Ghina Hai, saya Ghina. Perempuan pecinta pagi, pendengar setia radio dan podcast, menulis tentang kehidupan perempuan dan hal terkait dengannya.

Romantisnya Tirakat Istri Untuk Suami

5 min read

romantisme tirakat istri untuk suami

Tirakat istri ternyata menjadi hal baik dan penting untuk dilakukan. Meski lelaku ini banyak dilakukan oleh para salafusshalih maupun santri, mempraktikkannya dalam kehidupan rumah tangga juga hal yang patut. Memiliki keluarga membuat kita ingin memberikan yang terbaik, salah satu usahanya ialah dengan tirakat.

romantisnya tirakat istri untuk suami
Tirakat istri bisa menjadi jalan kesuksesan suami dan anak

Tirakatmu menentukan masa depan suamimu

Ibu Nyai Hj. Noor Khadijah Chasbullah (Istri Mbah Wahab Chasbullah).

Tulisan tersebut muncul diiringi dengan sebuah gambar seorang istri kyai. Gambar tersebut dikirim dari salah satu teman di grup para Ibu muda. Quote tersebut pasti bermakna dalam sekali.

Saat itu saya masih hangat-hangatnya menyandang status sebagai seorang Istri. Foto yang dikirim tersebut menggugah hati saya. Berkali-kali bertanya kepada diri sendiri. Meski belum ada yang benar-benar dilakoni sebagai sebuah bentuk ‘tirakat’.

Baca juga : Qiro’ah Mubadalah : Relasi resiprokal antar manusia

Cerita dari para kyai dan istrinya zaman dulu memang patut untuk dicontoh. Cara melakukan tirakat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Mereka hidup dengan lebih mengurangi pemenuhan kebutuhan dunia, serta memperbanyak waktu untuk urusan ibadah dan kemanusiaan.

Ada banyak ulama dan orangtua dahulu yang mentirakati hafalannya, mimpinya, keluarganya, keturunanannya. Ada juga kisah seorang kyai yang melakukan laku tirakat untuk kesuksesan santri-santrinya. Yang terbukti kemudian para santri tersebut melalui tirakat mendapatkan kesuksesan dan manfaat di kemudian hari.

Mereka pun berpesan agar kita mengikuti ajarannya. Seperti pesan untuk bertirakat. Tirakatmu menentukan masa depan suamimu. Pikir saya, lah kok bisa? Kok berat sih? Kok harus istri yang tirakat untuk suami sih? hehe. Belum apa-apa udah protes aja yak. 😆

Jadi saya membayangkan, tirakat yang dilakukan adalah sebuah perjuangan besar. Terutama untuk kebaikan keluarga beserta anak keturunannya. Macam bentuk tirakat yang biasa kita dengar itu seperti puasa sunnah terus. Sholat malam terus. Wiridan terus. Eh, terus melipir sama ibadah sendiri aja, masih segitu-gitu aja.

Seperti pepatah, “bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.

Memang perlu merasakan susah untuk kemudian senang. Memang perlu prihatin, untuk mendapati bahagia di kemudian. Harta memang mampu menjadi penjamin kualitas tempat mendidik anak (red: sekolah mahal). Tapi tidak selalu, apalagi untuk urusan masa depan dan kebahagiaan. Siapa yang tahu?

Apa itu Tirakat?

Tirakat adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Arab thariqoh. Jalan yang dilalui. Sederhananya, jalan untuk menyederhanakan keinginan untuk mencapai keinginan yang lebih tinggi. Lebih pada laku spiritual. Laku untuk mengendalikan nafsu dan memperbanyak kendali pada materi dan juga hati.

Bisa jadi, ada banyak lelaku tirakat untuk kesuksesan. Secara kasat mata kita mengetahuinya, apalagi untuk hal-hal yang bersifat ritual. Semisal berpuasa, banyak ibadah, dan lain sebagainya.

Saya menemukan beberapa hal unik, yang mereka bilang itu cara melakukan tirakat. Dalam hal makan misalnya. Tirakat puasa untuk seharian menahan diri dari makanan itu terdengar biasa kan? Nah orang saya temui itu katanya sedang ‘ngrowot’ ada juga puasa mutih. Istilah baru yang saya temukan pasca menikah dan ngontrak di Jogja.

Ngrowot itu ternyata makan dengan menghindari nasi. Jadi makannya biasa diganti dengan jagung, umbi-umbian dan lainnya. Bisa juga roti kali ya. Ada juga tirakat puasa yang menghindari makanan dari hewani. Bahkan untuk pemilihan bihun dan juga bumbu, kudu benar-benar non-hewani, mungkin bisa dibilang seperti vegan kali ya.

Baca juga : Perempuan sunda membaca Hati Suhita

Hal-hal demikian menjadi agak aneh. Orang pasti bilang, saya sendiri bahkan heran lho. Kenapa kita harus repot-repot membatasi suatu hal yang jelas-jelas itu boleh. Ya itulah, tirakat.

Tirakat salah satu bentuknya ialah keprihatinan. Karena biasanya dari prihatin menderita lalu ingat terus kepada Tuhan. Ini jelas hal yang tidak mudah. Apalagi di jaman yang segalanya bisa dinilai dari luar, terutama dari sosial media. Sementara itu, kita selalu mengharap penilaian bagus dari orang lain.

Tirakat Seorang Istri

tirakat seorang istri
Impian keluarga dilakoni dengan tirakat

Istri perlu melakukan tirakat untuk suami. Suami juga perlu melakukan tirakat untuk istri. Selain itu tirakat untuk anak juga. Jadi tidak hanya untuk dirinya sendiri. Biasanya laku tirakat itu berupa hal-hal spiritual.

Setelah menjadi seorang istri, saya sendiri merasakan bahwa ada beban tanggung jawab lebih. Keterlibatan saya tidak lagi hanya dengan orang tua dan saudara sendiri, namun ada anak dan suami. Dengan tirakat seorang istri, keinginan untuk mendapatkan anak sholehah, suami yang sholeh, kelancaran rezeki, serta kesehatan dan keselamatan menjadi harapan prioritas yang ingin tercapai.

Sebagai orang tua baru, saya pun belajar banyak dari orang tua, terutama Mimih. Saat kami meminta doa restu sebagai anaknya, Abah sering meminta Mimih untuk lebih rajin mendoakan keluarga dan anak-anaknya dibandingkan bilang ‘ Iya, nanti Abah do’akan’. Mungkin karena Abah sendiri meyakini bahwa surga ada di bawah telapak kaki ibu. 

Baca juga : Tirakat melakukan hal yang dibenci

Lelaku tirakat bagi saya sendiri seperti masih menjadi pelajaran yang cukup sulit untuk dilakukan. Sulit, karena kita dihadapkan pada era di mana menjadi istri tak hanya sekedar memberi bakti lahir bathin pada suami semata. Tapi, lelaku untuk menjaga, melindungi, dan mengasihi saat ini banyak tantangannya.

Menjadi Ibu pun demikian. Ibu tak hanya mampu ngomel mewanti-wanti anak agar terhindar dari hal-hal buruk. Jelas, pemikiran dan ilmu saat menjadi ibu juga harus menyesuaikan. Maka selalu meng-upgrade ilmu itu sangat perlu. Tirakatnya juga harus lebih di-gethol-kan.

Saya belum bisa memberikan contoh banyak. Sementara diri masih saja banyak ketidak konsistenan-nya. Saya melihat sekitar, orang-orang terdekat dan kisah para tokoh dan cerita-cerita memukaunya. Berikut beberapa lelaku tirakat -selain ibadah ritual- dalam bentuk prihatin yang banyak dicontohkan.

Macam Bentuk Tirakat yang Bisa Dilakukan oleh Seorang Istri

Macam-macam tirakat istri
Banyak macam cara untuk melakukan tirakat

1. Tirakat Istri untuk berbakti

Menjadi istri berarti lahan berbakti saya sebagai istri lebih luas. Ada suami dan mertua yang juga perlu didoakan dan berbakti kepada mereka pun perlu dilakukan. Tentu ada banyak hal bisa kita lakukan untuk berbakti kepada mereka, seperti bertindak baik, berkomunikasi dengan baik, menjaga rahasia keluarga, dan lain sebagainya.

2. Memberi contoh yang baik pada anak

Ketika dikaruniai anak menjadikan, sebagai seorang Ibu, saya memiliki banyak pengharapan pada anak saya. Namun menjadi orang tua tidak hanya boleh menuntut namun juga perlu menuntun. Salah satu tirakat untuk anak adalah dengan menjadi orang tua yang memberi contoh yang baik, bersikap terbuka dan lainnya.

3. Selalu merapal doa dan meniatkan segala hal untuk kebaikan

Mengawali kebaikan dengan doa dan meniatkan segala hal dengan niat baik adalah suatu keharusan. Dengan doa dan niat yang baik, suatu urusan yang terlihat seperti urusan duniawi bisa berubah menjadi ukhrawi, begitu juga sebaliknya. Jadi pastikan niat sebelum melakukan sesuatu itu benar dan terlafalkan, ya.

4. Mampu mengendalikan diri dari segala hal yang tidak baik

Pengendalian diri dalam melakukan tirakat adalah tantangan yang berat. Setiap zaman, akan selalu ada tantangannya. Tantangan saat ini, seperti media sosial, godaan online shop, dan bahkan iklan di berbagai media bisa membuat tirakat seorang istri mudah goyah jika komitmen kita tidak terlalu kuat untuk melakukan tirakat.

5. Senantiasa belajar

Menjadi seorang Istri tetap harus semangat belajar untuk meningkatkan kualitas diri. Belajar juga menjadi salah satu bentuk tirakat karena ini berarti kita tetap menuntut ilmu untuk menyesuaikan dengan keadaan dan menjadi tahu apa yang harus dihindari dan dilakukan menghadapi perkembangan zaman.

6. Menerima/cukup

Saat melakukan tirakat, belajar mengendalikan nafsu berarti mengurangi intensitas ataupun kuantitas atas suatu hal. Untuk urusan materi, makan, dan kebutuhan hidup kita perlu membiasakan diri dengan keadaan cukup. Namun tentunya selama hal itu memberikan kebaikan diri. 

7. Berhati – hati

Berhati-hati menjadi hal yang perlu dilakukan juga oleh seorang muslim. Memilih makan, beribadah, bekerja, maupun berselancar di media sosial, kehati-hatian perlu dilakukan. Melakukan hal tersebut adalah perlu, karena tentunya ada efek samping jika dilakukan secara sembarangan atau tidak tahu ilmunya.

Tentu masih ada banyak hal yang bisa dilakukan istri untuk keberhasilan suami dan anak-anaknya ya. Emm, lalu romantisnya di mana tirakat ini ?

Romantisnya Tirakat Istri menjadi Ibadah

Romantis itu kan salah satu definisinya adalah ‘hal yang mengasyikkan’. Nah lelaku tirakat ini juga merupakan hal mengasyikkan lho. Karena hal mengasyikkan itu muncul dari hal yang baik. Tidak hanya baik, tapi bisa jadi ibadah.

Ingat iklan Thailand yang mengharukan itu nggak? Ketika ada seorang lelaki yang setiap harinya selalu membagikan uangnya kepada pengemis, menggeser pohon yang membuat orang lain tertabrak, membeli makanan untuk memberikannya kepada orang lain. Romantis bukan? Hal yang romantis muncul dari kebaikan. Apalagi kebaikan yang disembunyikan. Lebih romantis tentunya.

Hal-hal kecil dari setiap kebaikan seperti itu adalah hal yang seringkali diremehkan. Padahal bisa jadi, kebaikan tersebut berbuah manis. Apalagi jika itu ditujukan untuk orang-orang terdekat kita, tentunya kebahagiaan yang akan kita rasakan saat melihat orang-orang terdekat kita berhasil.

Kesimpulan

Tirakatmu menentukan masa depan suamimu adalah semacam pengingat untuk kita sebagai istri bahwa urusan kita saat ini lebih luas. Ada suami dan anak yang perlu dukungan, tidak hanya secara spiritual, tapi juga fisik, dan mental. Tentu tirakat tidak hanya berlaku untuk istri saja, tapi juga suami.

Ghina Hai, saya Ghina. Perempuan pecinta pagi, pendengar setia radio dan podcast, menulis tentang kehidupan perempuan dan hal terkait dengannya.

12 Replies to “Romantisnya Tirakat Istri Untuk Suami”

  1. Sukaaaa banget tulisan ini.
    Saya jadi pengen romantisin pak suami ah.
    Sesekali kalau suami di rumah, sayanya senyum terus kali ya.
    Gak peduli dibeliin cokelat atau enggak hahaha.

    Tapi setuju sih, tirakat istri banyak yang bikin suami sukses atau bangkrut huhuhu

  2. Kok rasanya yang paling susah dilakukan itu contoh lelaku romantis yang terakhir : diam.
    Rasanya sebagai wanita bawaannya pengen ngomong terus. Tapi yah semoga apa yang kita bicarakan selalu dalam hal kebaikan.

  3. Semoga banyak ibu2 muda atau calon Nyonya yang baca TIRAKAT ini, sehingga akan berpotensi disayang dan dicintai suaminya.

    Tapi kalau masih ngak disayang atau dicintai suaminya, diluar tanggung jawab redaksi loh… 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Captcha loading...

error: Content is protected !!