Perjalanan belajar menjadi minimalis pada kehamilan saya kali ini sungguh besar godaannya. Kondisi perut yang makin membuncit, baju makin banyak yang kekecilan, serta mental yang lebih sering nggak stabilnya ternyata membuat langkah saya hampir gontai. Bisa nggak ya saya menerapkan minimalis dalam menjalani kehamilan kali ini?
Ya, gimana. Tiba-tiba, semua-semua merasa butuh. Ya butuh beli pakaian baru, ya butuh sering-sering jajan di luar atas nama ngidam, ya butuh orang-orang memaklumi emosi bumil yang lebih sering bersungu macam singa kala emosinya lagi tak terkendali.
Wah, benar-benar tantangannya lahir bathin, ya.
Mengenal Minimalist Pregnancy
Pregnancy atau kehamilan banyak menimbulkan perubahan pada diri seorang perempuan. Terutama perubahan fisik. Meski nyatanya psikis pun lebih terombang-ambing dalam kondisi ini, biasanya banyak orang lebih terfokus pada perubahan fisik.
Imbasnya, kita merasa butuh untuk membeli kebutuhan saat hamil. Apapun.
Dari sinilah kemudian minimalis pregnancy mencoba untuk masuk.
Baca juga : Perjalanan Kehamilan Minim Drama
Perjalanan kehamilan justru seharusnya membuat kita memikirkan dan melakukan hal-hal esensial. Urusan bayi dan kita sebagai ibu hamil yang utama tentunya adalah kesehatan. Selanjutnya, kita seharusnya malah lebih menyederhanakan beban pekerjaan (apalagi pekerjaan rumah) karena kondisi kehamilan kita sebaiknya tidak boleh terlalu capek. Masa kehamilan ini hanya sembilan bulan, jadi sebaiknya kita lebih menikmatinya dengan melakukan hal yang mendukung kebaikan kehamilan.
Minimalist Wardrobe buat Ibu Hamil
Dalam kesempatan ngobrol dengan Mbak Muriel, kami yang sama-sama sedang hamil mencoba membincangkan soal minimalist pregnancy. Pakaian hamil, kebutuhan yang dibeli saat hamil, dan sebagaimnya. Namun, selama obrolan berlangsung, justru Mba Muriel tidak begitu banyak menekankan pada kehamilan dan kebutuhan fisik.
Untuk urusan kebutuhan, masing-masing ibu hamil memiliki preferensi yang berbeda. Seberapa butuh kita untuk membeli celana hamil, baju hamil, pakaian dalam, maupun celana dalam dan tentunya kita sendirinya yang bisa menentukannya.
Hanya saja, penekanannya…. Jangan impulsif.
Beberapa tips yang bisa kita pertimbangkan soal pakaian hamil nih antara lain :
- Tidak perlu melulu beli jika ada cukup pakaian dan cukup untuk kita pakai saat hamil (misal baju longgar dan celana/rok yang masih pas dan nyaman dipakai saat hamil)
- Beli alternatif jika perlu sekali membeli. (Misal saya dan Mba Muriel sama-sama beli karet untuk dipasang celana biar nggak usah beli celana khusus hamil)
- Jika perlu banget beli, usahakan yang bisa terpakai lagi setelah masa kehamilan usai.
Minimalist Pregnancy Checklist yang Perlu Lebih Kita Perhatikan
1. Menjaga pola makan dan mengkonsumsi makanan sehat
Tak apa sesekali membeli makanan di luar. Tapi sering-seringlah untuk masak makanan sendiri.
Bukan kenapa-kenapa, ini berpengaruh kepada kesehatan tubuh, kebersihan, serta tentunya kesehatan janin.
Saya sendiri pernah membaca cerita teman bloger yang sedang hamil kena toxoplasma. Ya ampun ngeri juga dengarnya. Katanya itu karena mereka sering makan dan jajan di luar. Tapi setelah konsultasi ke dokter dan lebih sering masak, toxoplasma tersebut perlahan-lahan hilang.
Ini cuma salah satu contoh saja, sih. Yang pastinya kita semua tahu dan seharusnya lebih memperhatikan pola makan serta asupan makanannya, demi ibu dan janin yang sehat.
2. Membiasakan tubuh bergerak
Kita semua tahu bahwa hamil berarti berat badan kita bertambah berat dan mood pun lebih sering tak terkendali. Akibatnya, kita lebih sering malas gerak.
Sementara tubuh malah justru minta lebih banyak bergerak. Ada banyak manfaat buat ibu hamil dan bahkan juga untuk janin dalam perut kita. Seperti mendukung perkembangan organ tubuh janin, mempengaruhi IQ janin, serta tentunya berat badan ibu hamil tidak berlebihan. Salah satu olahraga yang bisa dilakukan seperti membiasakan jalan kaki, bersepeda, dan yoga.
Baca juga : Bersepeda saat hamil, Apa Aman?
3. Berpikir lebih mindful
Berpikir lebih jernih dengan memusatkan perhatian pada apa yang ada di depan kita itu nyatanya tidak mudah. Apalagi sedang hamil. Seringkali yang muncul, lebih mudah kepikiran oleh suatu hal, memikirkan sesatu terlalu jauh, mudah terbawa oleh keadaan, dan kita pun jadi cemas berlebihan.
Saya pun sempat mengalaminya bulan kemarin. Karena suatu hal, saya jadi seringkali terbangun setiap jam 1 dan susah tidur lagi. Hal tersebut terjadi hampir semingguan. Lalu, setelah saya selami, saya catat dan saya ubah kebiasaan buruk saya, perlahan pola tidur saya pun kembali normal.
Tak dipungkiri, memang kita tak bisa mengendalikan pikiran dari luar. Dan saya merasa pikiran juga tidak mudah untuk kita saring. Kadang ada saja yang sekilas lewat lalu terngiang lama dalam pikiran.
Beberapa hal yang saya lakukan seperti : mencari penyebab, melawan malas, mengatur ulang jadwal tidur (tidak tidur sore), journaling, dan lebih memperbanyak baca.
Penutup
Menjalani minimalist pregnancy ternyata susah-susah gampang dan luas ya jangkauannya. Bukan sekadar urusan beli baju, tapi lebih luas malah. Mental, kesehatan, serta pola pikir kita pun termasuk.
Tentu saja tidak semua serta merta kita dapat praktikkan. Nyatanya, godaan pasti akan selalu ada. Yang perlu kita tahu, seberapa kita mengenal dan mengetahui tentang apa yang dibutuhkan oleh kita, tubuh kita, serta janin kita, bukan?