it was great’.
Angela Duckworth, 142
Tantangan itu berat memang, namun hal itu membuat kita senang. Itu bukan anggapan saya, tapi penelitian mendalam yang sudah dilakukan oleh Angela yang kemudian melahirkan sebuah buku yang berjudul GRIT.
Bahkan dalam buku tersebut, ada petuah dari Ta Nehisi Coates, penulis buku best seller ‘Between The World and Me’ yang cocok sekali untuk menjadi motivasi orang-orang yang suka menulis.
The challenge of writing is to see your horribleness on page. To see your terribleness and then go to bed.
Ta Nehisi Coates
Apa itu GRIT?
Grit adalah istilah yang dibuat oleh Angela Duckworth untuk menunjukkan semangat dan ketekunan (passion and preserverence) yang dimiliki oleh seseorang ketika tengah melakukan sesuatu. Nah ada poin yang saya suka dari istilah ini, bahwa orang yang berkemauan keras, tekun, dan semangat cenderung lebih sukses daripada orang jenius tapi tidak menekuni kejeniusannya dengan baik.
Sounds familiar? Saya rasa iya. Petuah-petuah orang terdekat pernah mengatakan hal demikian kepada saya yang saat itu sedang merasa minder karena teman-teman sekolah ke sekolahan yang lebih bonafit, di kota, dan tentu saja sekolah negeri. Sementara saya di sekolah swasta yang ada di kampung.
Ibu saya sering sekali menggaungkan bahwa alah bisa karena biasa, orang tekun bisa mengalahkan orang cerdas. Bahkan saya ingat guru matematika saya pernah bilang bahwa pintar bisa diciptakan, dan pintar bisa mengalahkan orang cerdas yang tidak memanfaatkan kecerdasannya.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan agar GRIT Tercapai
1. Yakini bahwa kita memiliki potensi
Seringkali kita lebih menekuni hal yang disukai daripada yang tidak. Padahal kita tidak tahu, bisa jadi ada potensi pada hal-hal yang kita ketahui.
Tentu, tidak ada salahnya mencoba. Selagi hal baik, menjadikan hal baru sebagai tantangan akan memberi pengalaman baru juga dalam hidup kita. Sulit awalnya karena belum terbiasa, tapi lagi-lagi alah bisa itu karena biasa.
2. Masukkan dalam to do list harian
Tantangan merupakan hal baru yang membuat hari-hari kita bisa lebih sibuk. Untuk melaksanakannya dengan baik, masukkan tantangan tersebut dalam buku harian kita, dalam rencana harian kita.
Ini penting, karena berarti kita memprioritaskan tantangan tersebut. Jangan sia-siakan kesempatan yang ada, karena bisa jadi tantangan tersebut hanya datang sekali, atau kalaupun ada kamu sedang dalam kondisi yang tidak memungkin. So, jika kondisimu mendukung, tulisan dalam to do list harianmu, dan tentu saja lakukan tantangan tersebut.
3. Konsisten mengerjakan tantangan
Setelah memasukkan tantangan tersebut dalam rencana harian kita, selanjutnya tentu saja kita harus mengerjakannya. Ini membangun kebiasaan baru, dan tentu tidak ujug-ujug bisa.
Masih ingat dengan teori membangun kebiasaan? Katanya kebiasaan itu akan menjadi hal biasa kalau kita bisa melakukannya selama 21 hari, dilakukan secara berturut. Jadi, lakukan dengan konsisten, sedikit demi sedikit, dan nikmati tantangannya tersebut.
Temukan kebahagiaan saat menghadapi sulit/malas
Nah lho, bagaimana kalau tiba-tiba menghadapi kesulitan? atau malasnya lagi kumat? tentu kita akan merasakan hal tersebut entah menghadapi suatu tantangan yang kita sukai ataupun kita benci.
Kalau menghadapi keadaan demikian, nggak apa dinikmati saja dulu, tapi sebentar saja ya. Setelah itu bangkit kembali, bangun pikiran positif, dan cari inspirasi entah dari buku ataupun media lain. Jadikan ini sebagai sarana belajar. Pasti akan sangat menyenangkan saat kesulitan kita terjawab, bukan?
Nikmati Proses
Jatuh bangun itu pasti. Maka jika ingin melihat suatu keberhasilan, lihat kembali proses yang sudah dilewatinya. Setiap proses tentu saja memberikan pembelajaran yang baik dalam hidup kita.
Soooo, semoga tantangan yang sedang saya ikutin ini bisa terselesaikan dengan baik. Tulisan ini tentu saja menjadi mengingat saya sendiri biar tetap semangat dan tekun menjalani hidup. Ya, semoga kita termasuk orang-orang yang sukses dengan passion and preserverence kita masing-masing ya. Aaamiin, Aaamiin.
I love this article so much. Yach sukses yang dianggap benar oleh GRIT adalah melalui passion and preserverence. Sangat enjoy reading this article.
Alhamdulillah aku juga perdana ikutan ODOP ICC itu aja dulu dan aku seneng banget. Walaupun kadang merasa keteteran tapi saat aku bisa menyelesaikan tugas harian ada rasa bahagia. Semoga kedepannya bisa aktif juga di ISB.
Alhamdulillah aku juga perdana ikutan ODOP ICC itu aja dulu dan aku seneng banget. Walaupun kadang merasa keteteran tapi saat aku bisa menyelesaikan tugas harian ada rasa bahagia. Semoga kedepannya bisa aktif juga di ISB. Ketika kita tekun aku yakin keberhasilan dan kesuksesan pasti ada.
Aamiin.
Alhamdulillah ya bisa terlewati semuanya, bener banget selalu ada rasa malasnya, tetep dinikmati ga pake lama2 ya.
Semangat ODOP terus ya, konsisten, Yeay.
Yeaaay aku juga termasuk yang suka challenge nih Mba Ghina hehe. Mengerjakan sesuatu yang aku catat dib”List To Do” harian juga sering aku lakukan, dan itu sangat membantu sekali. Nggak kebayang sih kalau nggak ditulis. Pasti banyak yang tertunda bahkan tidak dikerjakan sama sekali 😉
Semangat terus ODOP nya, kak. Saya juga lagi ikutan ODOP ISB nih, rasanya mengikuti odop itu gampang-gampang susah sih, cuman menurut saya yang susah itu konsisten nya dan juga harus nyari refrensi lagi untuk mengumpulkan bahan-bahan ide untuk membuat tema menulis ODOP.
menarik banget nih, lagi banyak yang bahas soal GRIT ya mba, aku jadi pengen cari tahu lebih lanjut lagi sih penasaran biar progress self development kita lebih maksimal
aduh hebat banget ikut 2 ODOP
kali ini saya kayanya menyerah ikut ODOP ISB karena udah terlalu jauh
Saya suka dengan ilmu baru dari teh Ani, yaitu tentang semangat dan ketekunan (passion and preserverence), sehingga bisa memilah dan memilih sebelum mengerjakan sesuatu. Jangan diborong, ntar nggak beres 🙂
Sebenarnya saya juga suka ikutan challenge meski saat ini masih belajar konsisten hehee.. btw bagus sekali sharingnya mbak, saya jadi merasa bersemangat untuk membuat challenge buat diri sendiri dulu untuk belajar konsisten
Aku baru denger nih konsep GRIT. Biasanya yang lagi banyak dibahas itu IKIGAI ya.. Aku juga belum terlalu paham IKIGAI sih hehehe.. Menarik untuk dipelajari sepertinya konsep GRIT ini, supaya hidup kita lebih semangat gak diem di situ aja
Saya suka ikut tantangan ODOP asalkan tidak dibatasi dalam menentukan tema kalau secara teknis oke lah misalkan harus dikumpul 2 hari dan harus tepat waktu tapi kalau dibatasi tema apalagi udah menyangkut tema personal diri sendiri aduh engga banget deh nyerah saya hehehe ..
Ibu saya juga mengajarkan ini. Beliau memberikan contoh salah seorang sahabatnya yang tidak begitu cemerlang tapi tekun. Sahabatnya sekarang adalah rektor sekaligus professor selama beberapa belas tahun di salah satu universitas swasta ternama.
Ada alasan kenapa Ibu menekankan ini pada saya, karena beliau melihat potensi saya di satu hal tapi saya sendiri suka ogah-ogahan, dan pada akhirnya sekarang potensi itu terkubur. Berbeda dengan teman saya yang tekun dan tidak banyak protes menjalaninya. How I wish I could turn back the time.
Mencoba hal baru sambil menggali potensi menjadi jalan GRIT ini ya, sehingga nggak perlu takut untuk keluar dari zona nyaman alias udah langsung nyerah nggak bisa
Bener bgt. Tantangan itu mrmbuat hidup lebih hidup. Kalo ga ada tantangan emg hidup tuh datar aja. Aku jg suka tantangan nih. Konsisten itu paling penting.
semangat ya mb Ghina dengan ‘tantangan’nya. Menikmati proses sesuai dengan passion akan mempermudah hidup. Semangat untuk kita semua
Keren, mbak bisa konsisten nulis tiap hari. Setuju nih aku kalau tantangan bisa membuat kita lebih produktif. Soalnya beberapa kali dapat job mepet dan ternyata malah bisa dikerjain sementara nulis organik ntar-ntar melulu. Heu
semangat,tekun dan nikmat proses itu koenci bgt nih buat pengembangan diri aku biar gak mager. Makasih sharing nya teteh
Semangat terus ikut ODOPnya mba. Makasih dengan sharingnya mba, apalagi dengan pembahasan GRIT ini
Tahun kemaren, semua rencana menulis berantakan karena kelamaan jeda dan lebih memelihara kondisi psikis karena pandemi. InsyaAllah tahun ini udah “ngisi bensin” ikut workshop2, dengerin kelas2 di ig dan ngisi vitaman kiri kanan bisa lebih konsisten lagi. Grid, note banget.
Salut nih sama mbak Ghina, semangat banget buat hadapi tantangan. Kalo aku keknya bakal liat tantangannya dulu deh, susah apa enggak, haha.. seakan nggak yakin bisa apa enggak ngadepinnya, huhahhuhah..