Yuk, Coba Diet Clean Eating

Semua orang memiliki harapan untuk diberikan umur yang panjang dan tetap sehat, apalagi dalam keadaan pandemi seperti sekarang ini, sehat itu keinginan utama. Untuk sehat salah satunya dengan diet sehat, Nah, teman-teman ada yang mau nyoba diet clean eating, nggak?

Hai, selamat tahun baru teman-teman semuanya. Tahun 2021 ini banyak sekali orang berharap keadaannya lebih baik daripada tahun 2020, kamu dan saya pun tentu mengharapkan demikian. Yang terpenting lagi, semoga virus corona yang membuat mimpi dan rencana kita di tahun 2020 segera lenyap musnah dari muka bumi ini.

Untuk menjalani kehidupan yang semakin tak menentu ini, diberikan kesehatan adalah hal utama yang perlu sekali dijaga. Selain mengendalikan penyebaran virus dengan melakukan protokol kesehatan secara konsisten, kita juga perlu menguatkan imun tubuh kita agar kuat dan tetap sehat.

Bagaimana cara menjaga kesehatan? Nah lho ini pertanyaan yang terkadang sulit kita jawab. Mengurangi makan gorengan? Nope. Mengurangi makan manis-manis? Nope. Banyak gerak? Rebahan lebih banyak sih. hehe.

Lalu apa yang diusahakan biar harapan tetap sehat itu lebih nyata?? Apa? Apaaa?

Menyelami Makna Gaya Hidup Sehat

Pada suatu siang, saya ikut kajian De’gromiest. Namun kajian kali ini tidak terkait dengan tema religious, namun menjadi kebutuhan kita untuk tetap religious, yaitu tentang kesehatan. Sang pembicara yang kebetulan juga seorang dokter yang sedang menjalani kuliah S3 di Groningen menjelaskan kesehatan dengan hal-hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari..

Baca juga : Kontemplasi Akhir Tahun : Sampah dan Makanan

Tiba-tiba pembicaraan dimulai dengan pertanyaan, seberapa bisa kita lepas dari minyak dan gula? Wah kontan saja semua peserta yang ikut kajian tersebut tertawa miris. Nyatanya susah sekali terlepas dari minyak dan gula. Untungnya hidangan yang disajikan oleh tuan rumah yang juga jadi pembicara tersebut sengaja menyajikannya buah-buahan semua.

Saat memilih makanan, biasakan untuk mempertimbangkan jumlah kalori. Dari satu gorengan bakwan ternyata ada 137 kkal. Satu piring agar-agar itu ada sekitar 160 kkal. Wah, ngitungnya aja kita kewalahan. Guilty pleasure soal makanan begini memang susah sekali menghindarinya, apalagi kalau tidak megupayakan dengan niat yang kuat.

Namun, memahami bahwa keadaan saya yang memiliki orang-orang terdekat yang menderita diabetes, jantung, darah tinggi, dan ginjal, membuat saya tertarik untuk mengupayakan hidup lebih sehat.

Hidup sehat itu tidak bisa terbilang sangat murah, karena untuk hal-hal tertentu kadang terasa cukup mahal.

Hal-hal yang saya rasa cukup murah seperti untuk urusan air dan sayuran. Air putih jelas lebih sehat daripada boba dan semacamnya. Sayuran jelas lebih murah daripada ayam dan daging-daging, dan memilih minyak yang lebih bagus kualitasnya seperti minyak kelapa itu jelas lebih mahal, tapi kalau membandingkan dengan jajan sehari-hari padahal jelas lebih hemat lho.

Yang menjadi mahal adalah ketika kita malas untuk mengolahnya dan lebih memilih pesan catering, atau ketika kita memang lebih mengutamakan makanan sehat yang memang mahal harganya seperti salmon, alpukat, brokoli, dan sejenisnya.

Sebenarnya ada cara lain yang bisa kita lakukan untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut, yaitu mencari substitusinya. Jadi kita bisa mencari makanan tertentu yang kandungan gizinya hampir sama tapi harganya lebih murah.

Baca juga : Resep Makanan Diabetes

Semisal, ikan salmon yang memang kandungan gizinya bagus banget, ternyata ikan kembung pun kandungannya hampir sama namun jelas harganya lebih miring daripada salmon.

Dan, terakhir mengubah pola makan dan pilihan makanan yang bagus dan berkualitas tanpa diiringi dengan mengolah badan alias olahraga itu yaaaaa tetap kurang sempurna.

Suatu sore saya mendengarkan podcast-nya Leila Chudori, kebetulan sekali sedang membahas buku tentang kesehatan, terutama kesehatan kanker. Buku tersebut berjudul The Emperor of Maladies karya Sidhharta Mukherjee. Leila mengundang seorang pakar hematologist oncologist Indonesia, Dr. Aru Wisaksono  Sudoyo.

Pemaparan Dr. Aru pada akhir obrolan beliau menguatkan pendapat tentang pentingnya olahraga. Kata beliau, memang penyebab penyakit itu kebanyakan karena gaya hidup. Makan bergizi saja belum cukup. Kita perlu menyertainya dengan 3 komponen penting, yaitu : menjaga berat badan, olahraga, dan diet sehat.

Mengenal diet Clean Eating, Apa dan Bagaimana?

Well, apa yang pertama terpikir saat mendengar clean eating? Saya sendiri awalnya mengira bahwa celan eating berarti makan bersih. Ternyata setelah saya baca beberapa referensi, bersih di sini bukan hanya sekadar bersih piringnya saja setelah makan, tapi juga makan yang membuat bersih tubuh juga alias terjadi detoksifikasi.

Baca juga : Membangun Kebiasaan Sehat Perempuan

Diet Clean Eating berarti kita makan makanan yang sehat seperti sayuran, buah-buahan, dan lemak sehat dan menghindari makanan olahan.

Saya memutuskan untuk mengikuti tantangan clean eating bersama @tanos.challenge. Meski beberapa hal sudah saya aplikasikan, seperti lebih banyak minum putih daripada minum yang manis-manis, banyak buah-buahan daripada cemilan, dan jarang banget buat makanan bersantan ataupun makanan frozen, tapi yang paling berat memang makan tanpa minyak.

Karena beberapa hal tersebut, saya rasa tantangan clean eating ini agak mudah, tinggal berani mengurangi makan berminyak saja. Tapi, melihat goal yang dihasilkan dari diet clean eating ini membuat saya tertarik. Bisalah nggak sering-sering makan berminyak mah.

Apa Goal dari Clean  Eating?

Goal dari clean eating sendiri adalah memberikan nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh, yang dapat meningkatkan fungsi hati dan kesehatan otak, meningkatkan energi, meningkatkan daya tahan tubuh, dan membantu dalam weight management.

Jadi goal dari clean eating ini bukan hanya semata-mata berat badan turun dan jadi langsing ya. Sebenarnya fokus saya sendiri juga bukan tentang turunnya berat badan, tapi lebih ke tubuh yang lebih kuat imunnya dan kebutuhan tubuh terpenuhi.

Bismillah ya, semoga tantangan ini berjalan dengan lancar dan bahkan bisa konsisten nantinya. Aamin.

So, siap menyongsong harapan 2021 dengan lebih sehat? Yuk perhatikan kebutuhan tubuh kita lebih jeli.