ghinarahmatika.com – Saat memilih tas yang bagus buat anak, apa nih kira-kira yang jadi pertimbangan bapak ibu? Merk? Lucu? Warna?
Memang memilih tas buat anak itu nggak boleh ya asal pilih saja. Saya jadi ingat saya berkunjung ke rumah mbak saya. Selagi kami mengobrol tentang anak–anak, beliau menunjukkan tas milik anak sulungnya yang awet banget. Sudah dipakai sedari SD sampai sekarang SMA.
Awet banget, lho. Untungnya lagi, anaknya juga nggak merasa perlu gonta–ganti karena itu pilihannya dia.
Jadi apa saja sih kira–kira pertimbangan saat memilih tas sekolah anak?
Pertimbangan Saat Memilih Tas Sekolah Anak
Pepatah orang-orang minimalis bilang, belilah karena kamu membutuhkan. Saat membeli pun, kita sebaiknya tidak boleh membeli saat sedang marah, saat pikiran sedang impulsif, maupun beli karena lucu menggemaskan, saja.
Hal itu juga berlaku untuk kebutuhan anak kita. Kita sebagai orang tua juga kadang mengabulkan karena si anak sedang merengek atau kita sedang terburu-buru. Ini dia beberapa hal yang harus kita peritmbangkan saat membelikan tas sekolah untuk anak yang bagus :
1. Kualitas yang bagus
Ini fakta yang diakui banyak orang tapi banyak yang menyepelekannya.
Seperti kita ketahui, ada harga ada barang. Meski memang tidak dipungkiri yang harganya terlihat normal pun sebenarnya bagus–bagus saja. Makanya kita perlu memperhatikan secara detail.
Ada beberapa merk tas sekolah anak yang memang sudah terpercaya kualitasnya, seperti Jansport, Adidas, Herschel, dan lainnya, namun biasanya memiliki harga yang lumayan. Tak perlu sedih, sekarang ini juga ada banyak merek lokal yang juga bagus dan harganya terjangkau.
Jika kita membeli secara langsung, kita bisa mengecek langsung jenis kainnya, modelnya, kokoh tidaknya si tas, maupun kerapian jahitannya. Jika beli secara daring, kita juga cek testimoni dari para pembeli. Pastikan kita jeli ya, kemarin saya lihat ada teman beli dan dia baca testimoni pada bagus-bagus. Ternyata itu perbuatannya bot, lho!
2. Ukuran yang cocok untuk anak
Pernah lihat nggak lihat anak pakai tas tapi tasnya terlalu besar memenuhi punggungnya?
Saya pernah lihat dan lebih ke kasihan sih lihatnya. Beban punggung anak itu berbeda lho dari beban punggung orang dewasa.
Jangan juga anak–anak membawa barang-barang banyak ya. Hal ini tidak bagus untuk bentuk tulang punggung anak nantinya.
So, pilihkan tas yang ukurannya tidak terlalu besar dan kita pastikan juga tidak membebani tas dengan barang bawaan yang banyak dan berat, ya.
3. Model yang disukai anak
Memang tidak dipungkiri bahwa anak–anak juga punya passion sendiri terhadap barang–barang miliknya. Seperti Nahla, anak saya, yang pernah suka sekali sama kuda poni. Makanya hampir semua barang-barangnya dia ada gambar kuda poninya. Dua tahun yang lalu saat mau dikasih kado perpisahan dari Kalsel pun si tante yang mau ngasih akhirnya belikan tas model kuda poni.
Alhamdulillah tasnya kuat dan bagus sampai sekarang. Karena modelnya juga dia sukai, Nahla pun belum minta ganti sampai sekarang.
4. Riset bersama
Sekarang ini berbelanja memang harus cerdas dan cermat. Hal ini juga bisa kita ajarkan ke anak kita, bahwa sebelum beli sesuatu kita bisa lho melakukan riset terlebih dahulu.
Hal itu juga saya lakukan bersama Nahla saat dia kemarin berkeinginan untuk membeli sepatu. Saya ajak ke toko untuk survey harga, cek ukuran, model, dan desainnya. Lalu kami bersama-sama mengeceknya di e–commerce.
Seru lho riset belanja bersama anak seperti itu. Secara tidak langsung kita juga mengajak anak untuk berbelanja secara lebih mindful, belajar mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Hingga akhirnya nanti hasilnya tidak mengecewakan buat anak.
5. Belanja bersama
Setelah mempertimbangkan kualitas, model, ukuran, dan melakukan riset bersama, inilah saatnya kita berbelanja.
Berbelanja bersama anak tentunya bisa jadi cara sendiri untuk menciptakan bonding. Sempatkan waktu kita untuk berbelanja secara mindful. bukan karena terburu-buru apalagi asal beli saja.
Baca juga : Decluttering, Melepas dengan Sadar
insya Allah kalau pilihannya bagus, anak suka, dan kualitas juga bikin tas tersebut awet, kita nggak perlu beli baru setiap tahun ajaran baru, kan?