Ghina Hai, saya Ghina. Perempuan pecinta pagi, pendengar setia radio dan podcast, menulis tentang kehidupan perempuan dan hal terkait dengannya.

Hutan, Maha Karya Tuhan untuk Mitigasi Bencana Alam

3 min read

fungsi hutan utuk mitigasi bencana alam

ghinarahmatika.com – Saat telponan dengan ibu saya beberapa hari yang lalu, beliau bercerita tentang panasnya cuaca di sana saat siang dan dinginnya saat malam.  Sedihnya, desa tetangga sempat kebanjiran juga beberapa bulan lalu. Padahal sebelumnya aman-aman saja.

Rumah orang tua saya sebenarnya berada di area pegunungan. Jalan menuju pedesaan pun harus melalui hutan terlebih dahulu. Tapi sekarang kering kerontang. Bahkan ada jalan baru yang konon katanya jadi jalan menuju pabrik salah satu perusahaan sepatu terkenal yang ada di desa sebelah hutan tersebut. Alhasil, jalanan pun jadi ramai.

Bonusnya, banyak orang lalu lalang jadi banyak yang jualan, tapi sayang aspal jalanan makin menipis bahkan hingga berlobang dan jalanan hutan pun terlihat semakin senggang. Angin sepoi–sepoi mulai tergantikan asap debu. Hufft. 

Apa kabar hutan kita nanti ya?

Masihkah hutan sebagai paru–paru dunia berperan optimal saat ini?

Teringat betul saat mata pelajaran saat di masa MI dulu, kami diajarkan guru tentang kedudukan hutan sebagai paru-paru dunia. Kita dijelaskan secara panjang lebar bahwa hutan bisa memenuhi kebutuhan udara bersih bagi penduduk di dunia. Yang membanggakan lagi, indonesia memiliki banyak sekali hutan.

Terdengar wow sekali saat mendengarkannya. Sayangnya dulu mendengar begitu seperti cerita dongeng saja, pelajaran tentang hutan pun berlalu begitu saja. Kita memang jadi tahu bahwa hutan adalah paru-paru dunia yang memiliki peran penting untuk kehidupan manusia, tapi kita seringkali tidak sadar, bahwa perbuatan kita berdampak pada kondisi hutan saat ini juga, Hayo ngaku? Iya kan?!

Panas yang kian kemari kian naik, daerah–daerah di area pegunungan tak lagi sedingin dulu, hewan–hewan di hutan pun kini terdengar banyak yang masuk ke area warga, banjir, dan kerusakan alam lainnya, serta berbagai penyakit yang kini banyak bermunculan seringkali direlasikan oleh kita karena perbuatan penduduknya yang berbuat dosa pada sesama. Padahal, hey merusak alam juga dosa, lho! 

Kini luasan hutan di indonesia pun sudah berkurang, lho. Mengutip dari World Resources Institute, 200.000 hektar luasan hutan telah berkurang pada tahun 2020. Kebanyakan penyebabnya karena digunakan untuk lahan agroindustri, pemukiman warga, dan eksploitasi besar-besaran oleh perusahaan.

Ini adalah tanda-tanda perubahan iklim semakin berbahaya. Meningkatnya panas sebesar 3 derajat celcius dapat membahayakan kehidupan manusia di muka bumi ini perlahan–lahan. Seperti dituturkan Luke Kemp, peneliti dari Pusat Studi Eksistensial di Cambridge, yang menyebutkan bahwa perubahan iklim kemungkinan besar akan menjadi penyebab utama punahnya kehidupan di muka bumi juga. 

kondisi perubahab iklim

Memang menyeramkan tapi ini kenyataan yang harus kita hadapi. Tentunya pendapat para ahli bukan omong kosong semata, sebagai umat beragama kita pun sudah memahami perintah tentang larangan merusak ciptaan Tuhan dan adanya hari akhir. So, kita bisa bergerak kok untuk mencegah perubahan iklim tersebut bergerak cepat. Setidaknya, mulai dari hal yang kecil, dari sekarang, dan mulai dari kita sendiri tentunya. Yuk!

Menggalakkan Peran Hutan sebagai Solusi Krisis Iklim

sebaran hutan indonesia dan kondisinyta kini

Kalau teman-teman pernah nonton video dari Kalaweit, teman–teman akan merasa sangat takjub dan bangga menjadi orang Indonesia yang memiliki hutan dan pesona alam di dalamnya yang sangat menakjubkan. Apalagi kalau sedang diperlihatkan perjuangan mereka untuk merawat hutan, mengatur strategi, mengelola dana, dan mereka juga berupaya untuk menjaga hutan dari berbagai sentuhan orang-orang jahat yang ingin merusak hutan.

Bukan tidak mungkin kita yang dari jauh ini tidak bisa melakukan hal tersebut. Kemarin pun saya melihat ada salah satu influencer yang merayakan ulang tahunnya dengan mengundang temannya menanam hutan secara online. Ada juga gerakan wisata hutan seperti yang dilakukan beberapa teman blogger, sembari melakukan gerakan pengumpulan sampah, sembari berkemah, belajar bersama tentang keanekaragaman hayati pada hutan. Mereka terlihat hepi dan menyatu sekali dengan alam.

Hutan memang tidak seseram yang kita bayangkan, kok. Fungsi hutan pun bukan sekadar sekumpulan pohon semata. Hutan bisa menjadi tempat wisata, edukasi flora fauna, pemenuhan sandang, pangan, papan, hingga jadi sumber daya angin, udara, dan air, hingga sumber kita belajar tentang budaya suatu tempat, lho.

Sekarang ini sudah ada banyak gerakan peduli hutan juga kok. Baik itu gerakan perorangan maupun gerakan berkelompok seperti gerakan Hutan Itu Indonesia, Zero Waste Indonesia, Greenpeace Indonesia, dll. Dengan kecanggihan alat komunikasi, kita yang jauh dari hutan, tinggal di kota, maupun sibuk dengan pekerjaan tetap bisa berkontribusi pada lembaga terpercaya tersebut dengan melakukan donasi pohon tanpa harus menanam pohon langsung maupun berbagai kegiatan lain yang diusung mereka untuk melestarikan hutan.

#BersamaBergerakBerdaya untuk Mitigasi Bencana melalui Menjaga dan Melestarikan Hutan

Yup, kita semua punya kekuatan untuk bersama-sama bergerak dalam mencegah mitigasi bencana alam ini. Memang sudah sepatutnya juga toh kita terjun langsung untuk merawat hutan tetap lestari. Bukan kewajiban petugas hutan, pemerintah, maupun perusahaan saja. Kita semua wajib turut serta menjaga hutan.

Tak perlu jauh–jauh ke hutan untuk merawat hutan. Ada banyak hal kecil yang bisa kita lakukan kok. Saya yakin teman-teman semua sudah paham bahkan mungkin banyak yang juga yang sudah melakukannya. Sesederahana lebih sering jalan kaki, mengurangi sampah sekali pakai, mengolah sampah jadi kompos, pakai produk sampai habis, hindari mubadzir makanan, dan lain sebagainya.

Namun ada juga hal yang tidak kita sadari bahwa itu menghasilkan polusi dan kita bisa menguranginya, lho. Coba saja lihat hp kita. Coba cek lama penggunaan hp kamu selama seharian deh. Cek juga jumlah pesan email yang menumpuk hingga ribuan, jumlah foto dan video yang sudah hampir memenuhi memori, cek juga aplikasi yang banyak kamu gunakan. Sadar nggak sadar, dari satu gawai saja kita bisa memberi dampak pada emisi karbon lho. 

Memang kita tidak bisa hidup tanpa gawai di zaman yang semua serba daring ini. Namun kita bisa belajar lebih bijak dalam menggunakannya toh. 

Selain peran menjaga, kita juga bisa lho ikut melestarikan hutan dengan memanfaatkan hasil hutan BUKAN KAYU. Sengaja nih saya capslock karena kebanyakan kita mikirnya pasti kayu aja nih yang paling bisa dipakai. Padahal kan banyak yang bisa kita olah selain kayu. 

Seperti yang dilakukan oleh teman-teman SELARAS (Sentra Ekonomi Lestari Serasan Sekate)  dari Banyuasin. Mereka memanfaatkan gambir, sejenis tanaman perdu yang hidup tumpang sari di antara perkebunan karet, menjadi pewarna alami untuk kain.

Proses pembuatan kain secara alami ini tentunya sangat panjang. Butuh waktu 6 bulan agar kain tersebut bisa digunakan. Dalam pengolahannya juga membutuhkan banyak campur tangan banyak orang. Teman-teman SELARAS menjual produk kain yang semua prosesnya memerhatikan kelestarian alam. Visi mereka pun untuk mewujudkan pembangunana lestari dengan misi ekonomi lestari.

Siapa bilang misi pembangunan lestari nggak bisa menghasilkan cuan kan? SELARAS sudah membuktikan hal tersebut. Nah, selain SELARAS ada juga kok beberapa produk UMKM maupun komunitas maupun kelompok masyarakat yang menerapkan hal tersebut. Saat di Jogja saya sering berbelanja ke bulkstore yang isi jualannya berasal dari produk rumahan ramah alam. Keren, kan!

Baca juga : Bulkstore di Jogja

Nggak bisa membuat produk ramah alam, kita bisa ikut serta memberdayakan produk hutan ramah alam dengan membelinya kok.  

Yuk jaga maha karya Tuhan berupa hutan lestari untuk bumi yang sehat dan anak cucu kita nanti. Yakin kita bisa #BersamaBergerakBerdaya!

Ghina Hai, saya Ghina. Perempuan pecinta pagi, pendengar setia radio dan podcast, menulis tentang kehidupan perempuan dan hal terkait dengannya.

12 Replies to “Hutan, Maha Karya Tuhan untuk Mitigasi Bencana Alam”

  1. terimakasih sharingnya kak, ternyata buauth proses lama ya kalau buat kain yg ramah lingkungan tapi tentunya itu lebih sehat untuk lingkungan kita

  2. Hal sederhana yang bisa kulakukan utk selamatkan bumi dan hutan, biasanya ikut komunitas dalam aksi tanam pohon dan mangrove, jalan2 bawa tumbler, dan pastinya bawa balik sampah saat wisata jika tempat yang dikunjungi tak menyediakan tempat sampah.

  3. Aku sedih baca ini tapi menjadi membangun kesadaran bahwa memang bumi tidak sedang baik-baik saja. Apalagi panas nya luarbiasa. Harusnya kita sadar ya. Hiks

    Aku senang dg hasil2 lokal yg rramah lingkungan. Semoga makin banyak produk2 rama lingkungan ya

  4. Berasa banget lho Kak Ghina kalau cuaca makin panas seiring pembangunan sana sini yang kian gencar, sudah begitu lama kelamaan kebun — apalagj hutan — makin mengecil luasannya. Di sini saja yang jaman kecil aku masih bisa lihat kabut, eehhh sekarang udah nggak. Bogor yang tadinya adem berubah panas.

  5. Selaras ada di Banyuasin kak, deket nih sama Jambi, semoga gerakan seperti ini yang menggunakan bahan alami nular ke tempatku. perlu edukasi lebih lanjut

  6. Pentingnya kesadaran untuk menjaga kelestarian alam ya kak. Semoga makin banyak komunitas yang peduli tentang hutan dan melakukan aksi nyata, agar masyarakat kita makin ngeh tentang issue ini.

  7. Sedih banget, kalau bayangin akan seperti apa kondisi lingkungan saat anak cucu kita tua nanti.
    Sekarang aja kerusakan alam sudah demikian parahnya, kalau bukan kita yang merawat alam, lantas siapa lagi?

  8. iya nie betul banget kalau bukan kita yg menjaga lingkungan ya siapa lagi yaa a … padahal ini semua untuk kebaikan kita bersama

  9. Kemarin juga ikutan webinarnya ini dan memang banyak banget insight baru tentang apa aja yang bisa kita lakukan untuk bantu jaga hutan

  10. UUD kak. Ujung-ujungnya Duit. Pengalihfungsian area hijau seperti hutan dan taman biasanya alasannya adalah masalah perut. Baik dari sisi pemodal besar maupun perorangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Captcha loading...

error: Content is protected !!