Menjaga kewarasan bagi seorang Ibu adalah keharusan. Tugas ibu untuk mengurus anak, pasangan, rumah dan bahkan pekerjaan seringkali membuat kondisi emosioanl ibu mudah tergoncang. Kondisi rumah tangga bisa kacau balau kala Ibu sedang berada dalam keadaan stres berat. Rumah tak terurus, anak-anak dan pasangan pun jadi sasaran emosi.
Menjadi Ibu kadang menuntut kita untuk cekatan dalam menghadapi situasi. Namun, tak jarang kendali hilang karena merasa berat sendiri. Perlu melakukan banyak hal yang tak berkesudahan, sementara diri tentu saja perlu waktu untuk beristirahat.
i’ve been there. Dan kayaknya semua ibu hampir pasti merasakan hal yang sama ya. Yuk berpelukan dulu kita.
Saya yakin ada banyak ibu yang merasa butuh sekali untuk melakukan me time. Me time, waktu yang benar-benar sendiri untuk melakukan sesuatu yang membuat kita happy. Tapi apalah daya, kadang keadaan membuat kita tidak bisa melepaskan diri dari buntut alias anak-anak.
Kadang iri gitu ya, melihat bapak-bapak yang dengan ringannya keluar rumah untuk sekadar ngopi dan ketemu dengan teman-temannya. Sementara ibu-ibu, bahkan dalam mengerjakan me time-nya saja tidak bisa sendirian.Â
Keep calm. Kamu nggak sendirian.
6 Cara Ibu Menjaga Kewarasan
Menjadi Ibu selama hampir 5 tahun buat saya adalah hal yang cukup berat dan menantang. Di antara kegalauan menjadi stay at home mom dan working mom, metode pengasuhan anak, dan bahkan isi feed media sosial ternyata menjadi hal yang cukup mengusik namun banyak dibicarakan orang. Hal tersebut bisa sangat mengusik kewarasan kita sebagai ibu tentunya, kan?
So, bagaimana cara ibu tetap waras menghadapi keadaan tersebut?
1. Komunikasi dengan pasangan
First in first, karena kita sudah mengikrarkan diri dalam naungan pernikahan, yang berarti kita punya partner. Jadi ya sebenarnya kita tidak sendirian kok.Â
Komunikasi dengan pasangan menjadi penting, penting banget. Bahkan ada beberapa saran yang meminta kita untuk membuat komitmen komunikasi dengan pasangan sedari sebelum menikah.Â
Kondisi demikian penting karena apalagi yang bisa menyambung dua insan kalau bukan lewat ngobrol. Ada dua cangkir teh pun kalau semua sibuk dengan gawainya masing-masing, tetap tidak akan menemukan jalan keluar.
Kita perlu sekali memahami cara berkomunikasi dengan pasangan. Seperti Ibu Aisah Dahlan bilang gaya komunikasi masing-masing orang itu berbeda-beda. Gaya komunikasi sendiri ada 4, yaitu kinestetik, auditory, visual dan digital.

Setelah mengetahui cara komunikasi pasangan, selanjutnya kita bisa membicarakan tentangan kondisi yang kita rasakan. Kita bisa mengajak pasangan untuk bekerja sama dalam menghadapi masalah yang kita hadapi. Ceritakan apa yang kita rasakan, kita inginkan, kepada pasangan dengan detail. Kita merasakan sendiri bisa jadi karena kita memendam sendiri.
2. Kompromi dan ekspektasi
Memang dalam menghadapi kenyataan, lika liku rumah tangga tak bisa hanya mengandalkan kehendak seseorang. Adanya dua orang yang membangun rumah tangga berarti ada juga kompromi dari dua pendirian. Tidak bisa memilih salah satu atau keduanya, cari solusi atau jalan tengah yang bisa atau setidaknya lumayan mampu mewakili kehendak kedua belah pihak.
Kompromi ini menuntut kita untuk menurunkan ego serta ekspektasi yang sudah kita ciptakan. Faktanya memang akan ada banyak hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Hal itu juga yang memacu kita mudah stres.
Bisa jadi kita merasa berat menghadapi suatu hal karena kita tertutup terhadap pendapat atau keadaan sekitarnya, ingin segala hal sesuai ekspektasi dan merasa tidak diapresiasi. Perlahan hilangkan keakuan kita, dan mencoba melihat lebih luas, bahwa akan tetap ada bahagia dengan kompromi pada keadaan.
3. Tetap tekuni hobi
Sungguh, sekali-kali jangan sampai kita hilang kedirian kita karena suatu hal seperti menikah contohnya.
Kedirian yang membawa kita pada perasaan this is the real me akan membuat kita selalu menemukan jalan kembali untuk menghadapi perjalanan kehidupan. Hal-hal yang kita sukai, hobi yang kita gemari, dan kesenangan lainnya selama baik dan positif akan memberi efek baik juga pada aspek kehidupan kita lainnya.
Dalam obrolan Dr Aru Sudoyo, seorang pakar kanker, di podcast Coming Home with Leila, saya mengutip omongan Dr Aru yang bilang bahwa hobi adalah bagian penting pada manusia untuk membuat dia sehat dan bahagia.
Baca juga : Menyanyi untuk mencintai diri
Jika sedang burn out karena masalah pekerjaan, rumah, maupun hubungan, mencoba melirik hobi yang kita sukai adalah pilihan tepat. Semoga dengan demikian hati pun menjadi senang dan siap kembali menghadapi lika-liku kehidupan di depan mata.
4. Sugesti Positif
Tampilan di media sosial kerap kali membuat kita insecure dan bahkan stres. Merutuki keadaan diri, merasa rendah, tidak setara, dan tidak memiliki apa-apa.
Jika demikian yang terjadi, tutup media sosialnya, dan perbanyak berkaca pada diri sendiri. Kita mulai berdamai dengan keadaan.
Kita merasa berada di titik bawah bisa jadi karena kita tidak melihat sisi lain dari diri kita yang bernilai. Atau justru kita memang tidak mengembangkan apa yang kita kuasai dengan sebaik mungkin. Jika jawabannya memang iya, maka kita perlu menemukan hal lain untuk meningkat pribadi kita. Namun jika kita sudah berusaha, sudah saatnya kita berdamai dan bersyukur dengan keadaan yang sekarang.
Alih-alih scrolling, saya biasanya akan mensugesti diri dengan motivasi positif. Bukankah yang tahu kondisi diri itu kita? kenapa tidak motivasi diri sendiri saja.Â
‘Hei kamu, terimakasih sudah bertumbuh dengan baik selama ini. Bantu aku untuk tetap memperbaiki dan meningkatkan kualitas diriku ya’.
5. Perempuan itu memang bisa multitasking
Ada perempuan yang bekerja sambil membawa anaknya, memasak sambil mendampingi anaknya bermain, atau bahkan membawa anaknya rapat itu menunjukkan bahwa kita sebagai perempuan memang mampu untuk melakukan hal itu.
Meski kadang-kadang ingin me time, namun karena keadaan jadi mau tak mau kita memang harus terbiasa untuk menjalani banyak hal bersama anak. Sisi positifnya, selain meningkatkan bonding anak dan ibu, juga membuat kita sadar bahwa nyatanya kita bisa kok melakukan suatu hal sambil ditemani anak.
Perasaan demikian setidaknya bisa mengurangi emosi kita terhadap pasangan. Mencoba menerima keadaan, menjalaninya lebih legowo dan let it flow saja kadang cukup meringankan beban dalam pikiran kita. Meski, tentu saja sesekali, kita juga perlu berkompromi untuk meminta waktu sendiri lho.
6. Tetap bersosialisasi
Pernikahan bukan jalan untuk membatasi ruang gerak kita. Justru sebaliknya, lingkup pergaulan kita diharapkan akan lebih luas dan lebih beragam.
Dengan berkembangkan teknologi, kini ada banyak sekali ruang-ruang diskusi bagi orang tua untuk belajar tentang pengasuhan. Selain itu juga tentunya menjadi ruang untuk menunjukkan eksistensi dan kredibiltas kita.
Kegiatan-kegiatan di luar rumah dan bertemua dengan orang di luar orang-orang rumah menjadi salah satu sarana untuk membuat kita keluar sejenak mengisi tangki cinta, memupuk rasa, serta menjaga kewarasan sebagai makhluk sosial.
7.Menjaga Kesehatan
Mengurusi urusan rumah tangga dan segala tetek bengeknya jangan sampai membuat kita untuk merawat diri dan menjaga kesehatan diri, baik kesehatan mental, spiritual, maupun fisik.
Paham bahwa urusan rumah itu memang tidak ada selesainya. Tidak apa jika rumah kadang berantakan. Sesekali beli makan juga tak mengapa daripada masak malah yang ada bad mood. Jika dipikirkan dalam-dalam, tanpa sadar kita akan stres berat.
Baca juga : Merawat kulit sembari merawat bumi
Menjaga kondisi kesehatan tetap fit adalah pertimbangan utama yang perlu dipikirkan kala diri sudah dilanda stres berat. Belajar lebih menerima keadaan, menurunkan ekspektasi, tetap menekuni hobi dan tetap sadar untuk mengatur pola makan adalah cara-cara agar kita tetap sehat. Dengan sehatnya diri kita, diharapkan kita akan lebih kuat untuk menghadapi permasalahan hidup.
8. Ibadah
Waktu untuk kita bisa menikmati me time dengan khusyuk adalah saat ibadah. Selain sebagai ritual untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, ibadah juga bisa menjadi momen untuk melepas penat dari segala perasaan yang dirasakan sebagai seorang Ibu.
Kita leluasa untuk curhat, menangis, berharap, serta meminta banyak hal kepada sang Pencipta.
Demikian beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga kewarasan sebagai seorang ibu. Tentu masih ada banyak cara yang bisa kita lakukan agar tetap waras menghadapi perjalanan hidup ini. Nah, kalau kamu biasanya melakukan apa nih untuk menjaga kewarasan diri?
Menyugesti hal-hal positif dan tetap beribadah adalah sebua koentji utama uwuhu
Aku setuju banget. sebagai ibu yang memang harus multitasking kita harus bisa menjaga kewarasan diri kita. kalau aku dengan melakukan apa yang aku suka juga. hobi aku membuat aku bahagia.
Aku setuju banget. sebagai ibu yang memang harus multitasking kita harus bisa menjaga kewarasan diri kita. kalau aku dengan melakukan apa yang aku suka juga. hobi aku membuat aku bahagia. membuat aku berasa hidup kembali sebagai diri aku.
Bener bnget kak ghin. Hobi lah satu2nya me timekuu. Kalau ngga ngejalanin hobi seharian rasanya uring2an. Jadi biar tetep waras harus ngerjain hobi setidaknya satu kali setiap hari
Setuju banget mom, hati, pikiran dan ibadah yg khusuk komponen yang saling membutuhkan. Pastinya pasangan juga membantu dalam menjaga kewarasan ya mom hehehe
Benerrr semuuaaaa.
Komunikasi produktif dengan pasangan adalah kunci utama. Karena kan kita hidup bersama dengan seseorang yang beda isi kepala, jadi semua harus dikomunikasikan. Bisa menurunkan standar juga penting, tetep berkomunitas apalagi. Pusing juga kalo ngga ketemu orang lain buat tukar pikiran. Menjalankan hobby dan passion juga penting banget. Biar ga stres tentunyan. Terakhirrrr.. Jalan-jalan hehehe
Aku sempet stres karna ada problem dari keluargaku juga, jadi pengaruh ke keluarga kecil ku
Sampai akhirnya aku kena sakit yang ke dokter pun 3x gak sembuh, bener2 ikhtiar dan minum asupan protein tinggi, alhamdulillah selesai
Terus sekarang aku inget kalau aku doyan curhat di tulisan, yaudah nulis di blog kali asik karna emang bener2 butuh me time atau teman ngobrol
Betul banget nih tulisanya, aangat berguna untuk emak2 yang sibuk dengan urusan domestik.
setuju banget dengan semua tipsnya mba Ghina, untuk tetap waras kita memang harus melakukan hal-hal di atas. selain melakukan aktifitas positif, support system seperti pasangan, teman, keluarga sangat penting untuk tetap berada dalam kewarasan
Semua yang dibeberkan setuju banget Kak. Walau belum ada anak tapi ada dua mertua yang sakit semua nggak bisa jalan tiap malam begadang. Kudu jaga stamina biar bahagia dan beribadah ini yang bikin menguatkan untuk terus menjalani. Semangat kita
Setuju. Sebagai ibu yang kerap dihadapkan pada banyak hal dan perannya, memang harus bisa pandai2 jaga kewarasan. Kalau aku biasanya traveling atau berkunjung ke tempat2 di sekitar tempat tinggal, mbak.
Jujur salah satu tips yang termasuk jarang dilakukan adalah komunikasi dengan pasangan. Waktu dan kesibukan masing2 tiap ketemu hanya tidur .
perempuan memang multitasking tapi jangan lupa kalau lelah ya istirahat aja 🙂
Setujuu mba.
Dengan full aktifitas yang ini itu, belum lagi ngurus anak dan rumah dan yang lain-lain, seorang ibu memang harus tetap waras yaa, biar nggak sters sendiri karena aktifitasnya yang tiada henti
Mungkin karena itu akhirnya aku sering ngajak mamaku ngobrol, beli jajan, jalan2 berdua. Karena aku tahu, jadi Ibu yang melakukan kegiatan rutin setiap harinya itu pasti membosankan. Semangat buat semua perempuan di luar sana yang sudah jadi Ibu, kalian hebat!
aku juga suka banget ngajak ibuku ngobrol, bahkan hal2 yang kekinian pun kuceritakan. meski ibuku bilang nggak paham, tapi senang karena beliau mencoba memahami dan menemukan topik obrolan baru..
Sepakat. Wanita rumah tangga perlu banget ini. Mental wanita benar-benar akan diuji saat menjadi ibu rumah tangga.
I’ve then there juga mbak ghina. alhamdulillah, kalau sudah ngerasa penat memang paling ampuh itu dikomunikasikan ke suami dan menekuni hobi serta baca buku atau paling enak juga jalan2 ke minimarket duh alhamdulilah banget.
iya mbak, jalan jalan ke minimarket sendirian aja udah senang yaa..
Tipsnya mantul Sekali kak untuk aku yang sebentar lagi akan menikah di bulan Syawal dan be mother tentunya.
selamat ya mba ovie…semoga dimudahkan menuju jenjang berikutnya. sebentar lagi nih berarti yaa.
setuju, seorang Ibu memang tetap harus waras, karena dialah kunci, kalau Ibu stress semua ambyar, makanya perlu komunikasi pada pasangan juga ya tentang segala sesuatu dalam rumah tangga.. nah yang poin ekspektasi itu juga penting tuh karena kalau ekspektasi ketinggian sementara realita berbeda bisa jadi stress juga daan paling penting lakukan hobi dan jaga kesehatan juga doong, kalau Ibu sakit siapa itu sesuatu, hiks
Tips ku menjaga kewarasan hampir sama mba bedanya aku + nonton korea hihihi semangat para ibu
Aku juga kadang nonton kok mbak. cuma nggak kuat kalau marathon mulu, bisa terbengkalai kerjaan rumah.. jadi paling sebulan satu judul aja.
Ibu adalah kunci kebahagiaan rumah tangga yaa, Mba. Bila ibu bahagia, insyaallah dia bisa membagi kebahagiaan itu untuk semua anggota rumah tangga
🙂 terima kasiihh…semoga waras selalu yaa emak-emak semua
Setuju banget deh mba dengan tuulisannya ini… Semoga dengan adanya tulisan ini menjadi banyak ibu yang lebih bisa menjaga dirinya sendiri dan tetap waras..
Setujuuu.
Sama berpikiran hal2 yang positif juga kali yaaa, heheh plus nonton drakor sama drachin juga hahahhaa
Nomor 1 yesss banget. Saya sama suami tipe yang suka ngobrol pas anak lagi tidur, kayak quality time aja gitu buat kita berdua. Trus, nilai plusnya saya jadi lebih waras setelah itu karena merasa unek2 apapun bisa ditumpahkan ke suami hahahah
Aku tuh klo lagi marah bisa ngomoooong aja terus ama pak su. Untungnya orangnya diem paling cuma disenyumin doang. Tp efektif sih bikin aku gak stress lagi. Klo nggak, aku pilih tidur aja ampe sebelnya ilang. Haha
Salut banget sama ibu-ibu hebat di dunia ini. Asli perempuan itu memang multi taskingnya hebat banget, tapi setuju me time dan fokus dengan satu hal sewaktu-waktu sangat diperlukan.
Bener, banget kalau emak-emak harus tetap waras.
Apalagi setelah punya anak, kalau nggak pinter-pinter mengondisikan diri, jadinya stres mulu 😀
Setuju nih. Ikhlas dan sadar betul menjalani peran kita jd ibu jg bikin kita tetap waras 😉
Setuju banget inih!
Tapi yang 1 dan 6, kayaknya saya sulit 😀
tenang aja, masih ada banyak poin lainnya ya, hahaha.
Kalau saya paling bikin waras itu menulis, tapi sekarang lebih ke tidur, wakakakaka.
Pokoknya tidur cukup, perut terisi, punya waktu menulis, kayaknya udah senang banget.
Meski hidup berat, tapi jadi kayak ada penyeimbangnya.
Semangat untuk kita para ibu 🙂