Ketika hari Sabtu menjelang, bagi saya sebagai istri, ini adalah hari yang menyibukkan sekaligus menyenangkan. Kenapa begitu? Karena Sabtu berarti hari berbelanja keluarga sekaligus waktunya untuk keluarga. Family time.
Hal menyenangkan dari belanja, ya karena saya perempuan dan jelas suka belanja. Hitung-hitung menghirup cuaca cerah, olahraga, dan menemukan pengalaman baru. Iya, sampai begitunya. Soalnya kita kemana-mana bersepeda. Makanya, kadang seharian menjadi hal yang menyibukkan. Jarak satu toko ke toko lainnya itu lumayan jauh. Jika ditotal secara keseluruhan saya bisa menghabiskan 10 km untuk perjalanan berbelanja ini, belum lagi lama milih-milih belanjaanya.
Baca juga : Keunikan Budaya Pasar Tradisional
Berbelanja mingguan juga merupakan hal penting. Pengalaman yang mengajarkan sendiri, semakin sering berbelanja, pengeluaran jadi membengkak. Setidaknya cukup sekali atau dua kali belanja dalam seminggu saja. Selain itu, ya karena jaraknya jauh makanya mending cukup sekalian aja belanjanya.
Toko favorit di Groningen
Toko ini merupakan toko Jerman yang sudah ada di 29 Negara di dunia. Favorit dari toko Saya memilih toko Lidl sebagai tempat belanja favorit karena tempat tidak jauh dari tempat tinggal kami.
Pertama kali masuk ke toko Lidl saya pun langsung jatuh cinta. Pilihan sayur dan buahnya banyak. Yang paling penting lagi, harganya lebih murah dibandingkan toko kelontong lainnya. Serius lho, saya sudah melakukan survey sendiri. Membandingkannya dengan toko Albert Heinz, Jumbo, ALDI, Nazar. Termurah ya di Lidl. *prinsip 😆
Meski Lidl ini adalah toko favorit, tapi katanya kualitas barang-barang yang dijual di toko ini adalah kualitas menengah. Kamu tidak akan menemukan sabun bayi merek Zwitsal, Popok merek Pampers, dan lipstik merek Maybellin. Yang ada, produk buatan Lidl banyaknya, apalagi untuk produk toiletries. Merknya kebanyakan ‘Cien’ namanya.
Meski begitu, tetap saja ada beberapa sayur favorit dan bumbu-bumbu masak lain yang tidak saya dapatkan di sana. Jika kepepet sekali, seminggu belanja di Lidl aja udah cukup kok.
2. Vismarkt
Vismarkt ini tampilannya seperti pasar ya. Ada banyak sekali pilihan yang segar-segar di sini. Dari mulai ikan segar, keju segar, roti segar, sayuran segar dan buah-buah2an segar. Adanya cuma di hari Selasa, Jumat dan Sabtu.
Mungkin salah satu hal yang membuat lahan ini bernama Vismarkt karena ada penjualan ikan segar. Saya untuk kali pertama lho makan ikan Makarel dan ikan Salmon di sini. wkwk. Emm, tapi saya tidak begitu yakin juga sih segar atau tidak, soalnya saat dihadirkan di hadapan kita, ikan itu sudah dalam keadaan mati dan membeku.
Belanjaan favorit saya jika berbelanja di Vismarkt antara lain tauge, cabe, anggur, jeruk, alpukat dan ikan segar. Untuk kangkung, kacang panjang, labusiam dan pare, meski itu adalah sayuran favorit, di sini menjadi barang yang mahal. Rerata di atas 3 euro. Bersabar aja nunggu di Indonesia makannya ya.
3. Toko Melati
Sesuai dengan namanya, toko ini adalah Toko milik orang Indonesia. Saya lupa namanya ibunya, tapi beliau asli dari Surabaya dan menikah dengan orang sini.
Ada banyak bahan-bahan yang di import dari Indonesia. Saya biasanya membeli tempe, tahu, mie, dan bumbu-bumbu instan. Maklum, jika membeli bumbu utuh agak mahal. Selain itu, emang yang praktis lebih mudah dan singkat kan?!
4. Nazar

Toko ini adalah toko Turki yang sering saya kunjungi. Sebenarnya ada beberapa milik muslim Turki dan Maroko seperti Isa dan fysal, hanya saja tempatnya cukup jauh dijangkau dengan sepeda.
Di toko ini saya biasa membeli bahan-bahan protein seperti daging ayam, daging sapi, dan sosis kesukaannya pak suami. Insya Allah halal ya.
Di sini ada beberapa bumbu masakan Turki dan India. Selain itu, frozen food juga ada kok. Jika ingin membuat masakan ala-ala Turki seperti doner kebab di sini tempatnya. Ya iyalah, namanya juga toko Turki ya.
5. Oriental
Toko ini merupakan Toko Asia yang dimiliki oleh orang China. Saya jarang banget tapi belanja di sini. Lumayan jauh soalnya. Selain itu, saya sering bingung mau belanja apa. Karena tempatnya memang jarang sekali di kunjungi sih jadi tata letaknya saya tidak hafal.
Di toko ini biasanya Ibu-ibu Indonesia membeli beras pandan dan bumbu-bumbu Asia. Jika malas datang ke store, bisa dikirim kok. Bebas ongkos jika belanja diatas 40 euro. Tapi saya sendiri bingung mau membeli apa saja untuk 40 euro itu.
Review Belanja di Groningen
Ketika tiba-tiba kangen masakan Indonesia, kamu bisa kok mendapatkannya. Tapi, syaratnya harus masak sendiri. Kalau beli lumayan mahal soalnya. Eh, tapi di sini ada ibu-ibu yang jualan menu Indonesia juga kok, jadi jangan khawatir juga ya. Masakan ibu-ibu di sini enak-enak dan original kok.
Di sini bumbu rempah Indonesia hampir ada semua. Toko yang menawarkan produk halal pun mudah diakses. Tidak ada kesusahan untuk tetap mencicipi masakan Indonesia, hanya butuh sedikit usaha untuk uprek di dapur.
Kualitas sayuran dan buah juga terjamin. Meski kebanyakan produknya adalah hasil import, tapi harganya dirasa tidak terlalu mahal dengan hitungan euro. Jangan dikalikan ke rupiah yaa, jelas mahalnya. Untuk anggur dan kiwi bahkan menjadi buah yang sering sekali dibeli. Padahal kalau di Indonesia, dua buah tersebut sangat mahal harganya.
Satu hal yang sama, baik di pasar maupun di toko ialah kualitas sayuran benar-benar bagus. Saya belum menemukan satupun ulat diantara brokoli maupun kangkung yang pernah saya beli. Katanya, tidak di cuci terlebih dahulu pun tidak mengapa, sudah bersih. haha
Jika malas untuk belanja, kamu juga bisa memesan secara online. Lumayan mahal sih untung ongkos kirimnya, Untuk beberapa store ada yang menawarkan bebas ongkos kirim di atas 25 euro atau 40 euro. Ini kesempatan emas yang dipakai ibu-ibu saat harus membeli beras 25 kg. Jelas berat kan, ga mungkin juga dibawa pake sepeda.
Kemudahan bumbu rempah tersebut karena Indonesia adalah jajahan Belanda pada masa silam. Selain itu, ada banyak juga orang Indonesia di sini. Ketika saya bertemu dengan orang Belanda yang menikah dengan orang Indonesia, mereka bilang masakan Indonesia itu masakan terlezat bagi orang Londo di sini.
Kita yang orang Indonesia jelas harus menyukai kuliner dalam negeri sendiri donk. Tapi, jangan lupa perbanyak minum air putih, buah dan sayurannya ya, biar seimbang sama kalori dan kolesterol yang dimakan. haha
Mama mertua dulu sering cerita pas mereka msh tinggal di Bonn Jerman, setiap bulan naik mobil, pasti belanja kebutuhan dapur di Belanda, cm aku lupa di kota mananya. Karena ada banyak brg2 Indonesia di sana. Sementara di Jerman dulu blm ada. Kalo skr sih udh ada toko Indomarkt yg khusus hanya jual brg2 indonesia.
Kayaknya memang di Belanda LBH gampang mencari barang2 Asia terutama indonesia, mungkin Krn bekas negara jajahan ya mba 😀
Iya Mbak.. Kalau bukan kebutuhan barang Indonesia, lengkap sih kayaknya di Belanda tuh. Ulekan aja ada coba. Aku pernh hampir beli tapi lihat harganya lgsg gigit jari. Wkwk
Makanya kmrn tuh rencana kalau jadi balik lg aku mau bawa ulekan. Wkwk
Tapi aku pernah punya diaspora yg udah stay lama di sana, malah kalau belanja kebutuhan sehari-hari suka ke Jerman Mbak. Lebih murah dan dekat juga katanya. Wkwk kami penasaran sekali tp blm sempet nyoba sayangnya..