‘Ay, ini kulit di sekitar anus adek kok kemerahan ya. Apa jangan-jangan itu cacingan, ya?’ Pesan whatsapp saya kepada suami yang saat itu sedang kerja. Kasihan, soalnya seharian itu pupnya dia alot banget, setelah saya cek ternyata ada iritasi.
Saat itu kami belum begitu lama pindahan ke Kalimantan dan suami sedang sibuk-sibuknya melakukan riset dan wara-wiri untuk bertemu dengan banyak informan. Pesan WA saya ternyata mengagetkannya. Pulang-pulang, dia pun membawa Konvermex untuk menghancurkan cacing di tubuh.
Tanpa babibu dan biar clear penyebabnya apa, saya pun langsung bertanya kepada teman saya yang dokter dan mencari data di berbagai website yang valid.
Well, setelah ditelisik dan disimpulkan, ternyata anak saya memang kena cacingan. Alhamdulillah, setelah saya dikasih obat cacing, iritasinya pun perlahan hilang.
Jadi, apa sih tanda-tanda kita kena cacingan?
Gejala Cacingan pada Anak-anak dan Dewasa Sama Tidak?
Penyakit cacingan atau kecacingan ini merupakan penyakit yang mudah menular. Tapi sayangnya penyakit termasuk yang sering diabaikan atau Neglected Tropical Disease (NTD). Kita sendiri seringkali abai dan tidak peka terhadap gejala cacingan, baik pada diri sendiri maupun anak-anak.
Jika kita buang air besar sembarangan, mengolah makanan dengan tidak bersih, mengkonsumsi air minum yang kotor serta tangan yang tidak dicuci dulu sebelum memakan sesuatu akan menjadikan besar kemungkinan terjadinya telur cacing masuk ke dalam tubuh kita.
Memang perlu sekali untuk memastikan segala yang kita konsumsi itu sehat dan bersih. Namun jika terlanjur kita atau anak-anak terkena cacingan, kita perlu menanganinya lebih dini agar tidak menular.
Baca juga : Cara Melakukan Cek Fakta Seputar Kesehatan
Nah, beberapa gejala cacingan pada anak-anak bisa jadi lebih ringan, seperti : muncul iritasi atau kemerah-merahan di sekitar anus, gatal-gatal di area kemaluan, tidur malam tidak nyenyak, mudah emosi karena rasa sakit, serta nafsu makan yang berkurang.
Sementara pada orangtua, gejala cacingan lebih banyak. Selain gejala di atas, biasanya orangtua akan mudah lelah, muntah, diare, perut kembung dan disentri.
Macam Cacing Penyebab Cacingan
Ternyata beda gejala beda pula penyebabnya. Ya, memang sama-sama disebabkan oleh cacing. Tapi beda cacing akan menimbulkan gejala cacingan yang berbeda.
Pertama, cacing kremi. Cacing kremi ini penyebab paling umum dari terjadinya kecacingan. Gejala yang muncul dari cacing kremi adalah iritasi di daerah anus, terutama pada malam hari.
Sementara yang kedua, cacing gelang biasanya menimbulkan gejala berupa rasa tidak enak perut, kejang perut, diare, dan demam.
Jenis ketiga yaitu cacing pita. Cacing pita biasanya ada pada makanan yang dimasak sempurna. Gejala yang muncul biasanya berupa sakit pencernaan seperti sakit perut, diare, hilang nafsu makan, dan berat badan turun.
Keempat, cacing tambang. Biasanya cacing ini ada di tanah dan masuk ke tubuh kita dengan menembus kulit lewat sela jari kaki. Cacing tambang akan menimbulkan gejala cacingan berupa lemas, anemia, gatal.
Kelima, cacing cambuk. Cacing ini biasanya akan menimbulkan nyeri pada ulu hati, kehilangan nafsu makan, diare, dan anemia.
Obat Cacing untuk Penanganan Pertama Agar Bebas Cacingan
Nah, setelah kita tahu gejala dan penyebabnya saya yakin teman-teman sudah mencerna nih bahwa kebersihan adalah pangkal dari kesehatan, ya kan?
Ya, gimana penyebabnya itu berhubungan dengan yang kotor-kotor. Entah makanannya, tempatnya, tempat makannya, atau anggota tubuh kita yang kotor. Jadi memang perlu banget untuk sering-sering mencuci tangan dan menjaga kebersihan agar terhindar dari cacingan.
Kalau sudah terkena cacingan gimana? Segera cek gejalanya apa lalu kaitkan dengan kondisi di sekitar. Langsung saja deh beberes rumah kalau bisa. Cuci seprei, pel lantai, pastikan ventilasi udara terbuka, bersihkan kuku, gunakan desinfektan, dan pastikan semua anggota keluarga mandi dengan bersih.
Baca juga : Membangun Kebiasaan Sehat untuk Perempuan
Pengobatan dengan menggunakan obat tentunya akan sangat membantu untuk segera mengatasi cacingan tersebut. Salah satunya ialah yang mengandung pirantel pamoat yang ada pada obat cacing Konvermex sebagai obat cacing keluarga.
Konvermex obat cacing orang dewasa dan juga obat cacing anak. Seluruh anggota keluarga, termasuk ART yang bekerja di rumah sebaiknya meminum obat cacing ini. Kita bisa mengkonsumsi obat cacing ini sesuai dengan anjuran penggunaan. Oh iya kecuali ibu hamil dan anak di bawah dua tahun ya. Untuk menjaga dari cacingan, kita bisa rutin minum Konvermex tiap 6 bulan sekali.
Ayo saling jaga kebersihan. Semoga kita sehat selalu.
Sumber bacaan : https://pionas.pom.go.id/artikel/obat-kecacingan
kalau punya anak, orang tua tuh ala-ala perawat dan dokter yaa, paling engga mesti aware nih sama gejala2 penyakit termasuk cacingan, dan mesti tau P3K yang penting wajib ada di rumah nih
Katanya kalau kena cacing kremi itu gatel banget sampe ga bisa tidur ya mbak. Semoga kita semua terhindar dari cacingan ya.
anak anak saya sampai sekarang per 6 bulan sekali masih minum obat cacing, kami usahakan rutin, dan minumnya konvermex juga ka, toss kita samaan nih 🙂
Baca postingan ini jadi ingat belum minum obat cacing. Padahal wajib ya rutin setiap 6 bulan sekali. Tapi entah kenapa selalu lupa atau justru malas minum obatnya.
Soal cacingan aku juga pakai konvermex. Kalau mengenali gejalanya sih masih pakai aturan para tetua. Kalau makannya banyak tapi tetep kurus, ya coba minum obat cacing