Ghina Hai, saya Ghina. Perempuan pecinta pagi, pendengar setia radio dan podcast, menulis tentang kehidupan perempuan dan hal terkait dengannya.

Metode Bullet Journal, Cara Unik Mengisi Diary-mu

4 min read

bullet journal method

Ada yang pernah mendengar bullet journal, nggak? Tanpa terasa, akhirnya saya sudah menggunakan catatan harian dengan metode bullet journal ini selama hampir empat tahun, nih. 

Saya memang nggak bisa lepas dari yang namanya buku catatan harian kayaknya. Sedari masa sekolah sampai sekarang, saya memiliki beberapa buku catatan pribadi. Manfaat diary memang cukup berpengaruh dalam hidup saya. Ya, meski beberapa ada yang saya bakar, atau malah hilang entah kemana, tapi sensasi menulis di atas kertas memang sudah jadi bagian dari keseharian saya.

Dulu, semuanya saya taruh dalam satu buku. Yup, we call it diary. Namun semakin ke sini, kebutuhan saya tidak hanya sekadar untuk mencatat gundah gulana, keresahan, unek-unek, dan perasaan hati lainnya. Saya butuh ruang yang bisa menganulir kegiatan saya, mencatat kerandoman pikiran saya, serta membuat saya lebih produktif harusnya.

Baca juga : Catat Mencatat Bagi Perempuan

Tibalah di suatu kesempatan, saya menemukan sebuah metode pencatatan buku harian yang unik. Semua yang saya inginkan ada di dalamnya. Ialah Bullet Journal.

Apa Itu Bullet Journal?

diary dengan metode bullet journal

Bullet journal adalah alat/media produktivitas yang bekerja dengan sistem analog yang dibuat untuk mengorganisir diri kita. Tujuannya akhirnya adalah untuk hidup yang lebih berarti dengan menjalani hari-hari lebih produktif dan goal-goal yang sudah kita rencanakan dapat terwujud.

Beberapa pakar bilang bahwa metode ini cara kerjanya seperti KonMari namun untuk membenahi pikiran kita yang awut-awutan alias berantakan.

Yup, nggak cuma barang-barang kita yang bisa awut-awutan, pikiran juga.

Ryder Caroll, seorang disainer dari New York Time, yang merupakan penggagas ide menyebutkan bahwa tujuan dari adanya bujo ini adalah untuk merekam masa lalu, membantu untuk fokus di masa sekarang, dan alat perencana di masa yang akan datang.

Cara kerjanya cukup unik. Bahkan saya butuh waktu sendiri untuk mempelajarinya. Sistem analog memberikan cara sederhana untuk pengisian, nggak perlu menguraikannya panjang lebar. Kita cukup menuliskan suatu hal secara singkat, padat, dan jelas.

Manfaat bullet journal ini banyak. Kita tidak hanya bisa menuangkan curhatan hati, tapi juga jadi tempat untuk menuangkan to-do-list, ide atau unek-unek, tugas, kegiatan, serta mentracking banyak hal seperti habit tracker, money tracker, mood tracker, dan lainnya dalam satu wadah. Well, metode bujo mewadahi hal tersebut dengan adanya bullet journal key yang akan dibahas di bawah nanti, ya.

Cara Membuat Bullet Journal

Untuk menyederhanakan pola pikir kita, biar nggak seruwet pemikiran saya pada saat awal mengenal bujo, saya ingin menekankan terlebih dahulu, bahwa bujo ini sangat sederhana caranya. 

Ada dua hal penting yang perlu kita ketahui terlebih dahulu, seperti :

1. Siapkan alat-alat

Sungguh, kalian jangan mudah tergoda dengan berbagai bullet journal ideas yang bisa kalian temukan di berbagai media sosial. Karena dulu, ketika saya ingin memulai bujo dan tergoda dengan berbagai cara membuat bullet journal aesthetic, saya malah lebih sibuk membuat desain daripada mengisi bujo itu sendiri.

Tentu boleh-boleh saja untuk membuat tampilan bullet journal aesthetic gitu, tapi tetap ingat pada fokus utama ya.

Jadi apa barang yang kita butuhkan untuk memulai bullet journal? cukup tiga benda saja. Pulpen, buku dan penggaris. Tapi kan bujo yang ada instagram dan pinterest itu cantik dan estetis banget? Sekarang saya sarankan teman-teman untuk menengok blognya Ryder Caroll deh yang notabene pendirinya. Simpeeel banget.

Buku yang seperti apa? Nah ini yang unik dari bujo dan bikin saya suka, kita cukup menggunakan buku kosong. Dari lembaran yang kosong itulah kita diberi kebebasan dan kreativitas untuk mengisi semau kita dengan patokan komponen yang akan saya uraikan nanti.

2. Pahami komponen Bullet Journal

Sebelum memilih bullet journal sebagai metode buku harian kita, kita harus tahu terlebih dahulu komponen-komponen serta istilah yang diterapkan dalam pengisian catatan tersebut. Ada cukup banyak komponen yang dipakai oleh para bujoist (sebutan untuk pengguna bujo). Namun, Ryder sendiri menekankan bahwa pengisian komponen itu sangat personal. Isilah sesuai dengan kebutuhan dan sesuaikan dengan keadaan. 

Beberapa komponen yang ada, berikut komponen yang wajib ada dalam bullet journal :

  1. Bullet Journal Key ; 
komponen dari bullet journal
  1. The index; taruh di halaman awal. Gunanya sebagai daftar halaman yang memudahkan kita dalam menemukan halaman yang kita cari.
  2. Future log; halaman yang berisi kalender dalam satu satu tahun beserta momen penting yang akan datang di kemudian, seperti : ulang tahun, tagihan bulanan, dan lainnya.
  3. Monthly Log; hampir mirip dengan future log, namun keterangannya lebih detail dan terperinci.
  4. Daily Log; nama lain dari rapid logging. Bagian ini adalah bagian terpenting dari bujo. Kita bisa menginput berbagai event, tugas/task, notes, appointment, dan kegiatan lainnya yang informatif. Pastikan pada saat pengisian, beri keterangan halaman di setiap lembarnya. Jika ada hal yang tertunda pada hari itu, bujo mentrack-nya dengan memberi keterangan migrasi.

Praktik Mengisi Bullet Journal

Setelah memahami bullet journal key dan komponen-komponennya, sekarang kita beranjak untuk praktik, yuk. Beberapa hal penting hal bisa kita lakukan saat mengisi bullet journal seperti :

Misal, hari ini saya ada tugas untuk mencuci pakaian, menulis blog, ada event webinar, rencana mau ke dokter gigi, terus Nahla lagi senang-senangnya bikin cerita sendiri, maka pada malam harinya saya akan menulis di rapid logging bujo seperti berikut :

. mencuci pakaian (jika saya lakukan tinggal beri tanda centang)

. menulis blog

o event webinar jam 13.30 wib

^ ke dokter gigi

– Nahla hari ini suka sekali membuat cerita sendiri

Pada malam hari, ketika akan mengisi rapid logging ini, jika list tersebut kita laksanakan, kita bisa beri tanda centang untuk kegiatan yang terlaksana, tanda silang (-) untuk kegiatan yang tidak terlaksana, dan tanda ( >) untuk kegiatan yang tertunda atau dimigrasikan keesokan harinya.

Goals, Brain Dumps, dan Tracker untuk Bullet Journal

Nah, selain komponen wajib di atas, saya juga menambahkan goals, brain dumps, dan tracker. Hal ini untuk lebih membenahi unek-unek dan ide saya dalam satu tempat.

1. Goal

Biasanya ditulis di setiap awal bulan. Beberapa goal besar ini bisa jadi acuan untuk mengisi daily log kita. Nanti di akhir bulan, kita bisa rangkum di Goals tersebut.

2. Brain Dumps

Ini adalah wadah untuk menaruh segala unek-unek dan ide yang muncul, kadang berbentuk mind map, kadang dibuat kotak-kotak, kadang juga berupa deksriptif semata. Suka-sukanya kita aja untuk mengisinya.

3. Tracker

Tracker digunakan untuk membangun dan memantau/melacak perkembangan dari suatu kegiatan. Tracker juga membantu kita untuk lebih displin dan menciptakan suatu kebiasaan (habit) Tracker juga bermacam-maca bentuknya, seperti :

  • habit tracker : tracker untuk melacak kegiatan yang akan dijadikan habit, baik itu kegiatan personal, edukasi, maupun pekerjaan.
  • money tracker : tracker untuk melacak pemasukan dan pengeluaran kita.
  • mood tracker : tracker untuk melacak mood kita sehari-hari.
  • ramadhan tracker : tracker untuk melacak kegiatan kita selama bulan ramadhan.

Baca juga : Habit Tracker Cara Jitu Mengatur Waktu

Penutup

Bullet journal lagi-lagi hanya alat untuk membuat kita lebih produktif. Tentu ada banyak alat lain yang bisa mendukung kita untuk tetap produktif dan mencapai goal yang kita harapkan. Manfaat bullet journal memang banyak. Namun, dalam perjalanannya, nggak selalu mulus sih, kadang ada yang tidak terisi, atau beberapa rencana ada banyak yang berubah juga. Tapi, metode bullet journal ini menurut saya sedikit banyak mampu menampung apa yang saya butuhkan untuk menjalani hari-hari saya. It helps me stay organized and stay mindful.

Kalian biasanya gimana nih cara mengisi catatan hariannya-nya? Yuk, cerita di kolom komentar.

Ghina Hai, saya Ghina. Perempuan pecinta pagi, pendengar setia radio dan podcast, menulis tentang kehidupan perempuan dan hal terkait dengannya.

30 Replies to “Metode Bullet Journal, Cara Unik Mengisi Diary-mu”

  1. pertama kali ingat istilah ini aku dari mba ewwa febri..tapi aku agak bingung tadinya soalnya nulis diary taoi bukunya beda ama diary biasa…kayak ada kolom kolomnya yang kupikir kok dulu mirip buku strimin xixiix…maklum aku dulu ga mudeng bujo…mudengku burjo

    tapi sepertinya asyik juga ya mba ghina bisa menulis daily list di bullet journal..jadi bisa ngecek seluruh rencana akan tercheck list atau ganya. Latihan disiplin juga ya dengan ativitas ini…kalau nita sih lebih serampangan dalam nulis jurnalnya…masi ala ala nulis diary biasa jadi jarang ada alat alatnya huhuhh tapi paling seru taksisipin gambar gambar kartun sih

  2. Mulai bulan Desember lalu aku tertarik banget buat bujo, Mbak Ghin. Niatnya aku bakal mengawali di tahun 2021, supaya kehidupanku sepanjang 2021 lebih tertata dan terencana, gitu 🤭.

    Tapi ternyata itu gak bertahan lama. Di pertengahan Februari aku udah mandeg. Kurang telaten ternyata aku, Mbak. Hidup yang spontan tanpa rencana kayaknya lebih cocok untukku 😂. Jadi buku jurnalnya cuma aku buat coret-coret aja sekarang. 🙈

    Btw aku salfok sama jurnalnya Mbak Ghina yang sampul kulit itu. Beli di mana, Mbak? Bisikin dong, aku juga pengen beli. 😍

  3. Ini apa, kenapa bisa rapi gini sih dirimu mbak Ghin? haha.. Aku dulu punya tetangga yg hobby skali bikin bullet jurnal gini, ah tulisannya juga kelewat rapi lah. Aku cukup nulis di dashboard blogger aja deh, hihi..

  4. saya juga sampai hari ini selain catat di sticky note atau excel, dan tempelan di dinding, bullet journal masih jadi salah satu acuan buat produktif pengingat buat semua task sehari-hari. dan biasanya salah satu caraku untuk tetep rajin nulisnya cari warna cover journalnya yang kita suka, misal ijo tosca gitu

  5. wah keren sekali yaaa …. sejauh ini journalku baru tak taruh di jadwal kalender …. hihihi masih manual seklai saya ya

  6. Teh ghina, aku juga bikin buljo. Udah di bikin secantik dan selengkap mungkin, tapi kelemahan ku adalah males ngisi, wkwkwk. Akhirnya bikin buljo online deh, di Excel 🤭

  7. Aku mba, ak suka nulis diary dari kecil. Kemudian dari diary biasa beralih ke planner. Biasanya orang bikin bujo dihias2, aku cuma pake planner yang udah inclue trackernya jd tinggal nulis wkwkwk soon pingin coba bikin bujo manual kayanya lebih greget ya mbak warna-warniin, hias hias sendiri, bikin manual sendiri 😉

  8. Sepertinya asik ya Kak Ghina.

    Selama ini sih aku memisahkan buku diary dan to do list kerjaan saja. Nah kalau tugas harian biasanya nggak aku catat. Pun misal ada kegiatan online atau offline atau apalah paling aku pakai alarm saja di smartphone.

    1. iyaa, dulu aku juga gitu kak acha, tapi jadinya merasa ribet karena banyak bukunya, jadilah menurutku bujo ini cocok karena disatuin dalam satu spreadsheet gitu, aku juga dibantu alarm kok sama google calender jugaa.

  9. Sejauh ini si baru tahu istilahnya tapi untuk praktik belum pernah. Ups. Padahal menarik juga ya bujo ini bisa bikin kita jadi lebih produktif gitu

  10. Aku biasanya ngejurnal pake buku yang udah ada templatenya, tapi taun ini mau nyoba pake buku kosong 😁 tapi entah kenapa akhir-akhir ini lagi mager-magernya 😦 btw mbak aku salfok sama podcastnya, seru banget.

    1. Aku kemarin beli jurnal yg ada template nya, malah nggak fokus karena bnyk konsep yg kurang srek isinya. Makanya balik lg ke buku kosong dgn konsep bulet journal..

      Haha iya jadi inget udah lama nggak nge podcast lagi nih… Makasih d mampir

  11. kok aku selalu gagal ya bikin begini. nggak bisa disiplin ke diri sendiri. banyak target erabaikan karena merasa deadline dibuat sendiri. makanya jadi gak produktif

  12. Saya baru tau lho sama bullet journal key itu yg simbol2 gitu. Enak juga ya, jadi gak perlu nulis panjang-panjang mesti ingat aja simbolnya. Dulu juga pas masih aktif organisasi di kampus, suka pakai jurnal harian gitu juga. Eh sekarang malah udah jarang, soalnya menganggap udah gak butuh. Hedehh, nyatanya kalau gak dibuat jurnal rasanya ada banyak waktu yang kurang dioptimalkan dengan baik :c

  13. saya sepertinya gak setelaten Mba Ghina bisa bikin bullet journal sendiri, saya lebih milih beli yang udah jadi aja, hehehe (iyaa, saya anaknya memang pemalas, huhuhu)

  14. Keren bangeeetttt deh, saluuttts sama yang konsisten ngisi dan nulis jurnal kaya gini. Apalagi pake doodle yang indah-indah, stiker, dll… Aku bbrp kali mandek di tengah jalan atau kalau enggak jurnalnya cm disayang2 😂

    1. aku juga nggak bisa mba Rella kalau yang doodle cantik cantik gitu mah..yg pntg tujuan ngejurnal itu kan bikin list terjalani bukan bikin doodle kan, wkwk

  15. Kalo buku diary yg isinya menyek2 dulu aku punya. Cuma kalo bullet journal yg bagus2 kek orang2 tuh belum pernah bikin haha.. so far hanya sebatas bikin to do list di note hp hehe

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Captcha loading...

error: Content is protected !!