Ghina Hai, saya Ghina. Perempuan pecinta pagi, pendengar setia radio dan podcast, menulis tentang kehidupan perempuan dan hal terkait dengannya.

Rekomendasi Kitab Klasik Untuk Pendidikan Agama Anak-Anak

4 min read

rekomendasi kitab klasik untuk anak muslim

Beberapa rekomendasi kitab klasik untuk pendidikan agama anak-anak tiba-tiba jadi obrolan kami setelah Nahla menyelesaikan Iqro’ 5. Nahla sendiri bertanya-tanya kepada saya ‘ Nanti setelah iqro 6 aku ngaji Quran ya? Eh, sebelum saya menimpalinya, suami saya langsung masuk ke ruang tempat saya dan anak saya berkumpul, ‘ Bagaimana kalau mengaji kitab baghdadi saja?

Unpredictable sekali jawabannya. Dengan latar belakangan suami yang mondok sedari kecil dan lebih lama daripada saya, saya paham bahwa mengenalkan kitab kepada anak-anak bisa lho dimulai sedari dini.

Tetiba kami pun langsung mendiskusikan kitab-kitab apa saja yang akan kami berikan kepada anak kami. Baru jelang umur 6 tahun, kok. Jadi maksud penyampaiannya pun sederhana, mengenalkan kewajiban sebagai muslim, mengakrabkan diri dengan kitab suci, dan belajar memiliki akhlak yang baik.

Eh, sederhana. Berat sih ini mah..

Kenapa Mengenalkan Kitab Klasik kepada Anak-Anak Usia Dini?

Sepertinya ini antara obsesi, mengingat kenangan, dan keinginan untuk belajar meneladani para ‘alim ‘ulama. (aamiin).

Seiring berjalannya kegiatan HS di rumah, malah saya jadi ikutan yakin dengan menggunakan kitab klasik sebagai acuan belajar agama. Kan selama ini banyaknya menggunakan buku klasik berbahasa Inggris, ya kenapa enggak pakai acuan buku/kitab berbahasa Arab juga kan.

Baca juga : Halaqoh Tadarus Alquran Online

Setelah melalui diskusi, komparasi pengalaman, serta kebutuhan anak, kami akhirnya sepakat mengenalkan kitab sebagai acuan belajar agama agar anak terbiasa dengan konsep kitab. Rencananya memang nanti saat besar juga kan akan masuk pondok juga, kan.

Kitab-kitab yang dipilih beberapa menggunakan konsep syair yang bisa disyairkan/dilantunkan dengan nada. Hal ini tentunya menjadi hal yang menarik buat anak-anak juga, toh.

Saya sendiri merasa, ketika mengajarkan kitab kepada anak, poin-poin yang disampaikan cukup lengkap dan terstruktur. Karena memang materi dalam kitab baik itu fiqih, tasawuf, maupun akhlak pun ada tingkatannya.

Rekomendasi Kitab Klasik untuk Pendidikan Agama Anak-Anak

Setelah merundingkan dan menyatukan pengalaman masa kecil kami berdua, akhirnya inilah beberapa kitab yang akan kami ajarkan kepada anak-anak :

1. Kitab Alala 

Kitab Alala merupakan kitab karangan Imam Azzarnuji. Isinya semacam petuah dan adab bagi para pencari ilmu. 

Ini tentu merupakan kitab dasar yang wajib dipelajari dan ditanamkan dalam pendidikan anak muslim. 

Syarat mencari ilmu ada 6 perkara : cerdas, semangat, sabar, butuh biaya, petunjuk guru, dan waktu yang lama.

Kutipan makna bait pertama kitab Alala

Jadi anak sebelum mempelajari berbagai pengetahuan, punya basic tata krama dan adab. Yup, tentunya ada adab yang perlu anak letakkan dalam menghargai sebuah pengetahuan juga donk. Maka dengan pengenalan adab lewat kitab ini diharapkan anak-anak tidak semena-mena terhadap seorang ulama, penemu, orang-orang berilmu beserta karya-karyanya. 

Dengan adanya kitab ini juga mengajarkan kepada anak-anak untuk lebih menghargai ilmu, orang-orang berilmu, serta tentunya semangat untuk terus menuntut ilmu.

2. Kitab Fasholatan

Isi kitab Fasholatan

Sholat sebagai salah satu bagian dari rukun islam menjadikannya wajib untuk dipelajari. Untuk mengakrabkannya, kita biasa mengikutsertakan anak-anak dalam kegiatan sholat.

Umur 5–6 tahun, anak-anak sudah bisa diperkenalkan bukan hanya tentang sholat yang biasa mereka lihat saja, tapi tentu lebih dari itu. Tentang gerakan dan nama-nama gerakannya, bacaan apa saja yang akan dibacakannya, serta keutamaan dan cerita dibaliknya gerakan tersebut.

Kitab Fashalatan adalah kitab yang mengajarkan tentang tata cara sholat secara detail karya seorang Kyai Nusantara, yaitu KH Raden Asnawi, Kudus.

3. Kitab ‘Turutan’ Baghdadi

Ada yang masa kecilnya menggunakan metode mengaji Turutan? Nggak akrab ya. Kalau model ngaji ‘alif fathah a, ba kasroh bi, abi’, pernah dengar?

Saya tidak mengaji secara spesifik menggunakan metode turutan Baghdadi ini, tapi suami saya menggunakannya bahkan dengan kitabnya langsung. 

Kami pun memutuskan untuk mengajarkan anak metode ini, setelah ia menyelesaikan ngaji Iqro’-nya. Alasannya, biar anak terbiasa dengan huruf juga bukan sekadar yang sudah berharakat. Selain itu tentunya mengajarkan kesabaran dan proses.

Ya bagaimana tidak, metode turutan di Kitab Baghdadi ini memang butuh kesabaran. Dari awal bab pengenalan huruf, sampai juz 30 pun semuanya harus dibacakan secara mengeja.

Baca juga : Tips Menikmati Membaca Alquran dengan Khusyuk

Iya, memang butuh waktu lebih dan cukup lama. Mungkin itu juga sebabnya sekarang ini metode tersebut sudah banyak ditinggalkan.

Metode Kitab Baghdadi ini memang merupakan metode belajar membaca Alquran paling tua yang berasal dari Turki. Ada banyak sisi unik nan menarik sebenarnya yang bisa dipelajari dari kitab ini. Baik dari susunannya, pengenalan hitungan arab (abajadun), dan tentu saja mengeja.

4. Aqidatul ‘Awam

Nadzam Kitab Aqidatul ‘Awam ini satu-satunya nadzaman yang masih melekat dalam benak saya sampai sekarang, hihi. Padahal ajarannya tentang aqidah, tapi karena disyairkan jadi malah terngiang terus, ya.

Sesuai dengan judul kitabnya, Aqidatul ‘Awam ini merupakan kitab yang mempelajari ilmu Akidah bagi pemula. Kitab karya Syekh Ahmad Marzuki Al Maliki.

Di dalam kitab ini kita akan mempelajari tentang sifat wajib bagi Allah, bagi Rasul beserta sifat mustahilnya. Selain itu juga ada penyebutan nama-nama Nabi, nama malaikat dan terselip juga cerita tentang Nabi Muhamad.

5. Akhlaq lil Banin

Untuk mengajarkan tentang akhlak, kitab Akhlak lil Banin dan Akhlak lil Banan bisa jadi salah satu kitab yang digunakan. Pengarangnya, Syekh Umar bin Ahmad Baraja berasal dari Surabaya.

Saya menyebutkan salah satu, karena tentunya ada banyak kitab yang mengulas tentang ajaran pentingnya menanamkan akhlak. Yang tentunya bagi sesiapapun juga setuju, pengajaran akhlak terbaik selain lewat pengajaran juga dengan contoh dan akhlak lebih utama daripada ilmu. Jadi pegangan pengetahuan tentang akhlak ini adalah hal yang tidak boleh terlewatkan.

Tantangan Memberikan Kitab Kepada Anak-Anak

Penting menjadi catatan, bahwa kitab-kitab yang saya rekomendasikan di atas adalah kitab yang berbasis ahlussunnah wal jama’ah (aswaja). Sebagaimana khasnya pondok aswaja, akan menggunakan kitab gundul (tidak ada harokatnya) dan berbahasa jawa dengan pemaknaan yang juga menggunakan tulisan arab pegon.

Hal-hal di atas tentunya akan jadi kesulitan sendiri bagi orang tua yang tidak menguasai arab pegon atau bukan lulusan pondok pesantren. Namun tak perlu khawatir juga sih, kan sekarang terjemahannya juga sudah lumayan banyak. 

Untuk anak-anak sendiri, kitab sebenarnya kurang begitu menarik, sih. Tidak ada gambar sama sekali, dan huruf arabnya yang pun cukup berdempetan, serta pakai pegon. Jadi memang challenging sekali mengenalkan kitab kepada anak usia dini nih.

Kitab-kitab di atas adalah kitab dasar yang juga biasanya diajarkan saat di kelas beginner di Madrasah Diniyah maupun pondok pesantren. Jadi untuk ancang-ancang, orang tua bisa juga mencicilnya saat di rumah.

Metode penyampaiannya sendiri saya modif. Tidak melulu bandongan, meski anak tentunya belum bisa juga sorogan. Namun saya mempraktikkan penyampaian ngaji kitab dengan metode Read Aloud. Setelah membacakan kitab beserta maknanya, selanjutnya akan diuraikan kembali, dan meminta anak untuk menjelaskan apa yang telah disampaikan.

Untungnya respon Nahla cukup positif setelah saya menjelaskan beberapa materi dari kitab di atas. Waktu yang diberikan pun sengaja tidak begitu lama, cukup lima menit atau per bab/pembahasan saja.. Alhamdulillah. Doanya semoga bisa berjalan dengan lancar dan istiqomah, nih.

Baca juga : Kenalan dengan Metode Read Aloud, Yuk!

Kesimpulan

Usaha untuk mengenalkan agama kepada anak-anak tidak perlu njlimet dan memaksakan. Namun keakraban akan muncul dengan adanya pembiasaan, pemberian contoh, dan kebaikan yang dirasakan. Mengenalkan kitab-kitab di atas tentu menjadi usaha kecil yang bisa kami orang tua usahakan untuk mengenalkan agama sejak dini.

Tentunya pekerjaan untuk melekatkan keimanan ini masih harus terus dipupuk. Jika teman-teman tertarik untuk menggunakan rekomendasi kitab di atas, sekarang ini sudah ada terjemahannya maupun versi pdf-nya kok. Jika pun akan membelinya, harganya sangat sangat murah dan terjangkau, kok.

Kalau teman-teman ada rekomendasi kitab atau buku untuk pendidikan agama anak-anak, sila isi di kolom komentar ya.

Ghina Hai, saya Ghina. Perempuan pecinta pagi, pendengar setia radio dan podcast, menulis tentang kehidupan perempuan dan hal terkait dengannya.

10 Replies to “Rekomendasi Kitab Klasik Untuk Pendidikan Agama Anak-Anak”

  1. Jujur aku ga familiar Ama kitab2 ini mba, beberapa istilah juga baru denger sekarang kayak Arab Pegon 😅. Aku yakin kalo anak asuhku yg aku kirim ke Mesir pasti tahu, Krn dia dari SD juga lulusan pesantren sampe kuliah di Mesir ini juga jurusan nya ttg tafsir. Tadinya pengen anak2 ku bisa diajarin kalo nanti dia balik ke Indonesia, tapi rasanya masih lama 😁. Jadi anak2 diajarin Ama guru yg aku panggil ke rumah skr ini. Aku percayain Ama gurunya mau lanjut kemana setelah iqra nya tamat 😊

    1. keren sekali mba fani sudah mengangkat anak asuh sampe sekrang kuliah di mesir mbak. Tapi kitab2 di atas ga semua pondok memakainya sih mbak. balik lagi ke basicnya dan imam yang dipakai siapa.Kalau sekarang udah ada kitab sejenis yang lebih mudah dipahami sih…

  2. Wah, saya benar-benar awam dengan mempelajari kitab-kitab seperti ini. Tahunya yang sudah diterjemahkan saja, huhu jadi malu…gimana mo mendidik anak kenal dgn kitab-kitabnya ya. Makasih artikelnya, mbak Ghina, sangat membuka mata buat saya untuk lebih mengenalkan anak pada sari buku-buku bagus spt ini.

  3. Mba Ghina, aku awam banget nih soal kitab-kitab, beneran abis Iqro langsung ke Al Quran aja soalnya belajar di rumah. Jadi nambah ilmu nih, noted banget.

  4. awalnya agak worry mau ngajarin anak kitab klasik kek gini, takut terlalu berat tapi ternyata ada juga yang untuk anak jadi penasaran buat ngajarin juga

  5. aku taunya iqro aja mba
    dulu waktu belajar ngaji pertama kali, pas masih iqro 1 mikir kapan ya bisa iqro 6, ehhh ternyata pas sampe iqro 6, mikir lagi, kapan bisa khatam.
    itu waktu aku SD dulu
    kalau kitab ini aku malah belum tau, hiks pengetahuanku kurang

  6. Tulisan yang menarik.. Awal ngaji dulu saya belajar dari kitab Baghdadi, di tengah jalan pak Ustadznya menggunakan kitab lain, fotokopian sepertinya kitab yang dipelajari pesantren tempat beliau menuntut ilmu. Saya belum pernah merasakan belajar dari Iqro’, juga metode lain seperti UMMI dan lainnya, saya penasaran apa yang membedakan dari beragam metode yang ada.

    1. Hai mas iqbal. terima kasih sudah mampir ya.

      Wah jadi masa kecilnya mas malah pakai baghdadi yaa. padahal metode itu menurut saya lebih menantang. Anak saya tadinya setelah menyelesaikan Iqro disuruh suami untuk mengaji dengan baghdadi tapi dia bilang susah, dia angkat tangan. jadi kita pun menyudahinya. Langsung ke Qur’an.

      Saya pernah ikut pelatihan Tilawati dan rasanya lebih enak tahapannya daripada Iqro. Misal dari jilid 1 ke jilid 2 masih mayan gampang. Ada memang yang perlu dapat ijazah dulu untuk mengajarnya, tapi kalau Iqro mah nggak perlu kok.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Captcha loading...

error: Content is protected !!