Ghinarahmatika.com ~ Tujuh bulan sudah anak keduaku beranjak, lalu garis dua datang. Aku pun bimbang. Selain posisinya dalam proses penerimaan, aku pun harus memutuskan, Apakah perjalanan menyusui ini harus tetap berlanjut meski hamil?
Aku meyakini bahwa aku kuat. Bisa melewati perjalanan hamil ini meski sambil menyusui. Meski banyak orang yang menganjurkan untuk segera menyapih anak kedua. Terlalu percaya diri sih sebenarnya. Cuma yakin karena ibu dan mbakku dulu juga melewati hal ini. Jadi aku pun meyakini mampu melewatinya.
Baca juga : Perjalanan Kehamilan Ketiga
Seperti Apa Rasanya Tetap Menyusui saat Hamil?
Kondisi tubuh saat hamil dan tetap menyusui itu rasanya melelahkan, mudah lapar, dan ngantukan ya. Sepertinya memang cukup lumrah kondisi demikian muncul. Tapi ada beberapa hal yang aku lewati dalam kondisi hamil sambil menyusui ini. Seperti hal~hal berikut ini?
1. Konsultasi dengan bidan
Berkonsultasi dengan petugas kesehatan adalah hal utama yang perlu dilakukan. Ada banyak hal yang aku utarakan kepada bidanku saat aku memutuskan untuk tetap menyusui saat hamil. Yang paling utama, aku ingin tetap memenuhi nutrisi anak kedua yang usianya belum setahun ini. Yang kedua, aku meyakini bahwa aku mampu untuk tetap menyusui karena riwayat keluarga pun ada yang demikian. Ketiga, ingin menikmati masa-masa ngelonin anak tengah ini sebelum lahir adiknya.
Agar aku tidak egois, aku memutuskan untuk terus konsultasi dengan bidan si cabang bayi dan bidan bayi keduaku. Kedua bidan ini berbeda ya karena di sini bidan yg merawat kehamilan ada khusus sendiri sementara bidan yang mengurusi bayi berada di bawah Gementee (semacam pemerintahnya) langsung.
Respon mereka pun sangat mendukung. Bahkan setiap aku konsultasi mereka akan mengkonsultasikan kembali pertanyaanku kepada lembaga laktasi di Groningen ini. Respon dari bidannya anak kedua pun sama. Mereka pun menyarankan untuk mulai memberikan susu vollemelk (kandungan lemak susunya banyak. Seperti susu formula mungkin kalau di Indonesia) dan jarak menyusuinya kalau bisa jangan sering sering.
Terkait dengan kondisi kehamilanku yang sambil menyusui, bidan tidak menanyakan tentang kontraksi maupun hal-hal lain terkait kondisi tubuhku. Mereka justru memintaku untuk terus bertanya dan mengupdate tentang apapun terkait kondisiku.
2. Kondisi Tubuhku saat Hamil dan Menyusui
Pada umumnya orang yang hamil sambil menyusui ada yang mengalami hal seperti kontraksi ringan. Makanya beberapa bertanya padaku Ada orang yang bertanya tanya, kontraksi nggak saat menyusui? Aku tidak merasakannya. Bagaimana pola makannya? Aku rasa sama seperti biasanya. Si bayi lebih rewel nggak? Malah rasanya makin lengket aja. Makin galau gimana nanti yaaa. Huhu
Di usia kehamilan masuk bulan ketujuh, menyusui rasanya melelahkan sekali. Apalagi Nurayya malah susah lepas mimiknya. Bisa sampai satu jam lebih karena disambung ngempeng. Sementara kalau dicopot jadi bangun.
Biarlah momen ini menjadi kenangan untuk melekatkan pelukan dan ikatan berdua. Puas-puasin ya Nak sebelum nantinya mimiknya kudu berbagi sama adikmu.
3. Kondisi Air Susu saat Hamil
Menurut dokter memang kondisi air susu saat hamil itu rasanya sedikit asin. Beberapa kasus malah ada yang bikin bayi jadi mogok menyusui. Tapi hal itu tidak terjadi padaku. Malah yang ada anak makin melekat menyusuinya bisa berjam jam. Apalagi masuk usia kehamilan trimester dua dan tiga malah makin lama durasinya.
Biarlah momen ini menjadi kenangan untuk melekatkan pelukan dan ikatan berdua. Puas-puasin ya Nak sebelum nantinya mimiknya kudu berbagi sama adikmu.
4. Sempat Menjalani Puasa saat Hamil sambil Menyusui
Kebetulan perjalanan menyusui saat hamil pun sampai memasuki bulan ramadan. Saat itu sudah masuk trimester dua dan waktu puasa empat hari pertama masih masuk waktu winter (selisih 6 jam dengan indonesia) dan minggu selanjutnya sudah selisih 5 jam yang mana berarti magrib pun makin malam. Yang tadinya buka puasa jam 8 eh makin malam terus sampai jam 10an. Tentu saja daku tak kuat 😆
Baca juga : Menjalani Ramadan saat Hamil
Hutang puasaku banyak sekali donk. Wkwk. 26 hari.
Tips Menjalani Puasa saat Hamil dan Menyusui
Sebelum yakin akan menjalani puasa. Aku memutuskan untuk mencari informasi sebanyak mungkin bahkan tanya-tanya juga sama temanku yang dokter dan sekaligus pernah melewati momen hamil sambil menyusui dan tetap menjalankan ibadah puasa.
Tipsnya memang nggak jauh-jauh dari proporsi makan yang perlu dioptimalkan. Apalagi kebutuhan makanannya tidak hanya untuk sang ibu tapi bahkan untuk si bayi dan si cabang bayi yang ada dalam perut.
Jadi tips untuk menjalani puasa bagi ibu hamil/menyusui itu kalau bisa tetap makan 3x sehari. Saat sahur, buka puasa dan sebelum tidur usahakan makan lagi. Pokoknya asupan makanannya seperti saat tidak puasa saja.
Kalau di Indonesia mungkin gampang ya karena magrib pun sekitar setengah 6 gitu. Jadi bisalah makan ronde kedua sekitar jam 9-10an. Lah di sini udah keburu ngantuk. Malas makan pula aku tuh kalau habis maghrib tuh.
Saat masih di waktu winter aku masih mengupayakan untuk makan tiga kali karena magrib pun masih cukup sore. Eh masuk waktu summer sudahlah aku angkat tangan. Aku tidak kuat puasa karena kondisi tubuhku sendiri sangat lemah lunglai. Aku khawatir pada kondisiku dan bayiku. Oleh karena dua hal ini makanya nanti aku wajib qodho.
Kenapa nggak fidyah aja yang memudahkan? Karena alasanku tidak puasa adalah khawatir ibu dan bayinya. Coba dicek lagi tabel qodho puasanya yuk!
Perjalanan menyusui sambil hamil itu nggak mudah memang. Namun ternyata ada kenikmatan sendiri dalam menjalaninya. Saya jadi lebih banyak istirahat dan ngeloni yang lebih lama insyaAllah membuat bonding dengan anak lebih kuat. Amiin.