Think in the morning, act in the noon, read in the evening, and sleep at night.”
WILLIAM BLAKE

Ada banyak pilihan saat kita memulai hari. Bergegas bangun dan melakukan aktifitas, atau membuka mata namun diri tetap masih berada di atas kasur, atau bahkan cuma scroll-scroll medsos aja, sampai-sampai nggak sadar ternyata langit sudah begitu cerah. Ya, Memulai pagi pada masing-masing kita memanglah tak perlu sama.
Masih terngiang dalam ingatan saat masa kecil dulu, aku masih berusia 10 tahun-an. Saat ada mbak-mbak yang tinggal di rumahku. Ada satu orang yang cukup dekat denganku dan keluarga. Rutinitas yang kulihat setiap aku terbangun dari tidur adalah melihat mbak sudah berkutat di dekat sumur sembari mencuci pakaian. Semerbak wangi menandakan bahwa si Mbak juga sudah mandi sebelum subuhan. Aku selalu kagum dan bertanya-tanya, kenapa harus sepagi itu melakukan hal-hal yang sebenarnya bisa kita lakukan bahkan pada siang hari sekalipun?
Sebagai seorang muslim, menghidupkan suasana pagi sudah ditanamkan dengan panggilan adzan untuk melaksanakan sholat shubuh. Bahkan di desaku ada orang yang baca tarhim sekitar setengah jam sebelum shubuh. Pagi shubuh menjadi pertanda bahwa kehidupan pagi sudah saatnya dimulai.
Setelah menginjakkan kaki di Pondok Pesantren, suasana di pagi buta sudah sangat hidup. Digugah oleh petugas pondok atau Ibu Nyai langsung untuk sholat malam, nderes hingga subuh tiba. Tapi, rasanya ini belum menjadi kebutuhan. Bangun ditengah malam tersebut masih karena digugah-gugah, padahal kita masih ogah-ogahan untuk bangun.
Perubahan jelas terasa saat sudah tidak mondok lagi. Kita perlu mandiri untuk menghidupkan suasana di pagi buta. Tidak ada lagi yang membangunkan kita, ngopyak-ngopyak sampai diguyur air. Kita perlu menjadikan suasana pagi yang hidup itu sebagai kebutuhan. Tentu saja, untuk memulai hal tersebut secara mandiri itu sulit untuk memulainya.
Hingga saat ini, menghidupkan pagi bagiku sangat berpengaruh dalam kegiatan seharian. Jika awal pagi malas-malasan, seharian bisa lebih banyak malasnya daripada rajinnya. Menghidupkan pagi bagiku sendiri lebih kepada membangun awal yang baik sih. Meski kadang pagi rasanya tak boleh beranjak pergi, apalagi jika sedang dikejar deadline. Kalo orang kebanyakan jadi night owl saat dikejar deadline, aku justru sebaliknya, pagi buta menjadi waktu yang cocok untuk mengejar target kerjaan, karena otak masih sangat fresh, kan.
Tapi, percaya deh. Ketika kita sudah terbiasa bangun jam sekian, maka ritme tubuh kita akan membiasakan hal tersebut. Jangan lupa juga untuk berdoa agar dibangunkan di waktu tersebut.
Konon katanya, bangun di pagi hari adalah salah satu tanda untuk menjadi orang sukses. Steve Jobs, Bill Gates, dan Dalai Lama serta orang-orang hebat lainnya banyak memanfaatkan waktu pagi dengan hal yang sangat manfaat. Tentu bangun pagi saja tidak cukup. Bangun pagi dengan segenap rencana adalah langkah memulai hari untuk menjadikan hari ini lebih baik daripada kemarin.
Apa yang perlu dilakukan untuk menghidupkan pagi?
- Tidur cepat; Jika waktu malam tidak begitu banyak melakukan hal penting, lebih baik tidur lebih awal. Menyiapkan tenaga dan waktu agar memulai hari lebih pagi, sehingga kita dapat menghirup udara segar sambil melakukan aktifitas kita.
- Buka mata, berdoa, dan bangun dari kasur; Langkan awal ini adalah hal yang susah untuk dilakukan. Mata yang sudah terbuka, seringkali terpejam lagi. Sungguh masih mengantuk, apalagi kalo weekend datang, males-malesan terus bawaannya.
- Membuat to-do list; Memanfaatkan hari agar bermanfaat tentu harus diisi dengan kegiatan-kegiatan yang positif. Maka agar tidak terbuang-buang kita harus mengatur jadwalnya sedemikan rupa. Meski nyatanya tidak semua hal dapat dilakukan, setidaknya ada kemanfaatan dari hari yang telah jalani seharian ini.
- Merutinkan kegiatan; Salah satu fungsi dari habit tracker yang ada dalam bullet journal ini adalah untuk melakukan kegiatan agar menjadi kebiasaan/habit. Kebiasaan baik tentu menjadi hal baik untuk di kemudian hari. Kebiasaan belajar, membaca, olahraga, berinteraksi dan kegiatan lainnya adalah hal yang hasilnya tidak bisa dirasakan langsung.
- Memiliki mimpi; Kita memiliki tujuan, maka kita berusaha meraihnya. Hidup yang memiliki segudang mimpi akan menjadikan hidup penuh langkah semangat membara. Hidup tanpa mimpi menjadikan hidup seperti mati.
- Menghidupkan Jasmani dan Rohani; Bermeditasi, berdoa, berkhalwat, untuk menghidupkan rohani kita, bahwa ada Sang Maha Segalanya yang menjadikan kita masih bernafas hingga hari, dan mensyukurinya. Berolahraga, bergaya hidup sehat, berpola pikir positif menghidupkan jasmani kita, bahwa dengan sehat maka kita mampu menjalani hari hari dengan manfaat.
- Belajar; banyak orang-orang sukses yang melakukan hal ini. FYI, saat pagi hari otak masih kosong, belum terbebani oleh berbagai macam fikiran dan pekerjaan, maka digunakan sebaik mungkin untuk belajar adalah hal yang sangat tepat. Hafalan lebih cepat masuk, belajar lebih cepat faham, dan otak merrespon dengan sangat baik atas apa saja yang kita pelajari. Mengolah otak di pagi benar-benar mengawali hari tanpa distraksi, tentunya tanpa membuka sosial media ya. 🙂
So, whatever your morning situation, protect your mornings!
Pagi ku setiap hari: Sholat subuh, kumur2, minum black coffee samba lihat2 online shop dan IG hehehe
Terus tergoda beli2 nggak mbak? 😄Daku ga kuat ngopi pagi2