Ghina Hai, saya Ghina. Perempuan pecinta pagi, pendengar setia radio dan podcast, menulis tentang kehidupan perempuan dan hal terkait dengannya.

Review Film Chef : Belajar dari Media Sosial

2 min read

review film chef : media dan tantangannya

Nonton film Chef itu dulu kayaknya pas di Belanda deh. Suami kuliah, anak pun sekolah, dengan jaringan internet yang luar biasa lancar, nonton jadi betah banget. Jelang hari Blog Nasional nih, saya mau coba review film ini ya. Isinya itu semacam peringatan buat yang pekerjaannya menginfluence semacam bloger soalnya.

review film chef : media dan tantangan influencer

Dulu saya tertarik dengan film Chef karena sedang tertarik dengan film-film yang menampilkan tayangan masak-masak yang dilakukan oleh seorang chef. Ternyata, di menit awal konflik yang ditunjukkan adalah ketidakpuasan hasil masakan dari chef tersebut oleh seorang food blogger.Β 

Baca juga : Sense of Cooking

Ini merupakan konflik awal penyebab si chef keluar dari restoran tempat dia bekerja. Karirnya hancur. Dia pun mencoba memahami media sosial, dan memanfaatkan media sosial untuk memasarkan produk jualannya melalui food truck.

Film Chef : Bad language is bad for your job

Pemeran utama dalam film Chef ini adalah Carl Casper yang diperankan oleh Jon Favreau. Dia sungguh totalitas. Selain menjadi pemeran utama, Jon Favreau juga menjadi sutradara, penulis naskah, dan produser. Bahkan Jon sendiri sampai belajar memasak langsung dari Chef Roy Choi (seorang pencipta food truck Kogi yang terkenal dengan masakan Korea-Meksikonya).

Saat film ini dipublikasikan sekitar tahun 2014, itu media sosial sudah cukup ramai digunakan ya. Bahkan, food blogger juga sudah merebak, termasuk di Indonesia.

Chef memiliki kuasa di dapur meski pemillik restoran yang memiliki dapur
Carl lagi marah sama Ramsey gara-gara Caviar Eggnya dikomentari buruk

Bloger sendiri baiknya memiliki spesifikasi pembahasan, atau biasa dikenal dengan niche. Kalau blog saya ini sih masih gado-gado ya, tapi kalau case yang ada di film Chef ini adalah seorang food blogger. Tentu saja blognya penuh dengan postingan mengenai makanan dan pendapat bloger mengenai makanan itu sendiri.Β 

Jangan salah ya, keberadaan food blogger itu sedikit banyak berpengaruh lho terhadap keberlanjutan suatu produk makanan atau restoran tertentu ya. Apalagi jika riview tersebut berasal dari food blogger kondang.

Seperti dalam film ini, makanan yang disajikan oleh Carl dikritik habis-habisan oleh seorang food blogger yang bernama Ramsey Michael (diperankan oleh Oliver Platt). Pemilik restoran meminta Carl untuk memperbaikiΒ  menu masakannya. Tapi Carl nggak mau, akhirnya diapun hengkang.

Yang unik, di menit 22, saat Carl lagi bareng sama anaknya, Percy (diperankan oleh Emjay Anthony), si anak ini ngasih tahu tentang cerita yang lagi viral di twitter yang ngomongin tentang Ayahnya.

Adegan anak yang ngasih tahu tentang cara main twitter ini persis seperti saya dan Ayah saya. Memang tidak dipungkiri, orangtua perlu effort cukup besar untuk mempelajari media ya.

Ah iya, lalu si Carl Ini baca tuh semua komen di twitter, dan membalas status food blogger tersebut. Dia nggak sadar itu berefek besar pada karir chefnya.Β 

Saat sarapan, si anak kaget ada seribuan lebih reply yang muncul di twitternya. Bahkan ratusan follower juga bertambah di twitter. A tweet become viral, and boom, dia shocked. Karena Carl mikirnya reply dia bakalan dikirim kayak pesan pribadi gitu. Padahal itu jelas dibaca banyak orang.Β Β 

Ah iya, Carl ini sudah menikah ya, tapi cerai karena dia terlalu sibuk dengan urusan restoran dan kegilaannya pada dunia masak-memasak. Anaknya tinggal bersama dengan Ibunya. Saat konflik restoran ini muncul, akhirnya justeru menjadi momen kedekatan Carl dengan anaknya lagi nih.

sanggahan Carl sat membalas tweet Ramsey sang food blogger
Sanggahan Carl saat membalas tweet Ramsey menjadi awal konflik

Waktu mau mengembalikan anaknya kembali Ibunya, anaknya nanya alasan dibalik Ayahnya ngerespon dengan kata-kata yang buruk pada Ramsey. Bad language. Iya, soalnya si Carl ini membalas pesan Ramsey dengan kata-kata kotor kayak yang biasa kita temukan di film-film amrik kan.Β 

Baca juga : Peristiwa bahasa pada anak

Obrolan ayah-anak ini terbuka banget. Si anak ini khawatir sama ayahnya. Takutnya ngetweet yang nggak-nggak, apalagi kalau udah keluar bad language-nya. Anaknya paham kalau itu bakal merusak karir ayahnya di dunia chef.

Itulah kenapa, menulis itu ya bagai dua sisi. Bisa bagus bisa bisa buruk. Tergantung dari cara merespon, pilihan diksi, dan penyampaian sudut pandang.Β 

Gara-gara twitter ini akhirnya Carl memutuskan hengkang dari restoran tersebut, lalu membuka restoran dengan konsep food truck. Dia pun akhirnya memanfaatkan media untuk menjual produk dagangannya.Β 

Filmnya kocak sih. Keakraban dengan anak dan mantan istrinya mulai terjalin pasca hengkang dari restoran tersebut, meski akhirnya Carl menikah dengan pelayan di restoran sebelumnya. Dia dikenalkan dengan kolega mantan istrinya (Robert Downey) yang punya food truck usang.Β 

Untuk membukaΒ  restoran food truck-nya, Carl mengajak kembali teman akrabnya di restoran lama, yaitu Martin (John Leguizamo) dan sang anaknya Carl tentunya. Food truck ini laris manis juga berkat anaknya yang main di twitter. Dia kayak bagian marketingnya gitu deh. Good!

food truck ala Film Chef menjadi inspirasi jualan lewat media dan mobile
Parcey yang selalu mengupdate perjalanan jualan Food Truck lewat twitter

Catatan buat Bloger dari film Chef

Personal branding seorang bloger memang bisa dilihat dari gaya penulisannya, media sosialnya, dan niche blognya sendiri. Namun hal terpenting dalam melakukan setiap pekerjaan itu adalah mengutamakan etika dan empati itu sendiri.

Nggak dipungkiri, belakangan saya yang sedang belajar lebih dalam tentang blog ini membuat saya harus berpikir berkali-kali saat akan menulis. Apalagi kalau untuk postingannya berbayar.

Iya, kekuatan bloger ya lewat tulisan. Eh, gambar juga denk sekarang mah. Jadi, benar-benar harus hati-hati banget dalam memilih diksi, memberi review, dan menjaga nama dan kerahasiaan baik diri maupun klien.

Selamat Hari Bloger Nasional.

Ghina Hai, saya Ghina. Perempuan pecinta pagi, pendengar setia radio dan podcast, menulis tentang kehidupan perempuan dan hal terkait dengannya.

33 Replies to “Review Film Chef : Belajar dari Media Sosial”

  1. Wah, mau coba cari filmnya ah, kayaknya menarik banget ini Mbak dari segi cerita dan penyajiannya. Masih relevan lah ya walaupun sudah beberapa tahun yang lalu.

  2. Aku udah lama banget nonton film ini Mba, alasan utamanya karena tentang makanan! hahaha
    Tapi emang bagus banget sih film ini, kisah ayah-anak, perjuangan buka food truck nya juga. Tapi bener sih emang Mba, reviewer itu berbahaya banget apalagi yang udah kondang yak. Tapi kan memang harus jujur juga, jadi serba salah deh. Soalnya aku sebagai reviewer juga merasakan hal itu sih hihihi

  3. Keren banget ih mas Jon, semua kerjaan diambil, hihi..
    Memang semua pekerjaan ada resikonya ya mbak.

    Memang jadi pelajaran banget nih film mbak Ghin, aku masukin list film deh.

    Matur nuwun mbak Ghinaa πŸ˜€

  4. Selamat hari Blogger Nasional.
    Baca resensi film ini jadi mengingatkan kalau keberadaan usaha, blogger dan sosial media memang tidak bisa dipisahkan jika mau sukses ya.

  5. Menarik banget ya ceritanya ini seperti kehidupan sehari hari lho yg masih perlu banyak belajar dari dunia medsos untuk memperkuat personal branding

  6. Aku udah pernah nonton ini tp udah agak lama. Jd agak lupa2 ceritanya. Tp paling aku inget pas dia masak di food truck nya dg anaknya sibuk bantuin juga. Bagus sih ini pesan moralnya, influencer emank biss ssngat mempengaruhi apalagi klo udah ssmpe viral. Eh jd inget odading yg sempat viral itu πŸ˜‚

  7. Mbaa Ghina aku belum nonton ini, asik kapan-kapan mau nonton ah.
    Emang banget kudu hati-hati dalam mereview, aku pun isian blognya review semua wakakak lha gimana demennya nonton ama baca. Perjuangan kokinya ini pasti seru sih, jadi ingat perjuangan kita juga dalam membangun blog

  8. Bagus banget nih kayaknya film. Jadi pengin nonton deh. Ananya juga pinter ya. Secara tak langsung bantu jualan ayahnya.

  9. Aah, aku juga suka kak Ghin sm film ini. Nunjukkin kalau kita emang kudu pinter menggunakan medsos, krn bak dua sisi pisau. Meskipun filmnya lumayan banyak umpatan, bkin terinspirasi jdi wirausaha. Sneng aja pemeran Iron Man dn Black Widow ikutan nongol juga di CHEF.

  10. aku udah nonton film ini jauh sebelum katif lagi di duni ablog, hehehe. pas lagi mau terjun ke dunia kuliner soih jadi nonton ini. salut sama perjuangan si carl casper walo karirnya jatuh tapi bisa bangkit lagi dan bikin usaha sendiri dg food truck. aku suka film ini karena nyeritain bounding ayah – anak juga dengan mantan istri.

    kalo dari segi sebagai blogger sih mungkin saya bisa liat insight jangan nyerahnya.

  11. Selamat hari blogger nasional mba. Kemarin aku pun ikutan merayakan bareng temen-temen blogger secara daring.

    Baru ngeh sih ini film berhubungan juga sama blogger. Jadi pgn nonton juga.

  12. Filmnya related sekali sama saat ini ya. Padahal udah cukup lama filmnya. Kayaknya seru apalagi sekarang juga lagi suka nonton soal masak-masak wkkw

  13. Aaaaaaah, jadi penasaran sama film chef ini deh, Mbak Ghin. Bedanya kalau Mbak Ghina suka nonton yang masak-masak, aku suka nonton yang makan-makan. Ada adegan makan-makannya gak, mbak? Hehehe🀭

    Yang aku gak nyangka, ternyata film ini related juga sama blogger ya, Mbak. Bisa buat masukan nih, buat para blogger supaya selain profesional juga harus memiliki etika yang bagus 😍. Ngomong-ngomong selamat hari blogger Nasional ya, Mbaaaaaak. Walaupun ini sudah telat sebenarnya.πŸ™ˆ

    1. hehe, ada nggak yaaa. Ada sih tapi dikit mbak kalo yg modelnya kayak orang lagi ngereview gitu mah. Banyaknya orang ngantri dan orang lagi masak2 gitu, hehe

      Aku juga nonton ini baru ngeh, wah sesuper itu ga pengaruh profesi food blogger, bahkan bisa menurunkan reputasi profesi seseorang. Ngeri-ngeri sedap gtu

  14. Saya tuh suka banget sama film yang ceritanya soal masak. Soalnya sekalian belajar makanan juga. dan saya udah nonton film si Chef ini dan memang ceritanya bagus sih… dan bener banget kalau mau menulis apapun di medsos kita harus berhati-hati banget yaa

  15. Food Truck ini biasanya menjual makanan2 yang unik dan enak, huhuu pelemnya ku belom nonton nih, tak kepoin aahh.
    Btw Selamat hari Blogger Nasional, kuy ahh punya ciri khas dan branding sendiri, biar gampang diingat sesama.

  16. Alhamdullilah saya udah nonton nih, karena pernah rame di Kompasiana.
    Film ini mengingatkan food blogger agar hati hati saat menulis, karena dampaknya bisa lebih tajam dibanding pisau

  17. Jadi penasaran nih sama film Chef ini. Memang sih ya, bermedia sosial itu perlu kehati-hatian juga. Nggak bisa asal keukeuh menyampaikan pendapat saat itu juga. Sama seperti berbicara, baik buruknya tetap perlu dipertimbangkan.

  18. Baca artikel review ini trus dikaitkan dengan profesi Blogger bener2 kerasa banget feelnya berasa relate soalnya keseharian Blogger selain ngurus blognya ya sosialisasi via sosmed sama temen2 Bloggernya. Dari artikel ini jadi belajar lagi, di sosmed harus mengutamakan tutur bahasa yang baik dan ramah ke orang lain agar sama-sama nyaman saat komunikasi.

    Btw jadi pengen nonton filmnya ka. Baru tau ada film bagus gini di tahun 2020, berasa telat banget akutu πŸ˜‚

    Agung Kharisma – Daily Blogger Pro Academy

    1. hai mas agung, ini film keluaran tahun 2014 kok. masih relate sampe sekarang case-nya. Apalagi dengan profesi kita yang nggak bisa jauh dari media. pin tentang attitude, pemilihan bahasa, dan penilaian itu penting banget diperhatikan emang ya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Captcha loading...

error: Content is protected !!